NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:279
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obrolan para Ayah

Brian tertawa kecil membaca pesan dari Simon.

Semenjak Maria masuk SMA, memang Simon kerap kali mengirimkan pesan kecemburuannya pada Brian. Rony yang melihat hal itu memicingkan matanya curiga.

"kenapa kau?" tanya Rony.

Saat ini mereka berdua sedang meeting untuk kerja sama antar perusahaan.

"anak mu! Dia cemburu lihat ada yang godain Maria di sekolah" Brian menjawab sambil menyimpan Handphone nya.

"ah iya mereka, sudah lama kita tidak membicarakan mereka. Bagaimana proses nya?"

"progres apa? Hahaha memangnya kau pikir ini bisnis?"

Ron tertawa kecil.

"tentu saja progres anakku. Apakah dia sudah mulai dewasa?"

Brian meneguk minuman yang ada didepannya.

"kau ayahnya, harusnya kau lebih tau " balas Brian

"aku sudah mendatangkan ustadz untuk selalu menceramahi dia agar tidak terbawa hawa nafsu dan hormon pubertas yang sedang melonjak. Aku juga sering menasehatinya. Apakah hasilnya sesuai?"

"oh itu, yahh berdasarkan mata mata yang ku kerahkan sejauh ini tidak ada yang melewati batas. Hanya saja..."

"apa?" Ron menyeruput teh nya.

"kita tidak tau nanti.. Mengingat kali ini anak ku yang sepertinya agresif" Brian termenung. Sungguh ia melupakan kenyataan bahwa Maria juga seharusnya dibina agar tidak terlalu menunjukkan perasaannya.

"hahahaha.. Senjata makan tuan eh?" ledek Ron yang membuat Brian menatapnya kesal.

"dulu sewaktu aku mengatakan anak ku sungguh sungguh menyukai anakmu, kau sungguh ketakutan. Sekarang kejadiannya berbalik eh?" Ron kembali meledek.

Ia sangat ingat kemarahan Brian ketika Pertama kali mengetahui anak anaknya berpacaran.

"Ron!! Apa apa an anakmu berani beraninya memacari anaku?!" Brian berteriak di telpon malam itu.

"hahaha benarkah? Bagus berarti anakku Normal." balasnya santai.

"kau?! Tidak tidak bagaimana ini.." Brian berseru panik.

"sudah tenang saja, kita cari solusi bersama. Lagipula kau kenal aku dan istriku, apakah selama ini kami orang yang jahat?"

"hufthh baiklah baiklah.. Hubungi psikolog kita perlu membicarakan ini dengan psikolog remaja agar kita tidak salah langkah" Brian akhirnya tenang.

Begitulah awalnya orang tua mereka berdiskusi dan memberikan restu kepada mereka. Walaupun terkadang Ron merasa Brian terlalu berlebihan terhadap putrinya.

"kau tidak merasakan bagaimana rasanya punya anak perempuan satu-satunya dan sekarang malah didekati oleh laki laki lain" jelas Brian dna Ron hanya mengangguk saja.

"apa kita perlu psikolog lagi? Sepertinya kau butuh konsultasi lagi karena kecemasan mu" kini Ron mengusulkan.

"yaa sepertinya begitu. Aku akan minta asisten ku untuk menjadwalkannya. Kapan kau dan istrimu free?"

"nanti ku hubungi lagi" jawab Ron pelan.

Tak lama kemudian handphone Ron berbunyi.

Simon's Calling

"ya son, ada apa?"

"Assalamu'alaikum dulu Ron" tegur Brian.

"eh iya Assalamualaikum Son, ada apa?"

".........."

"apa? Berkelahi? Bagus, siapa yang menang?"

"..........."

"hahaha iya untuk apa papa Marah, justru papa bangga"

"......."

"baiklah, besok papa kesekolah mu.. Ada Om Iyan disini. Mau bicara?"

"........"

"baiklah, sepertinya kamu lebih senang pulang ke rumah om Brian daripada rumah kita"

Brian yang samar samar mendengar percakapan anatara ayah dan anak itu tiba tiba menegang.

Simon berkelahi? Kenapa? Bagaimana bisa? Apa dia baik baik saja?

"santai santai.. Tidak usah tegang begitu Bro!" Ron meletakkan Handphone nya.

"kau ini!! Bagaimana kau bisa setenang itu mendengar anakmu berkelahi? Bagaimana kalau terjadi apa apa padanya?" Brian berujar kesal.

"hahaha.. Cukup kau saja yang panik aku tidak.." Ron tertawa kecil.

"sebenarnya yang ayahnya itu kau atau aku? Bagaimana bisa kau tidak mengkhawatirkan anakmu sama sekali?" Brian masih kekeuh.

"aku juga khawatir, tapi aku percaya anakku. Dia bukan type anak yang mudah terpancing emosi. Jika sudah sampai berkelahi itu artinya sudah sangat keterlaluan bukan?"

Brian akhirnya tenang.

"walaupun dia lebih banyak bercerita padamu dibandingkan kepadaku, namun aku mengenal anakku lebih dari mu Yan.. Biar bagaimanapun darah lebih kental dari pada air"

"ya aku tau, maaf aku khawatir berlebihan, aku hanya takut terjadi apa apa padanya"

"aku mengerti, kau memang selalu seperti ini.. Haha.. Nanti Simon ke rumah mu. marahi saja. wakilkan aku" Ron tertawa lalu melihat jam ditangannya.

"waktuku sudah habis. aku masih ada meeting di kantor habis ini"

1
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!