Devina adalah seorang mahasiswi miskin yang harus bekerja sampingan untuk membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sendiri. Suatu ketika dia di tawari dosennya untuk menjadi guru privat seorang anak yang duduk di bangku SMP kelas 3 untuk persiapan masuk ke SMA. Ternyata anak lelaki yang dia ajar adalah seorang model dan aktor yang terkenal. Dan ternyata anak lelaki itu jatuh cinta pada Devina dan terang-terangan menyatakan rasa sukanya.
Apakah yang akan Devina lakukan? apakah dia akan menerima cinta bocah ingusan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejamnya Ayah Devi.
#Beberapa Jam sebelumnya...
"Non!"
Anik yang sedang berjalan seorang diri menuju kampusnya, terlihat jengah karena ada bapak-bapak sok kenal memanggilnya beberapa kali.
"Di mana sih satpam-satpam yang tugas! ada gembel gangguin pemandangan, di biarin aja!" gerutunya.
"Non! dih, sombong amat! di panggil itu nyaut dulu!" si bapak yang songong itu menarik tangan Anik, dan seketika membuat Anik marah dan menghempaskan tangan yang kurang ajar yang sudah menyentuhnya.
"Heh! jangan berani-berani lu kurang ajar! gue laporin polisi, nih!" ancam Anik.
"Maaf, maaf, aku cuma mau tanya aja, kok!"
Anik melotot tajam.
Si Bapak paruh baya itu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pada Anik.
"Kenal anak ini, nggak? namanya Devi."
Anik terdiam memperhatikan foto itu, lalu menatap kembali lelaki paruh baya tadi.
"Ada apa cari Devi? Bapak siapanya?"
Si lelaki paruh baya itu tersenyum lega, karena akhirnya menemukan orang yang mengenali Devi.
"Aku Joko, Bapaknya Devi dari kampung."
Anik menatap Joko dari atas sampai bawah, lalu kembali ke atas. Penampilan pria paruh baya ini benar-benar memalukan! lusuh, kaya gembel. 'Persis seperti Devi!' batinnya.
"Aku nggak tau Devi ada di mana, beberapa hari juga nggak lihat dia berangkat kuliah. Oh iya, temenku ada yang tau tempat kos Devi. Mau di antar?" tawar Anik.
Anik bukan ingin berbuat baik pada Devi. Dia hanya senang melihat penampilan ayah Devi yang seperti gembel, dan ingin menunjukkannya pada Dimas. Pasti seru sekali melihat tampang Dimas yang terkejut dengan sosok ayahnya Devi. Auto batalin rasa sukanya deh ke Devi.
Anik terkekeh licik. "Ayo ikut saya, Pak. Tokonya di deket sini aja, kok."
Saat sampai di toko Dimas, dengan ceria Anik masuk dan memanggil bosnya itu, "kak Dimas, lihat deh siapa yang datang."
Dimas yang saat itu sedang berada di gudang, langsung keluar. Dia menatap Anik dan lelaki paruh baya yang ada di sebelahnya.
"Ini Pak Joko, Bapaknya Devi dari kampung," ucap Anik memperkenalkan.
Dimas terkejut, tapi lalu tersenyum ramah. "Saya Dimas, Pak," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Devi pernah kerja di sini, dan dia sangat pintar dan rajin."
"Ya.. ya..., di mana dia sekarang?" tanya Joko dengan jengah.
"Saya kurang tau, tapi Saya tahu tempat kos Devi. Mungkin dia masih di kos nya."
"Antarkan Bapak ke sana, ya? sudah 2 tahun nggak ketemu. Kangen Bapak!" ucapan Joko berubah melunak, dia harus bersikap baik agar bocah sok ramah ini mau mengantarnya, kan?
"Oh iya Pak, ayo Saya antarkan," ucap Dimas sambil melepaskan celemeknya dan menyerahkannya pada Anik.
"Wah kamu baik banget, naksir ya sama anakku?" canda Joko.
Dimas hanya tersenyum malu.
"Jangan ya dek, ya! Devi udah punya calon suami," lanjutnya.
"Nggak, Pak. Saya cuma temen aja, kok." jawab Dimas sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dimas mengantar Joko ke kos Devi dan menunggu beberapa menit, sampai akhirnya Devi pulang dan terjadilah kejadian mengerikan itu. Dimas gemetaran menyaksikan kekejaman Ayah Devi pada anaknya sendiri. Dia berusaha menolong Devi, bahkan dia ingin mengejar Devi, namun sayang kunci motornya ternyata di buang entah kemana oleh Joko. Dimas hanya bisa berteriak marah sambil menendang motornya.
...
"Lepaskan aku!" teriak Devi yang berada di dalam mobil. Kanan kirinya ada lelaki sangar yang duduk dengan kaku sambil memegangi lengan Devi.
"Bapak sudah gila, ya! kenapa menculikku begini! aku masih harus kuliah! aku nggak mau pulang!"
"Ck! kuliah buat apa, mending kamu kawin sama orang kaya, hidupmu jadi terjamin, kan? hahaha..." ucap Joko sambil tergelak. Dia duduk di depan, di samping kursi kemudi.
"Aku nggak mau! aku mau kuliah!"
"Diam! Bapak sudah Terima uang banyak dari Pak Broto! hutang-hutang Bapak juga sudah di lunasi! jadi sekarang saatnya kamu balas budi! tau nggak!" sentak Joko.
"Yang harusnya balas budi, ya Bapak sendiri! kenapa harus aku! aku tau juga nggak masalah duit itu! aku hidup juga nggak pernah minta duit sama Bapak!" teriak Devi. Habis kesabarannya, dia menangis dan berteriak sebisanya karema emosinya meluap dan tak bisa dia bendung lagi.
"Diam!" Plak!!! Joko menampar pipi Devi, hingga pipinya memerah.
"Ck! sial! mukanya nggak boleh lecet, bisa-bisa Pak Broto nggak mau lagi!" Joko tampak menyesali perbuatannya.
Tlililit! Tlililit!
Tiba-tiba ponsel Devi berdering. Dengan cepat, Devi berusaha menyembunyikan tas ransel kecilnya agar Ayahnya nggak bisa mengambil ponselnya. Namun apalah daya, dia tak bisa melawan saat ayahnya menarik tasnya dan merogoh isinya.
"Wah, HP mahal nih! kau hidup mewah ternyata di sini, ya? kurang ajar, kirim duit cuma 250 ribu tapi bisa beli HP mahal!" kesal Joko.
"Jangan! itu bukan punyaku! itu punya orang, mau di balikin!"
"Hah! nggak usah di balikin! toh nggak bakal balik lagi kau ke sini! kau bakal jadi istri Pak Broto dan tinggal di rumahnya selamanya!"
"Jangan! kembalikan HP ku!" teriak Devi.
Joko tersenyum smirk, lalu menolak panggilan telepon dari seseorang bernama Devan. Joko membongkar ponsel Devi dan membuang SIMcard nya, lalu memasukan ponsel mahal Devi ke dalam saku celananya.
"Lumayan!" seringainya sambil menepuk kantong celananya dengan puas.
"Kembalikan! kembalikan, Pak! ku mohon. biarkan aku menelpon satu kali saja, aku ingin menelpon Devan... Devan... hix.. hix..." Devi merasa putus asa. Dia hanya bisa menangis meraung-raung tanpa ada yang perduli.
Betapa kejam ayahnya, dan betapa malang nasibnya.
Ternyata kebahagiannya selama ini bersama Devan, berakhir pilu. Devi ingin bicara pada Devan untuk yang terakhir kalinya, paling tidak hanya mengucapkan kata perpisahan, namun tak bisa.
"Paak!!!! aku mau telpon Devan, sekali saja!!!" pinta Devi.
"Diam! atau ku tampar pipimu yang sebelah!" ketus Joko sambil bersandar dan bersiap untuk tidur. Perjalanan dari kota ke kampung akan memakan waktu sangat lama, jadi dia memutuskan untuk tidur sambil tersenyum puas.
Setelah menyerahkan Devi pada Pak Broto, dia akan menerima uang sebanyak seratus juta, dia bisa berjudi sesuka hati, dan menikahi yati, janda bohay yang tinggal di sebelah rumahnya.
"Yaaahh.... nikmatnya hidupku,,," ucapnya bahagia.
Sedang Devi terus menangis tanpa bisa berbuat apapun.
#Pengen ta DEZIGH!!! bapake Devi!!!
🤜🤜🤜👊👊👊
termasuk saya yg baca🤭
restu belakangan..penting devan padamu🤭🤭🤭