Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Menginap
Bab 15
Hari ini Arumi dan Reyhan pergi ke rumah kediaman Pak Agung. Kedatangan mereka disambut bahagia oleh Bu Seruni.
"Ayo, sini Reyhan! Bunda sudah buatkan banyak salad buah sama jus tomat. Kata Arumi, kamu suka itu," ucap Bu Seruni sambil menuntun sang menantu agar ikut masuk ke dalam rumah.
Arumi hanya menghela napas karena sang ibu lebih perhatian kepada menantunya. Dia ditinggal sendirian di belakang.
"Ayah mana, Bun?" tanya Arumi karena keadaan di rumah sangat sepi.
Reyhan duduk di sofa. Dia menggapai tangan Arumi agar duduk di sampingnya. Laki-laki itu bisa melihat bayangan istrinya. Namun, hal ini tidak disadari oleh Arumi.
"Ayah sedang ke rumah Pak RT. Mau laporan kalau menantunya akan menginap di sini. Para tetangga, kan, belum tahu sama Reyhan," jawab Bu Seruni. "Bunda ambilkan dulu kalian air minum."
"Biar aku saja, Bun," ucap Arumi berdiri.
Reyhan yang tidak ingin ditinggalkan oleh Arumi, menahan tangan sang istri. Tanpa bicara, perempuan itu paham maksud suaminya.
"Biar bunda saja yang bawa. Kamu temani saja suamimu, kasihan," balas Bu Seruni.
"Ingat apa yang aku katakan tadi?" bisik Reyhan.
Arumi baru ingat kalau Reyhan meminta dia jangan jauh-jauh darinya ketika berada di rumah orang tuanya. Dia menyanggupi begitu saja.
"Rumah kamu terasa sejuk dan hening," kata Reyhan. "Tempat yang nyaman untuk ditinggali," pungkas Reyhan.
"Mungkin karena banyak pohon buah-buahan yang sengaja di tanam oleh pemilik rumah sebelumnya," balas Arumi sambil melirik ke arah kaca jendela.
"Ini salad buah dan jusnya. Enak, di makan siang-siang begini," kata Bu Seruni ketika datang.
Di waktu yang bersamaan Pak Agung juga pulang, sehingga semakin ramai. Mereka berempat menikmati kudapan yang dibuat oleh Bu Seruni.
"O, iya! Airlangga ke mana? Kok, tidak kelihatan!" tanya Arumi karena sudah rindu kepada adiknya.
"Dia sedang pergi mengurus tempat cabang kafe sama temannya," jawab Bu Seruni.
"Wah, semakin maju saja usahanya Airlangga!"
Arumi senang karena adiknya sudah pandai berbisnis sejak masih duduk di SMA. Sekarang usahanya semakin berkembang setelah tujuh tahun berkecimpung di dunia perkulineran.
Baru saja dibicarakan, Airlangga datang sambil membawa banyak jagung manis untuk dibakar nanti malam. Dia juga membawa banyak alpukat dan tomat segar karena tahu kakak serta kakak iparnya suka jus alpukat dan jus tomat.
"Bunda, mana salad buah punya aku? Jangan sampai kalian lupa sama aku, karena sudah mempunyai menantu yang tampan," ucap Airlangga dan itu mengundang tawa mereka. "Aku juga tampan, loh, Bunda!"
"Punya kamu sudah sengaja Bunda simpan di dalam kulkas," balas Bu Seruni. "Bunda ambilkan."
Seharian itu Reyhan banyak berbagi cerita dan pengalaman dengan keluarga Arumi. Tidak ada kecanggungan di antara mereka. Laki-laki itu bahkan merasa bebas berbicara apa pun sampai lupa dengan kondisi dirinya saat ini.
Ketika makan, Arumi menyuapi Reyhan, dan itu membuat Airlangga menggoda pasangan pengantin baru itu karena terlihat mesra. Dia merasa iri dengan kakaknya yang bisa seperti itu walau mereka baru dekat.
"Kalian mau langsung punya anak atau menunda dulu?" tanya Pak Agung.
"Belum kepikiran, Yah," jawab Reyhan.
"Loh, kok, gitu!" ucap Bu Seruni dengan ekspresi heran. "Kalau mau menunda harus cek dulu, siapa tahu Arumi sedang hamil saat ini."
"Enggaklah, Bun. Aku tidak sedang hamil," balas Arumi.
"Kenapa Kakak bisa yakin kalau belum hamil saat ini?" tanya Airlangga.
"E ...." Arumi bingung menjawab apa. Dia melirik ke arah Reyhan. Sang suami malah terlihat santai.
"Hei, jangan-jangan kalian belum melakukan ML, ya?" celetuk Airlangga menduga-duga.
Pak Agung dan Bu Seruni saling melirik. Ada perasaan tidak enak yang muncul tiba-tiba dalam perasaan mereka.
"Maaf. Saat ini kondisi kesehatan tubuh aku belum memungkinkan kita untuk melakukan itu," kata Reyhan.
"Iya. Aku tidak boleh egois. Bukannya kalau kita sudah menikah itu harus bisa memahami keadaan pasangan kita," lanjut Arumi.
Ketiga orang itu mengangguk. Mereka terlihat merasa kasihan kepada pasangan pengantin baru yang belum melakukan malam pertama. Coba kalau Arumi tidak keceplosan ketika ditanya tentang mau di KB dahulu atau mau langsung punya anak. Pastinya mereka tidak akan pernah tahu.
***
Menjelang Magrib, Arumi memandikan Reyhan. Walau tiap hari dia memandikan suaminya, tetap saja masih sering merasa malu.
Kali ini Reyhan ikut salat Magrib bersama keluarga Arumi. Setelah selesai mereka mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk membuat jagung bakar dan ikan bakar untuk menu makan malam.
"Sini, biar aku yang kipas-kipas!" kata Reyhan. Walau itu keadaan dia seperti saat ini, setidaknya dia ingin melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Airlangga bertugas mengolesi jagung dengan bumbu dan membulak-balikan jagung. Lalu, Reyhan mengipasi dengan kipas anyaman yang terbuat dari kayu.
"Sebelumnya, apa Kak Rey sudah punya kekasih?" tanya Airlangga penasaran.
Di tanya seperti itu oleh adik ipar, membuat Reyhan tidak bisa menjawab.
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan