Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
"Kau tidak tahu soal ini bukan? Lalu siapa yang melakukan ini?" tanya Steven dengan penuh penekanan.
"i...itu aku, ya, itu aku. Bunuh aku sekarang" kata Jacob.
"Aku hanya ingin membunuh pelaku yang sudah mencelakai ayah ku!! Seperti nya kau tau sesuatu. Katakan!" kata Steven berjongkok mencengkram erat bahu Jacob.
"Sudah ku katakan aku! Aku yang mencelakai ayah mu! Ayo lakukan sesuatu, bunuh aku!" kata Jacob.
"Putri mu yang b*d*h itu yang sudah mencelakai ayah ku!" kata Steven.
"Zeco! Cari keberadaan putri nya. Aku tidak akan membunuh nya, tapi aku akan menyiksa nya" kata Steven.
"Baik tuan" kata Zeco.
"Ja...jangan ku mohon, bunuh saja aku. Jangan sentuh putri ku... Ku mohon" kata Jacob memegangi kaki Steven.
"Lepaskan kaki ku!! Menjijikan!!!! Cuhhhh" Steven menendang Jacob dan meludah kesamping.
"Kumohon stev, bunuh saja aku. Tapi jangan sentuh putri ku" kata Jacob memohon
"Apa kau akan melindungi nya terus menerus ketika dia melakukan kesalahan seperti ini? Kau juga harus merasakan apa yang aku rasakan!!!" Steven meninggikan suara nya
*BRUKKKKKKK
Zeco menyeret dan langsung melempar tubuh Bella ke hadapan Steven dan Jacob.
"A....ayah tolong selamat kan aku" kata Bella menangis, ia merangkak ingin memeluk ayah nya namun tangan nya di tarik oleh Steven.
"Berani sekali kau!!!! aku akan menghukum mu! Zeco! Bawa dia ke bawah tanah markas kita!" kata Steven mendorong tubuh Bella ke Zeco. Zeco pun menangkapnya.
"Ayo!" Zeco kembali menyeret Bella menuju mobil.
"Kumohon..... Lepas kan putri ku... lepaskan" Jacob berlari dan memegangi tangan putri nya.
"Lepaskan atau ku tembak mati putri mu yang b*d*h itu!" kata Steven.
Jacob langsung melepaskan nya karna ia tahu, Steven tidak akan main main dengan perkataan nya.
Zeco dan Bella duduk di kursi belakang, sedangkan Steven duduk di samping supir.
Zeco dan Steven pun meluncur pulang ke kota nya dan langsung menuju markas untuk mengurung Bella.
*DRTTTTT DRTTTTT DRTTTT
Ponsel Steven berbunyi, bertanya panggilan dari sesilia.
"Halo stev, apa kau sibuk?" kata sesilia
"Tidak, Ada apa?" kata Steven
"Ayah sudah siuman, tapi masih belum bisa berbicara" kata sesilia
"Syukur lah, aku sedang di perjalanan pulang. Mungkin 4 jam lagi aku akan sampai" kata Steven
"Baiklah, hati hati di jalan stev" kata sesilia
"Hmmm" kata stev mengakhiri panggilan nya.
"Apa itu kekasih mu stev? Kenapa kau melakukan ini pada ku?" Bella meneriaki steven.
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau melukai ayah ku?!!!!" Steven membentak Bella.
"Itu balasan untuk mu karna kau menembak ayah ku, kenapa kau menolak menemui ku dan menembak kaki ayah ku?!" kata Bella.
"Aku tidak sudi bertemu dengan wanita tidak waras seperti mu" kata Steven dingin.
"Hiks..hiks...hiks.... Kau sangat keterlaluan stev kau kejam!" kata Bella menangis.
"Ya, Kau seharusnya tahu itu dari dulu. Tapi kenapa kau masih bersikeras untuk mendekati ku? Bahkan ayah mu sudah berani menyandra kekasih ku!" kata Steven.
"A...apa? Ayah ku? Apa dia mengetahui kau memiliki kekasih?" kata Bella.
"Apa ayah mu tidak memberi tahu mu? Ohhhh aku mengerti pasti ia tak ingin menyakiti perasaan mu, ia takut kau akan bunuh diri. Tapi menurut ku itu lebih baik jika kau bunuh diri dan mati" kata Steven dingin.
"Hiks.....hiks...hiks... Aku tidak akan membiarkan mu hidup bahagia stev" kata Bella.
"Ha..ha..ha kau berbicara seperti itu seakan akan kau akan keluar dengan utuh dari markas ku" Steven menyeringai.
"Ma....maksud mu?" kata Bella ia mendadak menciut mendengar perkataan steven.
"Turun kan aku!!! Turun kan aku!!!! Lepaskan!!!" Bella berteriak memberontak dan ingin keluar dari mobil.
"Zeco! Wanita ini sangat berisik! ambil ini, suntikan pada nya" Steven menyodorkan obat tidur dosis tinggi pada zeco.
"Jangan! jangan! jangan!!!" kata bella
*CUSSSSSSSS
"aaaaaaaa" Bella berteriak.
Beberapa menit kemudian Bella pun mulai tak sadar kan diri.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam mereka pun sampai di markas,
"Kurung dia di penjara bawah tanah, Beri kan dia obat per*ngs*Ng dan suruh beberapa anak buah untuk menuntaskan nya" kata Steven
"Baik tuan" kata Zeco.
"Aku akan ke rumah sakit, sesilia dan ibu menunggu ku" kata Steven.
"Hati hati tuan" kata Zeco.
Steven pun melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
*CEKLEK
"Sesilia, dimana ibu? Bagaimana keadaan ayah?" tanya Steven sembari menghampiri sesilia dan memeluknya.
"Ibu sedang ke toilet,, ayah sedari tadi seperti itu, ia membuka mata nya tapi tidak mau berbicara. kata dokter, ayah mengalami luka di bagian otak. kemungkinan ayah akan struk" kata sesilia menunduk.
Steven merasa mata nya mendadak panas, kerongkongan nya terasa tercekik, dada nya sesak saat mengetahui kondisi ayah nya.
"Aku akan membalas mu!" gumam Steven yang masih terdengar samar di telinga sesilia.
"Apa kau mengatakan sesuatu stev?" sesilia memastikan.
"Tidak, aku akan ke toilet" kata stev.
tak lama Steven keluar, Bianca pun masuk.
"Bu, Stev sudah sampai. Dan aku sudah memberi tahu nya keadaan ayah" kata sesilia.
"Sekarang stev dimana?" tanya Bianca.
"Sedang ke toilet Bu" kata sesilia, Bianca pun mengangguk tanda mengerti.
Tak lama Steven pun kembali.
"Ibu" sapa Steven menghampiri dan memeluk ibu nya
"Bagaimana? lancar?" tanya Bianca.
"Hmmm, kita bicara kan nanti" kata Steven lirih. Bianca pun mengernyitkan dahi nya.
"Sesilia, tunggu disini temani ayah. Aku akan berbicara dengan ibu" kata Steven.
"Baiklah" kata sesilia
"Ayo Bu, ikut aku keluar" kata Steven keluar, Bianca pun mengekor di belakang
"Ada apa stev? Kenapa harus bicara di sini?" tanya Bianca.
"Sebenarnya sesilia tidak mengetahui aku seorang mafia Bu, aku takut dia akan meninggalkan ku. Dia wanita yang sangat baik, aku takut dia tidak akan menerima aku lagi jika tahu aku seorang mafia" kata Steven tertunduk.
"Stev, Ketika kamu ingin memulai suatu hubungan, sebaik nya tidak ada yang di tutup tutupi. Sebaik nya sebelum kalian menikah, kamu harus menceritakan yang sebenarnya pada sesilia. Ibu yakin dia akan menerima kamu apa ada nya stev" kata Bianca.
"Baik Bu" kata stev yang tidak ingin berdebat dengan sang ibu.
"Oh ya? bagaimana? Siapa orang nya? Sudah di bawa ke markas?" tanya Bianca.
"Dia Bella" kata Steven.
"APA!! Bella? Anak dari teman lama ayah mu stev? Dia putri dari tuanJacob? benarkah?" Bianca membelalakkan mata nya, ia tak percaya.
"Benar Bu, memang sudah lama Jacob mengusikku. Berawal dari pesta ulang tahun Bella, Bella merayu ku namun aku menolak nya di depan banyak orang. Dia sepertinya terobsesi dengan diri ku, dia menyuruh ayah nya untuk memata matai ku lantas ayah nya menyuruh anak buah kesayangan nya itu memata matai ku Bu. Saat aku menangkap basah orang suruhan nya itu, Jacob tidak mengaku. Aku memenggal kepala anak buah nya itu di depan Jacob dan putri nya. lalu Jacob balas dendam dengan menyekap sesilia di apartemen ku, lalu ia juga merampok senjata ku. dan sekarang dia telah mencelakai ayah. sudah sejak lama aku ingin sekali membunuh nya Bu, namun karna ia pernah menyelamat kan ayah, aku menahan diri untuk itu" jelas Steven.
"Astaga!!!!" Bianca mendadak lemas, ia akan terjatuh namun di tangkap oleh Steven.
"Bu, maaf kan aku" kata Steven.
"Mulai sekarang, sesilia harus tinggal di mansion. Ibu tidak ingin terjadi hal buruk pada nya stev,, hiks.. hiks... Hiks...." Bianca menangis mengetahui sesilia pernah di sekap
"Baik Bu, ku rasa juga akan lebih baik seperti itu" kata Steven.
"Kalau begitu, ayo masuk" kata Bianca masuk ke ruang rawat Eric.
...****************...
"Bi....Bianca" Eric tiba tiba berbicara.
Sesilia yang mendengar itu tiba tiba memencet tombol merah untuk memanggil dokter.
"ibu!! Ibu" sesilia berlari menuju toilet, dan menggedor pintu.
*TOK TOK TOK TOK
*CEKLEK
"Ada apa sesilia" kata Bianca.
"ayah memanggil mu" kata sesilia.
"Benar kah?" Bianca berlari menghampiri Eric.
"Sayang, aku disini" kata Bianca menggenggam tangan Eric.
*CEKLEK
"Permisi, saya akan memeriksa keadaan tuan Eric" kata dokter bergegas menghampiri Eric dengan mengeluarkan stetoskop nya.
Setelah memeriksa keadaan Eric, dokter pun mengangguk dan tersenyum
"Ini ke ajaiban, tuan Eric bisa berbicara. Kondisi nya sudah stabil" kata dokter
"Syukurlah, terimakasih tuhan. Terimakasih dokter" kata Bianca tersenyum kepada dokter.
"kalau begitu saya permisi" kata dokter.
"Baik dok" kata sesilia dan Bianca.
"Sayang, Bagai mana perasaan mu? Aku sangat mengkhawatirkan mu hiks...hiks..hiks.." kata Bianca menangis.
"Tenang lah Bu, ayah masih sangat lemah" kata sesilia merangkul bahu Bianca.
"Aku tidak apa apa sayang, hanya saja rasa nya badan ku lemas" kata Eric.
"istirahat lah, kau tidak boleh banyak bergerak" kata Bianca mengelus tangan Eric dan di angguki oleh Eric.
"Bu, aku ingin pulang dulu ya. Nanti aku akan ke sini lagi bersama dengan Steven" kata sesilia.
"Baiklah, hati hati dijalan, terimakasih sayang" kata Bianca.
Sesilia pun keluar dari rumah sakit, ia memanggil salah satu taksi. Ia pun langsung naik di kursi penumpang.
Saat di lampu merah, sesilia membuka jendela kaca mobil dan memandang ke arah jalan.
"Bukan kah itu Steven? Kenapa dia berada di sini? Apa dia tidak ke kantor?" gumam sesilia saat melihat Steven sedang duduk di dalam mobil nya menunggu lampu kembali hijau.
"Pak ikuti mobil itu ya" kata sesilia menunjuk mobil Steven, ia sangat penasaran apa yang akan Steven lakukan.
"Baik" kata supir itu, ia pun langsung mengikuti kemana Steven pergi.
Mobil Steven berhenti di depan gerbang yang menjulang tinggi, Steven pun keluar dari mobil seperti nya ia sedang menelfon seseorang.
"Pak, saya turun disini. Ini uang nya, ambil saja kembelian nya. terimakasih" kata sesilia keluar dari mobil
Sesilia pun mengendap endap mendekati mobil Steven, ia terus memperhatikan Steven yang sedang membelakangi mobilnnya dan berbincang dengan seseorang di telfon.
Sesilia membuka pintu bagian belakang pelan pelan, ia menyusup masuk ke dalam mobil dan bersembunyi. Tak lama kemudia Steven pun langsung masuk ke dalam mobil, ia tak menyadari sesilia sudah berada di dalam nya.
Kemudian gerbang tinggi itu pun terbuka, sesilia belum bisa melihat apa pun karna ia masih bersembunyi di belakang mobil.
*CEKLEK Steven keluar dari dalam mobil dan zeco pun segera menghampiri tuan nya itu
"Ayo ke ruang bawah tanah,,, kita adan melihat pertunjukan menarik" kata Steven. yang di dengar oleh sesilia dari dalam mobil.
*DUKKKKKKK
"Awwww!" kepala sesilia terbentur saat ingin bangun melihat ke luar. Untung saja Steven dan zeco sudah pergi.
"Dia ke ruang bawah tanah, aku harus mengikuti nya" kata sesilia. Ia langsung keluar dari mobil yang tidak di kunci.
"Wahhhhhh ini sangat besar,, tapi memang tidak sebesar mansion ibu" kata Bianca mendongak melihat sekeliling Mension. terlihat banyak sekali yang menjaga gerbang, sesilia yang memiliki badan mungil itu berhasil mengendap endap mengikuti Steven.
Sesampai nya di bawah tanah, sesilia terkejut dengan pemandangan yang ia lihat. Banyak sekali orang yang di tahan di sana,, mereka tertunduk lemas tidak ada yang berbicara.
Lalu sesilia melihat steven dan zeco memasuki ruangan yang tidak di tutup pintunya.
"Ahhhhhh......uhh......yeahh......" terdengar Des*h*n dari dalam ruangan itu.
"Suara apa itu?" batin sesilia.
Sesilia masih bersembunyi di belakang pintu ia mengintip. terlihat seorang wanita yang sedang berhubungan dengan 5 pria sekaligus. Steven yang duduk menyilang kan kaki menikmati pemandangan itu.
"Lakukan dengan kasar!" perintah Steven.
Salah satu pria itu pun menjambak rambut Bella, mereka juga bermain kasar.
"Stev.......ahhhhh.....apa kau ..... tidak ingin....ahhhhhh. Ber....ahhhh....main dengan....uuuhhhh. Ku" Bella meracau.
"Menjijikan" kata stev.
Sesilia terkejut melihat itu, kenapa Steven memerintahkan pria itu untuk bermain kasar. Apa Steven memiliki gangguan kesehatan? Dia terbiasa melihat hubungan badan orang lain? Itu yang ada di pikiran sesilia.
"HEI!!!!" Salah satu pengawal yang sedang berjaga melihat sesilia dan langsung meneriaki nya.
Sesilia pun langsung berlari di sepanjang lorong ia semakin memasuki ruangan itu dan menjauh dari ruangan Steven.
"Ada apa itu?" Steven yang terkejut langsung keluar dan melihat sesilia yang sedang berlari ke arah tahanan yang sudah menggola
"Sesilia? Kenapa dia bisa berada di sini? Arghhhhhh! Pikirkan nanti, sekarang dia akan memasuki ke ruangan pria yang sudah menggila itu! Ckkkk, si*l*n aku juga lupa merantai tangan pria gila itu" kata Steven langsung berlari mengejar sesilia
"Sesilia, jangan kesitu" Steven meneriaki sesilia, yang akan masuk ke dalam ruangan itu.
Sesilia langsung menoleh ternyata Steven sedang mengejar nya. Ia pun ketakutan, tanpa sesilia sadari saat ia sedang menghadap pada Steven, dari belakang ada pria yang memeluk nya.
"Ha....ha...haa sayang, kau sudah datang,, aku merindukan mu" kata pria itu yang badan nya penuh luka.
"Lepaskan aku!!! Lepaskan aku!!!" sesilia memberontak.
"Lepaskan dia!" kata Steven dingin.
"Kau siapa? Ha...ha..ha... Ini wanita ku aku akan mencium nya" kata pria itu mendekat kan wajah nya ke sesilia
*DORRRRRRRR
Steven langsung menembak kepala pria itu, sesilia shock melihat darah yang muncrat ke wajah dan badan nya.
"Stev......" sesilia lirik
*BRUKKKKKKKKK
Sesilia pun pingsann.
baru bener..dan masun akal