NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reaksi Cintia

"eng... Maksud lo apa?"

Tanya Maria gugup.

"kok gugup gitu Marr, berarti bener ya kalian berdua pacaran?"

"eh.. Lucky apaan sih?!" Kini Maria menghentakan kakinya. Khas dia kalau lagi kesal.

"tuh kan benerr... Apa gue bilang.."

"sejak kapan?" kini Lucky kembali bertanya serius.

"eh gue ga jawab iya ya!! Ga usah menyimpulkan sendiri!"

"alah udah dehh orang kak Mon sendiri kok yang bilang ke gue"

"kak Mon?" Maria membeo kaget.

"ga ga mungkin kak Mon bilang gitu. Lo salah denger kali!"

"aishh udah ketahuan juga masih ngeles aja!"

"ngeles apa?" sebuah suara mengagetkan Mereka berdua.

"nah pemeran utamanya datang, kak kemarin pas di klinik lo sendiri kan yang bilang kalo Maria pacar lo?" Lucky menuntut penjelasan.

Maria menatap Simon dengan tatapan bertanya.

"eh engg.. Itu kita bahas nanti oke. Sekarang ayo kita kerjakan soal latihan dulu" Simon merangkul Lucky dan langsung membawanya ke meja mereka.

Jadi, masing masing bidang diberikan 1 meja untuk digunakan bersama saat proses latihan ini. Dan karena Lucky dan Simon sama-sama di bidang Informatika maka mereka mempunyai meja yang sama pula.

"ini kayaknya harus di kaliin ini deh.. Eh tapi bentar.." Simon mulai serius mengerjakan soal soal itu.

Sementara Maria juga kembali sibuk dengan beberapa pertanyaan dari bidang kimia dan juga fisika.

"guys, mau pesen minuman apa? Isi link yang udah gue kirim ya!" Kini Tiara yang berucap.

"samain aja deh Ti.. Lagi pusing gini malah suruh pesen minuman." ucap Clara.

"Mar, ini gimana sih kok hasinya jadi segini?" lagi, Clara membawa jawabannya kepada Maria.

Maria menghela nafas

dan begitulah seterusnya persiapan mereka menuju ajang Olimpiade paling bergengsi di kalangan pelajar SMA.

Sampai jam pelajaran usai sekitar pukul 16.00 WIB, mereka baru keluar dari kelas dengan penampilan yang sudah acak acakan.

Maria merapikan semua bukunya dan menyimpannya di dalam loker kelas. besok ia harus rapat dengan dewan guru sehingga kemungkinan tidak akan masuk kelas.

"yuk.. " Simon menghampirinya seraya membawakan buku Kimia yang akhir akhir ini sedang dipelajari Maria.

"bentar kak, aku masih ada..."

"nah kann pulang bareng.. Berarti beneran pacaran dong ya kalian??!!" Lucky tiba tiba datang.

Maria menatap Lucky kesal.

"Ukyy apa sih? "

"kalo kita pacaran kenapa?"

kini Simon menatap Lucky menantang.

Lucky nyengir,

"ya gapapa sih, cocok cocok aja. Gue cuma pengen godain Maria doang"

"hihhh Lucky!!! Awas ya lo!!"

"hahahhaa kabuurrr!!"

Lucky tertawa lalu pergi dari kelas itu.

Namun pertanyaan yang sama juga dilontarkan oleh Cintia. Dari tadi dia memang memperhatikan Mereka bertiga.

"jadi bener, pacar yang waktu kelas X lo bilang itu Maria?" kini Cintia bertanya.

sekarang giliran Simon yang gelalapan.

"eh engg .. Iya " Simon mengaku juga akhirnya,

Sedangkan Maria hanya menunduk salting tidak tahu harus berkata apa.

"terus kenapa ditutupi?" Cintia kembali bertanya.

"lo ganteng dan populer, Maria juga sama Cantik dan populer. Kenapa harus ditutupi? Lo bahkan ngebiarin aja mereka ngeship in kita berdua.." imbuhnya menggebu-gebu. Cintia kesal, tidak lebih tepatnya dia patah hati. Walaupun selama ini dia berusaha menerima ketika mengetahui bahwa Simon mempunyai pacar. Tapi mengetahui bahwa Pacarnya adalah Maria, Entah mengapa Cintia merasa kalah telak.

Maria cantik, pintar dan berprestasi. Kepopulerannya bahkan lebih dari dia ketika dulu kelas X. ditambah dia juga kelas akselerasi. Tidak ada yang bisa Cintia banggakan jika dibandingkan dengan Maria.

Saking sesaknya ia bahkan tak kuasa menahan air matanya.

"eh. . Cin.." Simon bingung ketika Cintia mengeluarkan airmatanya ia melirik Maria yang menggembungkan Pipinya.

"gu.. Gue pergi dulu " Cintia membawa tasnya dan keluar kelas.

"yaudah yukk.." Simon membiarka Maria jalan di depannya.

Sedangkan Maria merasa tidak enak dengan Cintia. Biar bagaimanapun mereka satu tim. ia takut kejadian ini akan mempengaruhi performa mereka.

"Kenapa tuh Cintia?" Raffi bertanya sambil menenteng tasnya di punggung.

"gapapa yukk hari ini gue ada les jam 6. jadi harus buru buru. Mar, gapapa kan kalo ga mampir dulu?" Simon menjelaskan.

Maria hanya mengangguk. Ia sedang fokus pada ipad Simon.

"kak ipad ku?" kini dia bertanya lagi.

"mau dipake ya?"

"kaka kan tau ipad kaka ga bisa dipake desain" Maria mencebik kesal

"ah iya, kalau gitu install aja, nanti aku bayar paketnya"

Mata Maria berbinar

"beneran kak? 13jt lohh"

Simon mengerutkan dahinya

"bukannya cuma 10jt ya?"

"hehehe aku pengen paket gold kak biar fiturnya makin lengkap"

"owh yaudah.. kirim aja nomor VA nya nanti aku bayar"

"yess!! Thank you kak Mon"

"awass jagan peluk peluk!!" Raffi bersuara.

"ihhh siapa juga yang mau meluk!"

...***************...

"jangan terllau royal gitu lah Mon.. Lo kira duit 13 juta itu dikit apa?" Raffi menegur Simon.

"gapapa Raff itu buat desain dia kok, lagian kan desainnya kepake buat bisnis gue" jelas Simon.

" bisnis kelas Monnn " Raffi memperingati.

" Gue ada rencana ngembangin buat Bisnis pribadi sih.. Tapi nanti, tabungan gue belum cukup. "

" yakin lo? "

"yups, tinggal nunggu konsepnya rampung aja. Tai gue musti nanya ke om Iyan sih apa udah oke atau belum konsep gue "

"terus anak anak kelas?"

"mereka jadi karyawan gue, tapi lo tenang aja. Ini masih lama kok. Mungkin akhir kelas 12. nunggu tabungan gue kumpul juga"

Raffi hanya mengangguk kini ia tau jalan pikiran Simon

Simon ada benarnya juga. Karena jika tidak diakusisi bisa saja bisnisnya berakhir ketika mereka lulus sekolah.

"oh iya gue lupa bilang, tadi Lea ngabarin kalo mesin fotokopi kelas rusak, butuh service. Sedangkan lo dan Cintia ga bisa di ganggu"

"ah iya.. Kalo gitu besok lo servis dulu, terus minta Lea buat jual aja mesinnya. . "

"loh? Kok di jual?"

"iya, kita jual aja. Mending kita sewa aja.."

"tapi Mon.."

"udah lakuin aja. ."

Raffi terpaksa mengangguk.

...****************...

"Maria Berangkat ya pa.. Assalamualaikum.."

Maria mencium tangan ayahnya.

"waalaikumsalam.. Hati hati!"

Dengan riang Maria memasuki kelasnya.

"guys!! Hari ini gue ada meeting sama dewan guru. Doakan ya semoga dana les kita bisa cair biar kita bisa datengin guru dari luar buat ngajarin kita"

"kako ga cair?" kini Sandy bertanya.

"kita turunin target" balas Maria singkat.

"tapi bukan berarti kita nyerah ya, yag penting kita usaha duku maksimal, hasil biar allah yang tentuin.. Yuk ke mushola, pembiasaan mau di mulai"

"Marr, " Sandy menyela.

"ya? soal guru les itu.. Apa ga bisa di usahakan? minta dana ke OSIS mungkin?"

"hmm bisa aja sand. Tapi kalo pake dana dari osis paling cuma 2-3x pertemuan. Dan gue pengennya itu nanti pas akhir akhir kita pemantapan. Biar kita tau apa yang masih kurang dan apa yang sudah cukup" jelas Maria.

"gue terbatas banget disni jujur aja.. guru mata pelajaran pun ga bisa ditanyai.. "

"iya gue tau... Lo tenang aja, gue juga belajar kok jadi kita bisa diksusi bersama untuk sementara ini.."

"gue denger kak Mon dapet guru les ya? Makanya progress dia paling bagus diantara kita"

"iya, dia biaya sendiri.. Lo tau kan se tajir apa dia?"

"lo sendiri? Ga ambil guru les?"

Maria menggeleng.

"gue fokus ke kalian taun ini. Baru taun depan gue fokus ke diri gue, lagian kimia harus lbih extra belajar nya. . "

"tuh kan, lo aja yang udh pinter gitu apalagi gue.."

"jangan gitu.. Nanti kita cari solusi bersama ya.."

Maria berjalan mendahului Sandy karena melihat Simon sudah datang dan hendak ke mushola.

"Mar!!"

Maria menoleh.

"iya kak?"

"bisa ikut gue sebentar?" Cintia menarik tangan Maria.

Tibalah mereka di toilet siswa perempuan.

Brakkk..

Cintia mendorong Maria Kedinding.

"kak?" Maria kaget

"lo!!! selama ini gue udha sabar ya kiat seluruh sekolah muja muju lo! Tapi kenapa sama Simon juga?! Kenapa ?!!!" Cintia mencnegkram pundak Maria sambil menghentakkan nya.

Maria mengheka nafas mencoba tenang. Biar bagaimanapun Dia masih butuh Cintia di tim nya.

1
Muslimah 123
👍👍👍👍👍
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!