Mengejar Ayah Anak Ku

Lucas membuka pintu keyika dirinya mendengar ketukan pintu kamar Violet, Nia senyum lalu menunduka kepalanya untuk menyapa majikannya tersebut.

"Tuan Sop ayamnya sudah siap" ucap Nia tanpa berani mentap lucas.

"masuklah" lucas menyuruh nia untuk masuk kekamar violet, lucas langsung menghampiri Violet yang sudah sadar.

"Violet bagaimana perasaan mu?"

"aku sudah merasa enakan" ucapnya seteahperutnya sudah tidak merasa mual lagi. lalu  melihat kearah nia yang membawa sup ayam.

"Makan lah" Lucas memberikan perintah pada nia untuk memberikan sup itu pada bi ellien. bi elin menerima sup tersenut dan jalan ke arah Violet,

Bi elin menyuapin violet yang terlihat masih lemah, Ketika ingin memakannya dan sendoknya sudah mulai mendekat, violet yang diam - diam memperhatikan nia merasakan nia sedang tersenyum tipis untuknya.

Violet pun tersadara dengan senyuman itu, lalu duduk dengan tegak "Kenapa non?". Tanpa menjawab pertanyaan bi elin, violet segera mengambil mangkuk tersebut dan mengarahkan pada nia yang masih berdiri disamping elios.

"Ada apa nona?" tanya Nia dengan lembut, Keberadaan lucas membuatnya takut membentak langsung Violet.

"Makanlah, sepertinya kamu yang sedang kelaparan"

"Tidak nyonya saya sudah makan"  Panik nia, nia tidak ingin memakan sup yang sudah ia berikan pencahar perut.

"Aku menyuruhmu makan ya makan!" Nia pun makin panik dan melirik lucas serta elios.

"Makanlah" ucap Lucas. Nia lagi - lagi menatap elios dan elios mengangguknya.

"baik" dengan gemetar niapun mengambil sesuap dan meminum sup tersebut.

"habiskan" lag - lagi violet menekan Nia. niapun pasrah dan menghabiskan sup tersebut.

"Sudah habis nona, saya permisi dulu mau mau mencuci piring ini dulu" Nia menunjukkan mangkuk kosong tersebut. dan ingin melangkah keluar tapi violet tidak begitu saja membiarkan Nia keluar.

"Tunggu" ucap violet yang berhasil menghentikan langkah nia. "Bi elin maaf merepotkan, bagaimana jika bi elin saja yang mencucinya dan membuat sup ayam yang baru. aku kangen masakan bi elin"

"Baik nona, saya akan membuat sup ayam yang enaak buat nona"

"Trima kasih bi" lucas yang duduk di sofa sambil melihat smart tablet hanya tersenyum tipis.

"Dan kamu nia, pijatkan kakiku" Nia hanya bisa menurut, karena masih ada lucas yang menatapnya.

Nia sebenarnya sudah ketakutan jika obatnya akan bereaksi. "Semoga ini bukan obat yang ampuh" batinnya yang ketakutan jika perbuatannya menangkap Nia.

Namun obat yang dipesan Nia sangatlah manjur, kurang dari 10 menit perut Nia bergemuruh.

"Kamu kenapa, berkeringat dingin begitu" tawa sinis terlihat dari wajah violet

"Tidak apa - apa" jawab nia dengan ada intonasi yang menahan sesuatu.

"Ah nona, saya izin sebentar. Saya baru ingat ada paket dibawah"

"Baik 5 menit, lalu kesini kembali" Violet pun sengaja membiarkan nia pergi dan datang lalu setiap 3 menit Nia kembali kekamar violet Nia langsung izin untuk berbagai hal padahal dirinya pergi ke toilet.

Dan terakhir, nia pun kembali dengan muka yang sudah pucat.

"Jika aku makan sup mu apa aku akan seperti dirimu?" tanya langsung violet yang sudah geram dengan Nia, setelah memastikan apa yang di kasih dalam supnya tadi, Violet tidak bisa begitu saja membiarkannya. Jika Nia masih di villa ini sudah pasti Nia akan mencelakainya yang juga akan mencelakai kandungannya.

"Tidak! apa maksud nona? nona cukup saya diperlakukan seperti ini. Tuan lucas saya tidak kuat jika mempunyai majikan seperti nona violet. bukan hanya saya saja. Tuan lois dan para pelayan pun juga kesusahan karenanya"

"Benar itu lois?" tanya lucas.

"Benar tuan, nona yang baru semalam tinggal hampir membuat para pelayan ingin mengundurkan diri dari villa ini tuan" ancam

Violet hanya tersenyum kecut mendengar perkataan mereka. jika lucas percaya lucas benarlah pria bodh! namun lucas pun langsung melirik ke arah Nia. dan langsung mengambil ponsel untuk menelpon Felix.

"Felix, periksa sup yang di buatkan pelayan tadi!" Felix yang menerima perintah tersebut langsung menjalankan perintah bosnya. Kearah dapur dan bertanya pada bi elin  sop yang di buat oleh pelayan tadi. dan bi elin menunjukan panci yang belum dicucinya dan hanya tersisa sendikit kuah. Dengan cepat menancapkan alat pengukur racun yang dibelikan oleh Lucas.

Felix pun menelpon kembali tuannya tersebut dan melaporkan jika adanya obat pencahar yang ada di sup tersebut.

"Tuan, tuan tidak percaya saya? banyak saksinya tuan lois juga sudah mengiyakan" Nia pun berlutut dan memegang kaki Lois.

"Lepas"  Lois pun menghempaskan kakinya membuat nia terjengkang ke belakang.

"Tuan, nyonya supnya sudah jadi"

"Bi, suapin supnya ke violet"

Violet tersenyum ke arah bi elin dan matanya berbinar melihat sup yang sangat menggoda hingga melupakan masalhnya

"Kalian bedua ikut saya keluar, dan lois kamu kumpulkan semua pelayan ke ruang tengah" titah Lucas.

"Baik tuan" senyum elios yang mengira rencana untuk mengusir Violet berhasil.

Tidak butuh lama Para pelayan yang ada di villa tersebut menghampiri tuan mereka dengan kepala yang menunduk.

"Saya ingin tahu di antara kalian yang telah dirundung oleh viola?" dengan pertanyaan lucas, nia pun mengankat tangan dan 17 lainnya ikut mengangkat tangan serta lois.

Di villa megah milik Lucas. hanya ada 20 pelayan yang membersihkan dan melayani tuannya. Dan Lois yang mengatur mereka semua.

Nia geram melihat 3 orang yang tidak mengikuti ajakannya.

"Kalian bertiga kenapa tidak mengangkat tangan?"

"Kami tidak merasa dirundung tuan, nona violet dari semalam hingga tadi pagi hanya di dalam kamar. dan bukan nona violet yang merundung kami, tapi Nia dan paman lois, tuan"

"Kenapa kalian menuduh saya!" marah Lois dan juga Nia, ucapan Kuma pelayan tersebut membuat 5 orang lainnya menurunkan lengannya.

"Tadi pagi kami semua diminta dengan kepala pelayan agar tidak memberikan nona violet makan, dan Nia pun berkata kasar pada nona. untuk meminta kerja dulu sebelum makan"

"Lalu apa Violet mengerjakan itu" tanya lucas yang sudah mulai geram.

"Tidak tuan, kepribadian nona violet tidak gampang ditindas tuan. dan dia segera menghubungi tuan dan mengadu semuanya", Lucas pun teringat telepon yang dilakukan violet tadi pagi. Pantas Violet terdengar kesal sekali jadi karena ini, batin Lucas.

"Hei kuma, kamu jangan menghina saya! saya tau kamu tidak menyukai ku.." belum selesai berbicara kuma pun melangkah ke arah Lucas dan memberikan ponselnya yang berisi video tadi pagi serta video Nia yang mengancam beberapa pelayan.

"Terima kasih kuma! kamu sekarang menadi pelayan pribada violet"

"Terima kasih tuan" Kuma pun mundur , kembali ke posisi awak.

"Baiklah dan kalian semua bisa pergi dari villa ini, saya akan memecat kalian semua!"

"Jangan tuan maafkan kami" para pelayan selain nia dan lois memohon ampun.

"Kalian cepat pergi semua! untuk apa saya harus menggaji kalian jika kalian terlalu menurut dengan kejahatan yang nia dan lois lakukan!" marah Lucas membuat para pelayan tersebut pergi meninggalkan villa meski enggan.

"Felix bawa dia, kurung dia di penjara kita!"

"Baik tuan"

"Tuan mohon, saya tidak salah apapun. tuannn..." Nia pun di geret kasar oleh satpam villa atas perintah Felix.

"Tuan apa anda yakin? Saya dipilih langsung oleh bibimu tuan" sombong lois yang bersikap sok tenang.

"Lalu?"

"Tuan, bibimu akan kecewa pada tuan jika tuan mengusir saya"

"Kamu salah, atau kamu juga mau aku penjarakan seperti nia?" dengan kesal pun Lois meninggalkan villa tersebut.