NovelToon NovelToon
Between Our Heart

Between Our Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Ashana Keyra Zerrin dan Kafka Acacio Narendra adalah teman masa kecil, namun Ashana tiba-tiba tidak menepati janjinya untuk datang ke ulang tahun Kafka. Sejak saat itu Kafka memutuskan untuk melupakan Asha.

Kemana sebenarnya Asha? Bagaimana jika mereka bertemu kembali?

Asha, bukankah sudah kukatakan jangan kesini lagi. Kamu selalu bertindak sesuka hati tanpa memikirkan orang lain. Aku butuh privasi, tidak selamanya apa yang kamu mau harus dituruti.” Ucapakan Kafka membuat Asha bingung, pasalnya tujuannya kali ini ke Stanford benar-benar bukan sengaja menemui Kafka.

“Tapi kak, Asha ke sini bukan sengaja mau menemui kak Kafka. Asha ada urusan penting mau ke …” belum selesai Asha bicara namun Kafka sudah lebih dulu memotong.

“Asha, aku butuh waktu untuk menerima semua ini. Walaupun untuk saat ini sebenarnya tidak ada kamu dalam rencanaku, semua terjadi begitu cepat tanpa aku bisa berkata tidak.” Asha semakin tidak mengerti dengan yang diucapkan Kafka.

“Maksud kak Kafka apa? Sha tidak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3. Bertemu Kembali

“Selamat siang semuanya?” Amoora membuka pintu ruangan dan menyapa semua yang ada diruangan itu, diikuti Key yang masuk setelahnya yang juga mengucapkan salam dengan sedikit membungkukkan badannya kearah dokter Andrew dan beberapa dokter yang nampak belum dia kenal namun sudah pasti mereka adalah para atasan di rumah sakit ini.

“Selamat siang, mohon maaf sedikit terlambat,” Dokter Andrew dan yang lain membalas ucapan selamat siang Key dan Amoora, kemudian mengucapkan selamat datang. Saat itu Argan sedang ijin ketoilet, sebenarnya cuma alasan saja karena dia pergi untuk membeli minuman coklat dingin. Dia tahu Key pasti lapar namun tidak sempat makan, jadi dia inisiatif untuk membelikan Key minuman kesukaannya.

Dokter Andrew memperkenalkan Key pada semua dokter yang ada di ruangan tersebut. Dari tempat Key berdiri tampak seseorang yang memperhatikan Key dengan ekspresi yang tidak dapat di tebak. Amoora yang menyadari hal itu merasa aneh dan sedikit tidak suka ketika ada yang menatap sahabatnya seperti itu. Namun Key belum menyadari karena masih fokus bicara dengan dokter Andrew.

“Semuanya perkenalkan, ini dokter Ashana Keyra Zerrin. Spesialis jantung anak dari SGH yang akan bergabung dalam tim saya dan harapan Jakarta selama beberapa bulan kedepan,” Key mulai mengedarkan pandangannya kesekeliling dan tersenyum pada semua yang ada disana. Sampai dia bertemu tatap dengan Kafka.

“Deg, haruskah secepat ini?” gumamnya lirih dan dia mematung sepersekian detik sebelum akhirnya tersadar dan mengalihkan fokus. Sebelumnya Kafka memang tidak pernah tahu kalau Key mengambil jurusan kedokteran mengikutinya.

“Selamat siang, seperti yang sudah dikatakan dokter Andrew. Saya Ashana Keyra Zerrin, panggil saja Key. Mohon bantuan dan bimbingannya, trimakasih” Setelah memperkenalkan diri, mereka semua duduk dan memulai meeting untuk membahas beberapa hal termasuk Atlantika yang harus segera melakukan tindakan operasi.

Hari itu sebenarnya Key sangat lelah juga lapar karena hanya makan sedikit sandwich sebelum take off, dia berharap bisa segera merebahkan dirinya dikasur. Namun ternyata dia harus langsung menuju rumah sakit. Tepat saat meeting baru saja dimulai, Argan masuk keruangan.

“Siang semuanya, maaf baru kembali” Argan langsung duduk didekat Key, secara spontan dia mengusap kepala key yang berbalut dengan hijab warna hitam yang membuatnya tampak cantik dan disambut senyuman dari Key. Tanpa dia sadari ada seseorang yang sedikit kesal menatap interaksi mereka dan lagi-lagi disadari oleh Amoora.

“Key, sadar gak sih ada yang liatin kamu” Amoora mengirimkan pesan pada Key

“Hmm, siapa?”

“Dokter kafka dari tadi ngliatin kamu terus, apalagi saat Argan nempel duduk dekat kita” Key berusaha untuk tidak bertemu tatap dengan Kafka, dia tetap fokus dengan RME Atlantika yang sedang dibacanya.

“Dia sembilan tahun lalu mengusirku saat berjumpa di standford tanpa tahu tujuanku kesana.” Amoora termangu lalu digenggamnya tangan Key sambil tiba-tiba memeluknya. Semua yang ada di ruangan itu tampak heran dengan kelakuan Amoora. Begitupun Argan yang merasa heran dan tiba-tiba ingin ikut memeluk Key, dia sudah merentangkan tangannya dari samping siap untuk memeluk Key.

“Awas ya berani meluk Key palu melayang,” Argan yang mendapati kepalanya ditoyor Amoora pun mencebik, disambut dengan senyuman tipis meneduhkan dari Key.

“Aku juga mau kali meluk Key,” protes Argan pada Amoora.

“Gak .. gak ada peluk-peluk, sono jauh-jauh Nyet” Sementara Kafka tak sedikitpun memalingkan tatapannya dari Key, walaupun Key sebenarnya tahu hal itu.

Saat ini banyak hal yang ada dalam benak Kafka, terkejut sudah pasti iya, senang, rindu atau mungkin penyesalan. Terlebih lagi saat ini Asha yang dia jumpai bukan lagi Asha yang terakhir kali dia temui sembilan tahun lalu. Hanya dengan menatap kedua matanya, Kafka tahu dia bukan lagi Asha yang dulu. Kafka pun baru tahu hari ini, ternyata Key mengambil pendidikan dokter bukan bisnis dan manajemen seperti yang pernah Key ucapkan dulu.

Dalam ruangan itu hanya tersisa tim dokter Andrew juga beberapa dokter dari rumah sakit harapan termasuk dokter Kafka. Mereka sedang membahas tentang Atlantika yang harus segera melakukan operasi perbaikan katup jantung. Key masih terus mengamati RME Atlantik, baginya ada sesuatu yang mengganjal. Karena terakhir kali anak itu melakukan pemeriksaan semua dalam kondisi baik. Key mengeluarkan ponsel dari saku bajunya kemudian berdiri dari duduknya untuk menghubungi seseorang.

“Hello ners Lili, can you help me?” Key menghubungi ners yang biasa menjadi asistennya untuk mengirimkan EMR terakhir kali Atlantika dia tangani di SGH. Catatan rekam medis itu masih ada dalam PC meja kerja Key.

“Dokter Kafka, silahkan pindah duduk dekat sini agar lebih mudah untuk berdiskusi,” Dokter Andrew memintanya untuk pindah tempat duduk.

“Baik dok.” Kafka beranjak dari tempat duduknya dan menempati kursi tepat di sebelah Key, sementara itu Key masih fokus berbicara dengan ners Lili melalui panggilan telpon.

Key terkejut saat berbalik untuk kembali duduk karena sudah ada dokter Kafka yang duduk tepat di sebelahnya duduk. Key melihat kearah dua sahabatnya seolah menuntut penjelasan kenapa ada Kafka duduk di sebelahnya. Sedangkan dua sahabatnya hanya mengelingkan mata kearah dokter Andrew, pertanda beliaulah yang meminta dokter Kafka pindah tempat.

“Oora pinjam ipadmu sebentar.” Sambil menunjuk Ipad yang ada didepan Amoora. Amoora lantas memberikan Ipad tersebut pada Key.

Key masuk ke emailnya dengan ipad Amoora untuk melihat EMR (elektronic medical record) yang dikirim ners Lili sudah masuk atau belum, setelah itu dia mendownload EMR milik Atlantika semasa di SGH untuk dibandingkan dengan hasil RME (rekam medis elektronik) yang baru dari RS harapan.

“Itu EMR Atlantika Key?” Amoora memperhatikan sahabatnya sedang membuka file EMr di Ipadnya.

“Hmm … aku minta tolong ners Lili untuk mengirimnya ke emailku, untuk memastikan apa yang berbeda,” Key fokus melihat dan membandingkan dua hasil EMR, disebelah kanan EMR dua hari lalu dan sebelah kiri EMR dua minggu lalu dari SGH sebelum Atlantika masuk RS harapan. Melihat Key mulai serius Amoora dan Argan nampak mulai diam dan fokus menanti Key mengatakan apa yang dia temukan dari dua EMR.

Tanpa di sadari Key, Kafka mendekatkan diri padanya dengan sebelah tangan kiri bertumpu pada sandaran kursi yang di tempati Key dan sedikit mencondongkan badannya sedikit miring agar dapat ikut melihat EMR yang sedang dipegang Key.

“Kebiasaan yang masih sama meskipun dengan sikap yang berbeda dengan dulu. Sebesar apa aku membuatmu terluka Sha?” batin Kafka saat dia duduk lebih mendekat pada dokter Key. Dia masih bisa melihat kebiasaan Key yang selalu menopang dagu dengan satu tangannya dan sedikit membuat badannya menempel pada meja ketika dia sedang fokus berpikir tentang sesuatu. Kafka masih ingat aroma wangi tubuh Key. Semacam wangi powdery bayi bercampur dengan wangi lotion bunga, aroma wangi yang entah kenapa membuat Kafka hari ini merasa senang saat menghirupnya.

“A ... ketemu.” Key spontan menurunkan tangannya dari dagu dan dia tekejut saat hendak menarik tubuhnya sedikit kebelakang untuk bersandar pada kursi. Pipinya sangat dekat sekali dengan wajah Kafka, bergeser kesamping sedikit saja pipinya pasti sudah bertemu dengan bibir Kafka.

“Apanya yang ketemu Key?” Amoora dan Argan serentak bertanya, sementara dokter Andrew terseyum seolah sudah tahu kalau salah satu anak didiknya itu tanpa berlama-lama akan mengetahui menemukan perbedaan dua hasil EMR.

Sepersekian detik Key dan Kafka sama-sama membeku dalam tatap, tidak lagi ditemukannya binar teduh yang seolah mengatakan betapa bahagianya dia berjumpa dengan nya dari mata Asha seperti dulu. Kalau itu dulu sudah pasti Key akan langsung menempel dan memeluknya, sekalipun Kafka marah dia tidak akan mau lepas darinya. Berbeda dengan saat ini, entah kenapa batinnya seperti teriris dan nyeri melihat Asha yang sekarang.

Tak terkecuali Key, dalam tatap sepersekian detik itu riuh sekali isi kepalanya seolah berperang dengan segala pemikiran. Entah itu ingatan-ingatan bahagia maupun luka saling berlomba-lomba seolah ingin menyeruak keluar meminta pertanggung jawaban dari pria yang ada disampingnya itu. Suara Amoora dan Arganlah yang akhirnya membuyarkan Key dan beralih pada mereka berdua.

“Penyebab kondisi Atlantika menjadi lebih parah,” Ucap key pada Amoora dan Argan sambil menunjukkan letak perbedaan dua EMR yang dilihatnya. Key tetap berusaha professional, setelah menunjukkan EMR pada mereka dia beralih menunjukkan EMR pada Kafka. Bagaimanapun juga Kafka adalah dokter yang akan melakukan operasi pada Atlantika dan mereka berdua harus berkomunikasi dengan baik terlepas dari apapun masalah pribadi yang saat ini ada diantara mereka.

“Dokter Kafka, terlihat dari RME terbaru Atlantik mengalami endokarditis.” Key memperlihatkan EMR pada Kafka, dia mendekat agar Kafka bisa melihat EMR Atlantika lebih cermat.

“Dokter Asha punya solusi? Atlantik sepertinya susah untuk di bujuk, bahkan untuk sekedar di infus para ners kesusahan,” Amoora langsung protes pada dokter Kafka mendengarnya memanggil Asha.

“Key dok .. Key, bukan Asha.” Dengan tatapan tajam kearah dokter Kafka.

“ Oh, iya. Maaf, dokter Key maksud saya.”

“Harus diingat dokter Kafka, jangan memanggilnya Asha tapi Key. Memanggilnya dengan sebutan Asha harus menjadi suaminya nanti,” Amoora dan Argan terkekeh mendengar celetukan dokter Andrew.

“Ish … dokter Andrew gak gitu juga ya, masa iya tiap yang manggil Asha harus jadi suami Key,” Key yang mencebik di sambut tawa dokter Andrew, diikuti senyuman penuh arti dari Kafka sambil menatapnya.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!