JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Scary Tiger
"Woooah!! Pak bos kita datang." Heboh cowok bergingsul ketika melihat Arka memasuki ruangan.
Semua orang yang ada di sana langsung menatap kearah Arka. Mereka tersenyum lebar, nampak senang dengan kedatangan Arka.
Arka tersenyum miring lalu duduk di sofa tunggal. Sofa itu selalu kosong tidak ada yang berani menempati karena itu khusus untuk Arka selaku ketua di geng mereka.
Cowo yang bersorak ketika melihat kedatangan Arka bernama Febian Mikko Ananta. Atau kerap kali di panggil Febian.
Cowok bergingsul itu memiliki paras tampan dan tinggi badannya sama dengan Arka, yaitu 185.
Tingkah Febian itu susah di tebak. Apapun yang di inginkannya maka harus ia dapatkan. Febian merupakan cowok ter heboh atau paling bar-bar di antara teman-teman Arka.
Tapi walaupun tingkahnya bar-bar dan susah di tebang, Febian itu merupakan anak manja.
Apa lagi jika bersama kedua orangtuanya, cowok itu akan berubah manja dan penurut. Febian merupakan anak bungsu dengan dua bersaudara. Dua kakaknya itu perempuan, yang satu sudah menikah sementara yang satu lagi baru masuk kuliah.
"Cek. Lu nggak bawa makanan pak bos?!!" Ucap salah satu cowok sambil menatap Arka dengan wajah merengut.
Dia adalah Gama Erllan Jayidan. Atau kerap kali di panggil Gama.
Sikapnya tidak kalah jauh dari Febian. Urak-urakan tidak bisa diam dan yang ada di pikirannya itu hanya makanan, makanan dan makanan.
Tapi, walaupun Gama sering makan cowok itu rajin sekali berolahraga karena itu tubuhnya tetap ideal, tinggi badannya 184. Bahkan di markas mereka ada Gym kecil yang bisa di gunakan oleh semua anggota, tentu saja Gama lah yang menyediakan gym itu.
Gama merupakan anak tunggal kaya raya, walaupun anak tunggal tapi Gama tidak manja seperti Febian. Cowok itu bisa di bilang mandiri.
Plak.
"Anjing sakit." Umpat Gama ketika dengan tiba-tiba kepala belakangnya di tabok.
Gama menyentuh kepala belakangnya sambil menatap si pelaku. Tapi si pelaku nampak acuh-acuh saja seperti tidak terjadi apa-apa tatapan matanya datar ke depan.
"Elu---kenapa tabok kepala gue sih?" Kesal Gama.
Si pelaku hanya meliriknya sinis. "Di otak lu itu adanya cuman makanan dan makanan, seperti tidak di kasih makan oleh orang tua lu. Miskin lu gak bisa beli makanan sendiri?"
"Anjiierr ucapannya, pftttt." Ujar Febian sambil menahan tawanya.
Sementara Gama menatapnya tak percaya. Langsung menyentuh dadanya.
"Anjirr. Dada gue sakit" Ucapannya berdrama.
"Sakit sampe ke tulang-tulang, huahahh" sahut yang lainnya.
Di ruangan itu jumlahnya cukup banyak yaitu 15 orang termasuk Arka.
Yang lainnya pun terlihat menahan tawa, apa lagi saat melihat wajah Gama yang berubah masam.
Farell Aureliano Abraham. Nama cowok yang barusan mengatai Gama.
Dia adalah cowok terdingin di antara teman-temannya Arka.
Farell pun jarang sekali bicara dan sekalinya bicara menusuk jantung.
"Taik lu, kalau ngomong kek taik mulutnya" Dengus Gama sambil mengalihkan pandangannya dari Farell yang duduk di sebelahnya.
"Bacot." Sahut Farell tidak perduli sama sekali.
"Santai bang Hama, gue udah pesen makanan buat kita makan"
Ucap si cowok imut dan paling muda di sana. Umurnya baru 15 tahun. Sementara Arka dan yang lainnya sudah 17 tahun.
Dia adalah Arvin Evano Abrisam, sekolah kelas 10. Walaupun paling muda tapi tubuhnya tidak kalah tinggi dari mereka, tinggi badan Arvin 182.
Tatapan Gama langsung beralih menatap Arvin yang duduk di sebuah kursi dan di hadapannya ada meja besar, bukan hanya Arvin yang duduk di sana namun ada beberapa juga yang duduk di sana. Meja itu posisinya tidak jauh dari sofa yang di duduki Arka, Farell, Gama dan Febian.
"Hama Hama pala bapak kau Hama" Gram Gama. Dengan se enak jidat Arvin memanggilnya Hama.
Arvin hanya nyengir kuda.
"Tapi benar lu pesan makanan?" Tanya Gama ketika mengingat ucapan Arvin.
Arvin mengangguk cepat. "Ya, tapi lu yang bayar, heheh". Cengir cowok imut itu.
"Haaah, jancok lu anak Abrisam"
Bisa-bisanya Arvin pesan makanan tapi dirinya yang harus membayar.
"Waah ngelunjak sama bapak tampan gue. Gapapa lah kak, lu kan kaya raya jadi bayar 15 kotak pizza aja kecil kan?" Arvin menaik turunkan alisnya sambil menatap Gama.
Gama melotot terkejut, begitupun dengan yang lainnya. Yang benar saja Arvin memesan 15 kotak pizza.
"Apaa!! Lu pesan lima belas pizza?" Beo Gama.
Arvin mengangguk antusias. "Iya laah, di sini kan ada 15 orang, jadi satu orang satu kotak pizza." Santai Arvin.
"Astaga Arvin sebanyak itu?. Lu sendiri yang bayar pizza-nya"
Pizza sebanyak itu dirinya yang harus membayar?. Enak saja. Tentu saja Gama juga tidak mau rugi.
"Waaah!! Sebagai orang kaya raya pelit banget Lo sama kita." Febian menimpali dan langsung di angguki yang lainnya.
"Iya anjirrr, pizza doang masa lu gak mampu bayar" Timpa yang lainnya.
"Bacot kalian, bayar sendiri-sendiri." Dengus Gama.
"Isssh jangan pelin dong. Yaudah kalau gak mau bayarin gue gak akan comblangin lu lagi sama kak Bunga." Ancam Arvin.
"Huahaha. Mampus looh Gama nggak akan di sukai Bunga" Febian kembali memanas-manasi situasi agar Gama mau membayar pizza-nya.
Febian dan Arvin saling menatap, keduanya tersenyum satu sama lain. Sebenarnya memesan pizza sebanyak itu adalah idenya Febian juga dan pizza itu harus Gama yang membayar.
Bunga adalah kakaknya Arvin dan satu sekolah dengan mereka. Bunga juga salah satu teman dekatnya Keyla.
Mata Gama membulat dengan mulutnya yang sedikit menganga. Cowok itu terkesiap di tempatnya. Arvin yang melihat reaksi Gama seketika tersenyum miring, kelihatannya ancamannya ini akan berhasil.
Bunga cewek yang Gama sukai dan selama ini Arvin lah yang berusaha mendekatkan Gama dengan Bunga. Tentu saja ini tidak bisa di biarkan, Arvin harus tetap mendekatkannya dengan Bunga.
Karena sebenarnya Bunga itu gadis yang susah di dekati. Sifatnya yang dingin dan cuek, membuat Gama kesusahan mendekatinya.
"Ya jangan gitu Doong. Yaudah, gue yang bayar."
Dengan terpaksa Gama akan membayar pizza itu demi yayang Bunga.
"Naaah gitu dooong. Kan enak kalau gini" Senang Arvin.
"Cih, enak di elu rugi di gue" ucap Gama sambil mendelik kesal.
"Hahahah, tenang bang, duit lu gak akan habis cuman bayarin 15 pizza "
Gama hanya menghembuskan nafas kasar.
Saat ini Arka sedang berada di rumah dua lantai. Dan rumah ini milik Arka pribadi. Arka menjadikan rumahnya sebagai Bascam untuk berkumpul dengan gengnya.
Arka merupakan ketua dari sebuah geng, yang bernama Scary Tiger dan beranggota 30 orang dari berbagai sekolah bukan hanya dari sekolah Arka saja.
Walaupun mereka adalah sebuah geng motor, tapi mereka tidak suka membuat keributan, atau membuat para warga kesal dengan tingkah rusuhnya. Tidak seperti geng-geng motor pada umumnya yang terkesan buruk di mata masyarakat.
Dan yang membuat geng motor itu adalah idenya Arka dan ke tiga temannya yaitu, Farell, Febian dan Gama.
Geng motor ini sudah terbentuk satu tahun saat mereka masih kelas 10. Dan tidak di sangka-sangka ternyata banyak yang berminat ingin masuk Scary Tiger.
Sebenarnya mereka membuat Scary Tiger hanya untuk kesenangan biasa saja. Tapi walaupun begitu ternyata banyak geng lain yang tidak suka dengan kemunculan Scary Tiger.
Arka selaku ketua di Scary Tiger dan Farell selaku tangan kanan Arka, karena Farell memiliki ke ahlian bela diri yang hebat.
Yang namanya geng motor pasti memiliki masalah ataupun musuh bebuyutan. Dan Scary Tiger ini di musuhi oleh beberapa geng lain.
Mereka selalu menantang Arka dan teman-temannya, entah itu untuk balapan atau hal lain seperti tauran.
Untuk balapan yang paling di andalkan di Scary Tiger ini adalah Febian. Ya Febian, walaupun anak manja tapi Febian merupakan cowok tanggu dan handal dalam balapan.
Bukan hanya Febian saja yang hebat namun Arka pun sama hebatnya.
Yang sering turun ke jalan untuk menggantikan Arka adalah Febian.
Saat ini mereka kumpul karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan. Dan hanya 15 anggota saja yang ikut kumpul, sementara yang lainnya masih sibuk dengan urusan masing-masing. Walaupun tidak ikut kumpul semua mereka tetap akan di informasikan.
...
Arka menghela nafas panjang. "Sudah debatnya?" Tanya Arka dengan nada dingin dan tatapan datar ke depan.
Mendengar ucapan Arka membuat Gama dan Arvin menelan ludah mereka susah payah. Jika sedang mode Ketua Arka akan berubah tegas dan dingin.
"Maaf, bos". Ucap Gama.
Walaupun mereka teman dekat, tapi mereka tetap menghormati Arka sebagai ketua geng.
"Hm. Kita mulai" ujar Arka, mereka semua langsung mengangguk patuh dan berubah serius.
"Bagaimana apa bos mau ambil tawaran ini?"
Tanya anggota bernama Elvin yang duduk di sebelah Arvin.
Arka menaikan sebelah alisnya. Seperti sedang menimbang-nimbang tawaran yang lumayan menggiurkan.
"Lumayan Bos duitnya bisa buat party." Timpa yang lainnya.
"Dia juga ngeselin bos terus nantang lu padahal sudah berkali-kali bos kalahkan. Ah, satu kali Febian yang mengalahkan."
Mendengar itu Febian langsung menyugar rambutnya bangga.
"Benar banget pak ketua, ngeyel banget tuh anak padahal dua Minggu yang lalu gue kalahin." Ujar Febian merasa kesal juga, yang menantang kali ini tidak ada kapoknya sama sekali
"Berapa duit?" Tanya Arka. Karena tidak mungkin Arka menerima tawaran hanya untuk uang kecil saja minuman uangnya di atas 20 juta.
"Berapa Feb, gue lupa."
"Bentar gue cek dulu."
Febian meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Mengutak-atik sebentar, lalu membuka aplikasi chat, di sana ada beberapa chat yang masuk. Febian membuka salah satu pesan chat yang menawarkan tantangan kepada mereka.
"30 juta " Ucap Febian setelah melihat total uang yang akan mereka dapatkan jika menang.
Mereka semua yang mendengar jumlah itu seketika berbinar. Tentu saja uang yang tidak sedikit.
Arka menaikan sebelah alisnya dan mengangguk, lumayan banyak. "Oke gue ambil, kapan balapannya di mulai?" Arka menatap Febian.
"Tiga hari lagi" jawab Febian dan Arka hanya mengangguk.
Tiba-tiba Arka bangkit dari duduknya, mereka semua langsung menatap Arka .
"Mau kemana bos?" Tanya Gama penasaran.
"Mau Beol, lu mau ikut?" Delik Arka.
Gama langsung berdengus, Gama kira Arka mau pulang atau kemana.
Sementara yang lainnya langsung menahan tawa melihat ekspresi Gama.
Kini Arka berjalan menuju dapur dimana toilet berada, dan toilet itu khusus untuknya saja. Di rumah itu ada beberapa toilet untuk anggota dan juga beberapa kamar.
Di lantai dua ada empat kamar salah satunya milik Arka pribadi, sementara di lantai bawah ada tiga kamar. Ya rumah ini memang cukup besar dan ada beberapa anggota yang tinggal di sana.
Arvin menatap kepergian Arka dan beralih menatap Gama.
"Bukannya di dapur ada kak Gio ya?" Tanya Arvin.
Mendengar ucapan Arvin mereka semua langsung terdiam.
Tiba-tiba mata Febian dan Gama membulat sempurna, keduanya nampak begitu terkejut dan seperti baru menyadari sesuatu.
"Anjir iya benar, gimana kalau Arka ketemu sama Gio?" panik Febian.
Bukan hanya Febian saja yang panik namun yang lainnya pun ikut panik. Sementara Farell tersenyum miring, tangannya terlipat di depan dada.
"Mampus" Batin Farell.
Entah apa yang cowok itu pikirkan.
....