NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Azura berlalu pergi menuju ruangan dimana Jodi berada, dia langsung menghampiri Jodi yang kini tengah berusaha bangkit untuk pergi ke toilet.

Azura langsung membantu Jodi membawakan botol infus sambil membantu Jodi berjalan meskipun tidak lama posisi itu diambil alih oleh Nathan yang melihat istrinya itu merangkul pinggang Jodi.

Ada rasa cemburu saat ini di hati Nathan entah karena status istri atau karena dia mulai memiliki rasa terhadap wanita cantik itu selain rasa iba dan ingin melindungi nya.

"Sayang kamu tidak usah ikut tunggu saja di luar."ucap Nathan.

"Aku bisa sendiri tuan, istri mu itu memang sangat berlebihan."ucap Jodi.

"Karena dia terlalu baik."ucap Nathan.

"Ya sejak dulu dia memang selalu peduli pada orang di sekitarnya."ucap Jodi yang kemudian berdiri di depan kloset pria untuk buang air kecil.

Sementara Nathan menunggu di balik pintu, sampai Jodi keluar dengan botol infus ditangannya.

"Biar aku bantu, aku tidak ingin istriku marah karena kau menolak bantuan ku."ucap Nathan.

"Apa anda mencintai dia."ucap Jodi.

"Tentu saja jika tidak kenapa aku mau menikah dengan nya."ucap Nathan tanpa ragu.

Azura pun menyambut keduanya dan bergegas menggantungkan kembali botol infus itu.

"Pulanglah kamu tidak akan bisa beristirahat disini."ucap Jodi.

"Sebentar lagi kamu pindah ruangan."ucap Nathan.

"Tidak dia akan disini bersama ku pulanglah kamu punya banyak kesibukan."ucap Azura.

"Sayang tempat ini tidak akan nyaman untuk Jodi dan kamu juga tidak akan bisa beristirahat."ucap Nathan.

Azura pun langsung duduk di kursi yang ada di samping ranjang tersebut.

"Aku disini untuk menjaganya bukan untuk istirahat kamu pergilah."ucap Azura yang kini terlihat kecewa.

"Aku sudah putuskan untuk memindahkan Jodi ke ruang VVIP."ucap Nathan tegas.

"Aku sudah membayar biaya untuk perawatan Jodi jadi kamu tidak perlu repot-repot tuan biarkan kami disini."ucap Azura yang tetap ngotot karena sudah tidak ingin lagi merepotkan pria itu.

"Sayang aku ini suamimu."ucap Nathan.

"Ya aku tau, tapi"

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun lagi sekarang ikut aku."ucap Nathan yang kini menggenggam tangan Azura.

Azura yang tidak ingin Jodi kepikiran tentang itu pun akhirnya bangkit dan berjalan mengikuti langkah Nathan yang menuntun nya keluar.

"Sayang simpan ini gunakan untuk kebutuhan mu apapun itu, ini adalah nafkah dariku dan ini, jangan pernah dikembalikan lagi."ucap Nathan yang memberikan black card miliknya dan juga kartu yang pernah ia berikan waktu itu.

"Tidak tuan aku tidak ingin menggunakan uang yang jelas-jelas bukan hak ku, lagipula pernikahan kita hanya status, jadi jangan membuat ku semakin merasa bersalah karena telah merebut hak istri mu itu."ucap Azura yang menolak untuk menerima semua itu.

"Sayang kenapa kamu tidak pernah percaya bahwa aku serius dengan pernikahan ini, pernikahan ini resmi meskipun aku melakukan semuanya secara sepihak aku sengaja mengambil tindakan ini karena jika menunggu persetujuan mu, aku tidak akan pernah mendapatkan nya."ucap Nathan.

Azura langsung terdiam di tempatnya, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena melihat kesungguhan Nathan saat ini.

"Aku tidak bisa dimadu tuan dan aku juga tidak ingin menjadi bayang-bayang diantara kalian jadi kita sebaiknya akhiri semua ini."ucap Azura.

"Aku tidak mau sayang, kamu akan tetap menjadi istri ku sampai kapan pun suka ataupun tidak."ucap Nathan.

"Tapi bisakah kau memberitahu keluarga mu termasuk keluarga istrimu bahwa aku juga bagian darimu."ucap Azura yang kini mencari alasan.

"Semua sudah kulakukan termasuk mengembalikan perusahan keluarga yang diwariskan padaku karena hal itu, jadi apa pengorbanan ku masih tetap tidak bisa meyakinkan mu."ucap Nathan.

"Itulah yang tidak aku ingin tuan, aku janji tidak akan pernah kembali lagi ke dunia malam, tapi aku mohon akhiri pernikahan ini agar kamu tidak mengalami kerugian, karena setelah aku lulus kuliah nanti aku akan pergi ke luar negeri."ucap Azura.

"Aku menikah dengan mu bukan karena aku bukan karena belas kasihan, aku menikahi wanita yang memang aku ingin nikahi dan menjadi teman hidupku untuk selamanya karena kamu adalah yang terbaik bagiku."ucap Nathan.

"Tolong pertemukan aku dengan nya jika memang kamu benar-benar serius dengan pernikahan kita."ucap Azura.

"Tunggu sampai aku resmi menikah dengan nya."ucap Nathan.

"Sudah ku duga bahwa kamu tidak akan berani melakukan hal itu."ucap Azura.

"Sayang jangan salah faham."ucap Azura.

"Salah faham, salah faham bagaimana. jika memang dia tau aku adalah istri pertama mu kenapa dia tidak bereaksi apapun saat bertemu dengan ku."ucap Azura.

"Kamu masih tidak peka dengan kecemburuan nya padamu sayang, dia meminta desainer dari Paris untuk merancang gaun pengantin nya dan dia mengatakan hal itu saat kita berpapasan dengan mu, jelas dia cemburu karena melihat istriku jauh lebih cantik dan lebih sexy darinya."ucap Nathan meyakinkan.

"Tapi aku tidak sebaik dia, aku bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nya."ucap Azura yang kini menatap sendu.

Nathan memeluk erat Azura dan memberikan kecupan sayang di bibir manis yang menggoda itu.

"Kamu adalah yang terbaik honey jadi jangan pernah lagi berfikir untuk pergi dariku meskipun mungkin aku bukan suami yang sempurna."ucap Nathan.

Azura pun membenamkan wajahnya di dada bidang Nathan untuk beberapa detik air mata nya mengalir deras membasahi jas yang Nathan gunakan.

"Hi... jangan menangis, satu lagi jangan sakit hati saat aku bertemu denganmu dimanapun saat ada dia disamping ku, karena aku hanya tidak ingin ada keributan."ucap Nathan.

"Aku tidak akan pernah mempermasalahkan hal itu karena aku sadar dimana posisi ku."ucap Azura yang kembali merasakan ngilu yang teramat sangat di hati nya.

Azura akan mencoba untuk menjalani semua itu sampai dia sudah menyerah saat itu mau tidak mau Nathan harus menyetujui perceraian nya.

Azura pun hanya bisa pasrah saat Nathan memindahkan Jodi ke ruangan VVIP meskipun Jodi juga protes karena tidak enak hati.

Namun Nathan tetaplah Nathan yang tidak bisa di bantah."Aku ambil card yang ini saja ini sudah jauh lebih cukup untuk ku."ucap Azura yang kemudian mengambil kartu ATM berwarna gold platinum itu, tidak dengan black card yang akan menjadikan dirinya sebagai rampok.

"Baiklah honey, aku juga sudah transfer uang ke nomor itu."ucap Nathan yang membuat Azura sedikit merasa lega.

Waktu terus berlalu tidak terasa sudah saatnya makan malam, dan Nathan mengajak Azura untuk makan malam bersama di restaurant yang biasa ia dan keluarganya datangi.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

"Oh jadi ini pela*ur yang kau nikahi Jonathan."ucap calon mertua Nathan saat mereka hendak duduk di meja makan.

"Aunty."ucap Nathan.

"Jo sejak kapan kamu membawa dia ke tempat kita?"ucap sang daddy yang baru saja datang.

Sementara wanita cantik yang ada di samping tuan Austin, menatap iba pada Azura. Dia adalah wanita yang dulu sering mengajarkan nya menari di tempat ice keting.

Diandra adalah teman baik ayah dari Azura, wanita itu tidak memiliki kekuatan apapun untuk membela gadis kecil yang sangat ia sayangi sejak lahir itu.

"Daddy dia menantu daddy jadi tolong hargai dia"ucap Jonathan lembut.

"Berapa aku harus menghargai pela*ur seperti dia yang bahkan sampai saat ini masih menjadi simpanan Diego Alexander saingan bisnis kita. Jangan bodoh Jonathan bisa saja dia diperintahkan untuk mencari kelemahan kita!"ucap pria itu yang kini mengundang tatapan dari orang-orang yang ada di sekeliling nya.

"Ah honey kamu disini rupanya aku sudah menghubungi mu sejak tadi."ucap Alina.

"Maaf jika kehadiran saya membuat kalian tidak nyaman permisi."ucap Azura yang akhirnya melepaskan genggaman tangan Nathan dan melangkah pergi dengan terburu-buru.

Air mata itu tidak terbendung lagi meskipun Azura tidak memungkiri bahwa ia memang seorang pelacur, dia tau dimana tempat seharusnya dia berada tapi kemanapun ia pergi itu adalah hak dia selama dirinya masih hidup di bumi yang sama.

"Ayudia."ucap Diego yang kini meraih tangan Azura dan membawanya pergi menuju mobilnya.

Kali ini tidak ada lagi perlawanan dari Azura, dia mengikuti langkah Diego yang membawanya masuk kedalam mobil.

"Sudah makan malam?"tanya Diego.

"Pela*ur seperti ku tak butuh itu."ucap Azura.

"Apa yang kau katakan?"ucap Diego yang kini terlihat marah saat mendengar Azura merendahkan diri sendiri.

"Aku memang pelacur, tapi apa aku juga bukan manusia hingga aku tak berhak berada di restaurant mewah."ucap Azura yang kini berlinang air mata.

"Jangan pedulikan mereka, ayo kita makan di tempat lain yang jauh lebih baik dari tempat itu."ucap Diego.

"Tidak tolong antarkan aku ke rumah sakit."ucap Azura.

"Ayudia."ucap Diego pelan tapi penuh penekanan.

"Kau ingin tubuh kotor ini bukan ayo lakukan disini tapi setelah itu antarkan aku ke rumah sakit."ucap Azura yang kini terlihat sangat frustasi.

"Hentikan Ayudia apa yang terjadi padamu! aku memang bukan pria yang baik tapi aku melakukan hal itu karena aku sangat mencintaimu Ayudia aku sangat mencintaimu!"ucap Diego yang akhirnya mengungkapkan perasaannya itu.

Ayudia terdiam sambil menatap lekat wajah tampan itu mencari kebenaran yang sempat ia dengar barusan, tapi kemudian dia menepisnya.

Dia sudah tidak mau percaya lagi dengan kata manis dari pria yang pernah datang untuk meminta kenikmatan darinya.

"Turun kan saya disini tuan."ucap Azura yang kini hendak membuka pintu saat mobil itu sedang melaju kencang di jalan raya yang sepi itu.

"Ayudia jangan menguji kesabaran ku."ucap Diego.

"Saya akan menjadi wanita ada sampai saya lulus nanti tapi tolong jangan ganggu saya saat saya berada di tengah-tengah keluarga dan teman saya."ucap Azura didalam kekalutannya.

"Selamanya bukan untuk sementara."ucap Diego.

"Tidak, atau tidak sama sekali."ucap Azura.

"Berapa bulan usia kehamilan mu."ucap Diego.

"Tiga."jawab Azura asal.

"Kau tidak bohong?"ucap Diego.

"Untuk apa aku berbohong."ucap Azura.

"Anak siapa?"tanya Diego lagi.

"Anak ku karena tidak akan ada yang mengakui anak seorang pela*ur."ucap Azura tegas.

"Jangan katakan itu lagi aku tidak suka, segera gugurkan kandungan mu."ucap Diego.

"Tidak akan pernah."ucap Azura.

"Jangan keras kepala!"ucap Diego.

"Aku tidak akan melakukan hal itu."ucap Azura.

"Jika begitu katakan anak siapa yang ada di sana?"ucap Diego.

"Anak anda."ucap Azura.

"Itu tidak mungkin Ayudia karena aku sudah melakukan operasi."ucap Diego.

"Sudah kubilang tidak akan ada yang mengakui anak seorang pelacur, jadi anda tidak usah bertanya lagi."ucap Azura.

"Turun."ucap Diego yang kini memarkirkan mobilnya di depan restaurant bintang lima.

"Tempat ini tidak akan pernah bisa menerima pel."ucapan Azura terhenti saat Diego membungkam bibir Azura dengan bibirnya yang kini menciumnya dengan sedikit kasar.

"Aku sudah bilang jangan katakan itu lagi."ucap Diego tegas.

Azura tidak membalas ucapan pria yang kini membawa dia masuk kedalam ruang VVIP, entah bagaimana biasanya ruangan itu bisa ditempati saat tamu restaurant membooking tempat itu, tapi Diego tidak melakukan hal itu sejak tadi bahkan dia tidak memeriksa handphone nya sama sekali.

"Pesan makanan terbaik yang ada di sini."ucap Diego tegas.

"Kau saja."ucap Azura.

Diego pun meraih memu yang ada kemudian memesan beberapa menu terbaik di restaurant tersebut.

Azura pun memainkan ponselnya yang kini dirampas oleh Diego."Kau sudah membeli handphone baru lagi, kenapa tidak menggunakan handphone yang aku berikan padamu."ucap nya yang kini mengambil nomor telepon tersebut.

"Aku tidak suka menggunakan barang pemberian orang."ucap Azura yang membuat Diego menatap tajam kearah nya.

"Kenapa cek itu tidak dicairkan, dan kenapa black card yang kuberikan tidak kau gunakan?"ucap Diego.

"Aku tidak ingin merampas hak orang lain."ucap Azura.

"Ayudia apa aku harus memaksa mu untuk bisa menerima semua itu."ucap Diego.

"Cukup percepat proses magang ku saja aku akan langsung menyelesaikan kuliah ku sebelum perut ini membuncit."ucap Azura dengan sengaja.

"Kau hanya akan mengandung anak dariku, tidak dari pria lainnya."ucap Azura.

"Hmm... tapi sudah terjadi."ucap Azura.

"Pesanan nya sudah siap."ucap pelayan yang datang membawa meja troli berisi makanan tersebut.

"Silahkan menikmati tuan, nyonya muda."ucap pelayan tersebut.

Azura pun menatap kearah Diego saat mendengar kata nyonya muda.

Ada apa lagi dengan ini, Azura benar-benar tidak habis pikir kenapa semua orang yang ada di sekeliling nya itu sangat menyebalkan hari ini.

"Ayo makan aku akan mengantarmu ke rumah sakit setelah ini."ucap Diego yang membuat Azura merasa lega, setidaknya dia bisa terbebas dari keganasan pria perkasa itu.

Azura pun makan malam bersama Diego sampai dia benar-benar merasa kenyang, tidak hanya itu Diego juga belikan bubur khusus untuk Jodi yang sedang sakit, sepertinya pria posesif itu sudah mulai bisa menerima orang-orang di sekitarnya.

"Darimana kamu sayang kenapa pergi begitu saja bukankah"

"Cukup kita akan bercerai"ucap Azura tegas.

"Tidak bisa!!"

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!