Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konflik yang meluas
Pertemuan Besar di Kastil Kegelapan
Beberapa bulan setelah kemenangan fraksi unortodoks di wilayah Guandong, Patriark Jung Tae dari Sekte Naga Hitam mengirimkan undangan kepada para pemimpin sekte terbesar di fraksi unortodoks. Undangan itu ditujukan kepada Sekte Serigala Hitam, Sekte Pedang Darah, dan Sekte Macan Putih—tiga sekte terbesar setelah Sekte Naga Hitam. Pertemuan tersebut diadakan di Kastil Kegelapan, markas besar Sekte Naga Hitam, tempat yang terkenal karena atmosfernya yang penuh ancaman dan misteri.
Saat para patriark tiba, mereka dipersilakan masuk ke ruangan besar dengan meja bundar di tengahnya. Jung Tae menyambut mereka dengan senyuman khasnya.
"Terima kasih telah menerima undangan saya. Bagaimana kabar kalian?" Jung Tae membuka dengan basa-basi.
Namun, Patriark Sekte Serigala Hitam, seorang pria besar dengan ekspresi dingin, langsung memotong, "Tidak perlu basa-basi. Langsung saja ke intinya. Apa tujuan pertemuan ini?"
Patriark sekte lain mengangguk setuju. "Itu benar," ujar Patriark Sekte Pedang Darah, seorang pria kurus namun berbahaya dengan tatapan tajam.
Jung Tae hanya tersenyum kecil. "Maaf, sepertinya keramahan saya tidak dibutuhkan di sini." Ia melanjutkan, "Baiklah, mari saya jelaskan tujuan saya mengundang kalian. Saya memiliki tawaran menarik untuk kalian semua."
Semua mata tertuju pada Jung Tae. Ia melanjutkan dengan tenang namun penuh otoritas, "Saya ingin mengajak kalian bergabung dalam perang melawan Aliansi Murim. Kalian sudah melihat kekuatan kami di pertempuran Guandong beberapa bulan lalu. Sekte Naga Hitam mampu memimpin kemenangan besar itu. Bayangkan apa yang bisa kita capai bersama."
Patriark Sekte Macan Putih, seorang pria dengan aura bangsawan namun penuh ambisi, bertanya, "Apa yang kami dapatkan jika membantu kalian?"
Jung Tae tersenyum tipis, seperti telah menduga pertanyaan itu. "Jika kita menang, kalian akan mendapatkan wilayah yang kalian inginkan. Wilayah-wilayah yang sekarang dikuasai Aliansi Murim adalah yang terbaik di dunia—tanah subur, tambang bijih besi, dan sumber daya lainnya. Kita akan membagi hasil itu secara adil."
Patriark Sekte Pedang Darah menyipitkan matanya. "Itu memang tawaran menarik. Namun, kekuatan kita masih jauh di bawah Aliansi Murim. Pasukan mereka dua kali lipat dari kita. Bagaimana kau berniat menangani itu?"
Jung Tae mengangguk, lalu menjawab dengan nada penuh keyakinan, "Itulah mengapa saya mengundang kalian. Saya punya solusi untuk masalah itu. Satu bulan lalu, seorang Supreme Demon dari Kultus Demon datang ke kastil ini. Dia membawa tawaran yang tidak bisa kita abaikan."
Ruangan itu hening sejenak. Patriark Sekte Serigala Hitam akhirnya bertanya, "Seorang Supreme Demon? Jika itu benar, bukankah itu berbahaya? Kultus Demon terkenal sangat ambisius dan ingin menguasai dunia."
Jung Tae menjawab dengan tenang, "Tenanglah. Supreme Demon yang datang adalah Sword Demon, pemimpin dari Tujuh Supreme Demon. Dia menawarkan bantuan kepada kita untuk menghancurkan Aliansi Murim. Alasannya sederhana: mereka ingin membalas dendam atas kematian Heavenly Demon pertama yang dibunuh oleh Aliansi Murim ratusan tahun lalu."
Mendengar nama Sword Demon, para patriark terkejut namun sekaligus tertarik. Patriark Sekte Macan Putih berbicara pertama, "Jika memang seperti itu, Sekte Macan Putih akan menerima tawaranmu."
Patriark Sekte Pedang Darah mengangguk, diikuti oleh Patriark Sekte Serigala Hitam.
"Baiklah," kata Jung Tae dengan senyuman puas. "Mulai sekarang, kita akan bersatu untuk menghancurkan Aliansi Murim. Ini adalah awal dari era baru untuk fraksi unortodoks."
Poison Demon di Sekte Pedang Emas
Di kota Jinan, Provinsi Shandong, seorang pria misterius yang menyembunyikan auranya berbaur dengan keramaian. Tidak ada yang menyadari bahwa sosok itu adalah Poison Demon, salah satu dari Tujuh Supreme Demon dari Kultus Demon. Dengan kemampuan luar biasanya, ia mampu menekan energi demonic di tubuhnya, membuat dirinya tak terdeteksi oleh para ahli sekte yang menjaga wilayah itu.
Sore harinya, Poison Demon tiba di gerbang utama Sekte Pedang Emas, sebuah bangunan megah yang berdiri kokoh dengan aura keagungan. Dua penjaga bersenjata tombak menghadangnya. Salah satu dari mereka bertanya dengan suara tegas, "Siapa kau, dan ada urusan apa di Sekte Pedang Emas?"
Poison Demon, dengan senyum kecil penuh ancaman, mengeluarkan senjatanya: sebuah kipas besar yang terbuat dari baja langka berwarna kehitaman. Kipas itu memiliki bilah tajam di setiap ujungnya dan memancarkan aura racun yang samar, namun mematikan.
Dengan suara rendah namun dingin, Poison Demon menjawab, "Aku adalah malaikat maut yang akan menghancurkan sekte ini."
Sebelum para penjaga sempat bereaksi, Poison Demon mengibaskan kipasnya dengan gerakan elegan namun mematikan. Sebuah angin kencang melesat ke arah gerbang. Angin itu bukan angin biasa—ia membawa partikel racun berwarna hijau gelap yang nyaris tak terlihat.
BOOM!
Gerbang utama Sekte Pedang Emas hancur berkeping-keping oleh kekuatan angin tersebut. Tidak hanya gerbang, tetapi juga penjaga yang berada di dekatnya terhempas dan jatuh tak bernyawa. Racun yang terkandung dalam angin itu menyebar dengan cepat, membuat udara di sekitar menjadi beracun.
Para murid dan prajurit sekte yang berada di dekat gerbang segera merasakan efeknya. Beberapa mulai terbatuk-batuk hebat, sementara yang lain ambruk tanpa sempat menghunus senjata mereka. Panik menyebar di antara para murid sekte.
Dari balik reruntuhan gerbang, Poison Demon melangkah maju perlahan, dengan tatapan dingin yang memancarkan rasa superioritas. Ia menyebarkan auranya yang mematikan, membuat mereka yang masih bertahan merasakan ketakutan luar biasa.
"Sekte Pedang Emas," katanya dengan nada mengejek. "Kalian berani menyebut diri kalian pelindung Aliansi Murim? Hari ini, nama kalian akan terhapus dari sejarah."
Para tetua sekte dan ahli pedang tingkat tinggi yang berada di dalam markas segera merasakan kegaduhan di luar dan bergegas keluar. Salah satu tetua, seorang pria tua dengan rambut abu-abu dan pedang emas besar di tangannya, berdiri di depan Poison Demon.
"Berhenti di situ, iblis!" teriak tetua itu, penuh kemarahan. "Kau pikir sekte ini akan jatuh hanya karena satu orang sepertimu?"
Poison Demon menatapnya dengan tenang. "Aku tidak berpikir. Aku tahu." Ia kembali mengibaskan kipasnya, kali ini mengarahkan serangan langsung ke tetua tersebut.
Tetua itu dengan cepat menghunus pedangnya, menciptakan penghalang energi emas untuk menahan serangan. Namun, angin beracun itu terlalu kuat. Penghalang itu retak dan akhirnya pecah, membuat tetua itu terpental ke belakang dengan luka parah di tubuhnya.
"Ini baru permulaan," ujar Poison Demon. "Siapa pun yang berdiri di jalanku akan menghadapi nasib yang sama."
Para murid yang tersisa mencoba melarikan diri, namun Poison Demon mengibaskan kipasnya sekali lagi, menciptakan kabut racun yang menyelimuti seluruh area. Udara menjadi semakin sulit untuk dihirup.
Dalam waktu singkat, pusat Sekte Pedang Emas berubah menjadi neraka racun, di mana semua orang yang ada di dalamnya berjuang untuk bertahan hidup—tanpa hasil.
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih