Kehidupan rumah tangga Kaisar mulai merenggang ketika Anya lebih memilih karirnya dari pada mengurus Kanaya, putri mereka.
Hingga suatu ketika, Kaisar bertemu dengan gadis belia yang masih berusia 16 tahun, Kayra. Pertemuannya dengan Kayra membuat Kaisar jauh cinta, dan menggeserkan posisi Anya di hatinya.
Lantas bagaimana dengan posisi Anya yang masih berstatus istri sah ? Setelah Anya mengetahui jika Kaisar sudah menikah lagi dengan Kayra, seorang pengasuh anaknya sendiri ?
Seperti apa kehidupan rumah tangga Kaisar dan Anya, serta Kayra yang telah menjadi istri keduanya ?
Simak ceritanya di "Pengasuh Anakku Istri Keduaku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Tiga hari kemudian, Kayra sudah akan memasuki ujian kenaikan kelas di sekolahnya. Kayra tentu saja harus belajar dengan ekstra, sebab ia harus mempertahankan peringkat di sekolahnya agar ia tetap mendapatkan beasiswa dan sekolah gratis di sekolahnya.
Namun kendalanya saat ini adalah, Kanaya. Kanaya ternyata jatuh sakit karena pengaruh perubahan cuaca. Kanaya terserang demam dan flu. Yang membuat Kanaya selalu rewel dan tidak mau lepas dari Kayra.
Malam ini saja, Kanaya belum bisa tidur. Kayra berusaha untuk membuat Kanaya tertidur dengan memeluk dan mengusap lembut tubuh Kanaya.
Beberapa jam kemudian Kanaya sudah tertidur, Kayra melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul sembilan malam.
Kayra kemudian mengambil buku-bukunya di dalam kamarnya memindahkannya ke kamar Kanaya. Sebab ia takut nanti Kanaya terbangun dari tidurnya dan menangis lagi.
Kayra membuka buku-buku sekolahnya, ia baru ingat ternyata ada tugas matematika yang harus ia kumpulkan besok pagi dengan gurunya.
Kayra kemudian mengerjakan tugas sekolahnya, baru separuh ia mengerjakannya tiba-tiba matanya mulai terasa berat dan mengantuk. Bagaimana tidak, seharian ini mengurus Kanaya tanpa beristirahat karena Kanaya yang kondisinya sedang sakit.
“Hoaam..”
Kayra menguap karena merasa sangat mengantuk. Ia berusaha untuk tetap membuka kedua matanya, namun ternyata rasa kantuknya begitu besar. Hingga pada akhirnya Kayra kalah, ia tertidur dengan menimpa buku tugasnya.
Kaisar baru saja pulang setelah menghadiri pertemuan penting dengan rekan bisnisnya. Ia kemudian menuju kamarnya lalu membersihkan dirinya. Setelah ia berganti pakaian, ia kemudian menuju kamar Kanaya. Sebab ia tahu kalau Kanaya sedang sakit.
Kaisar membuka pintu kamar Kanaya, ia melihat putrinya tengah tidur. Kaisar lalu mencium kening Kanaya dengan lembut sembari berdoa untuk kesembuhan Kanaya.
“Cepat sembuh putri cantik Papa.” Bisik Kaisar
Kemudian pandangan matanya beralih pada Kayra yang tengah tertidur dengan bertumpu pada buku pelajarannya.
Kaisar kemudian duduk di hadapan Kayra yang tengah tertidur. Ia tersenyum melihat Kayra, wajah Kayra cantik alami apalagi Kayra memiliki bulu mata yang begitu lentik.
Kaisar seolah telah terpikat pada Kayra namun ia berusaha untuk menepis perasaannya karena ia sendiri sudah menikah dengan Anya, meskipun saat ini pernikahannya dengan Anya sedang tidak baik-baik saja.
Kaisar sudah berusaha untuk tidak egois untuk berpaling dengan wanita lain di saat Anya yang lebih mementingkan karirnya ketimbang keluarga kecil mereka. Namun saat ia bersama Kayra melihat wajah polos Kayra, hatinya begitu penuh dari kekosongan akan ketidak hadiran dan kepedulian dari istrinya sendiri.
Kaisar sudah berulang kali menepis perasaanya pada Kayra. Namun lagi-lagi, bayangan wajah Kayra selalu mengisi di setiap hati dan pikirannya. Kaisar bahkan bingung dengan dirinya sendiri.
Kaisar kemudian mengambil buku pelajaran Kayra. Ia melihat Kayra belum selesai mengerjakan tugas sekolahnya.
Kaisar dengan santainya mengambil pena milik Kayra dan menyelesaikan tugas sekolah Kayra. Ia menganggap itu adalah bentuk rasa terimakasihnya pada Kayra yang sudah menjaga Kanaya dengan baik, apalagi Kanaya sedang sakit saat ini.
Saat Kaisar tengah menulis, sesekali ia melihat Kayra yang mendengkur dalam tidurnya. Kaisar tersenyum, lalu kemudian tangannya terulur mengusap lembut pucuk kepala Kayra.
Beberapa menit kemudian, tugas sekolah Kayra sudah selesai ia kerjakan. Ia kemudian menutup buku pelajaran itu, dan menaruhnya di tempat semula.
Kaisar memastikan Kayra dalam tidurnya, ternyata Kayra benar-benar sudah tertidur pulas. Ia lalu menggendong tubuh Kayra memindahkannya tidur di samping Kanaya.
Entah ada angina apa yang menerpanya seolah ia tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya pada Kayra. Kaisar tiba-tiba mencium kening Kayra dengan lembut. Setelah itu tersenyum dan menyelimuti tubuh Kayra sebelum ia pergi dari kamar Kanaya.
...****************...