Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Rion masuk kedalam Apartement nya, dia melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya, saat hendak melangkah dirinya terkejut melihat sosok gadis yang sangat ia hindari.
Dengan mata membelalak, "Leandro!!" teriaknya kesal. Untuk apa Sekertaris Lee nya itu memperbanyak dan memperketat keamanan jika gadis itu berhasil masuk ke dalam Apartemen nya bahkan dia sedang duduk manis sambil menonton televisi.
Kali ini Rion benar-benar akan memecat Leandro, karena kelalayannya dalam bekerja. Sementara Aily yang melihat kedatangan calon majikannya langsung berdiri dari duduknya dan menunduk sekilas memberi hormat.
"Jangan mendekat! sedang apa kau di sini?" sentak Rion melangkah mundur, dirinya takut jika Aily kembali memangsanya, dia menatap kearah pintu berniat memanggil para Bodyguard yang sedang berjaga diluar.
"Hai ..." ucap Aily tersenyum sekilas, karena dirinya sedang ada di mode malas dan galau, saat ini dirinya tidak berpikir untuk menyentuh calon Ayah dari anaknya kelak. "Saya yang akan bekerja di sini sebagai Asisten rumah tangga," jawabnya.
"Si-siapa yang mengijinkan mu menjadi Asisten rumah tanggaku?" tanya nya terbata dengan mode waspada, kalau-kalau Aily menggelantung lagi di tubuh kekarnya sambil menciumi dirinya.
"Orangnya ada di dapur," jawab Aily menunjuk Eria yang sedang berjalan ke arahnya.
Eria langsung melotot pada Rion, dan menempelkan telunjuk di bibirnya agar Rion tidak banyak bicara, "Aily kamu boleh istirahat dulu ke kamar mu, aku harus berbicara denganya," pinta Eria.
Aily mengangguk, "Saya permisi Kak, anda boleh mencari saya jika membutuhkan bantuan," ucap Aily dengan lembut lalu menunduk sekilas dan pergi menuju kamar yang tadi sudah Eria tunjukan saat pertama kali masuk ke dalam Apartemen itu.
Rion menatap pergerakan Aily dengan sangat waspada, rupanya pria itu terlihat sangat trauma dengan apa yang di lakukan Aily padanya tempo hari.
"Kak ada apa? kenapa sangat terkejut?" tanya Eria pura-pura tidak tau, lalu duduk di sofa.
"Eria, apa dia benar Aily sahabatmu yang selalu menolongmu itu?" tanya Rion berlari ke arah Eria dan duduk di sampingnya. "Bukan gadis gila yang sangat ingin meniduri pria tampan?" tanya nya untuk memastikan. "Jangan-jangan dia mengenaliku sebelumnya?" Rion terus bertanya dengan pemikiran jeleknya membuat Eria tidak mempunyai celah untuk menjawab.
"Kakak ngomong apa sih? Aily itu anak baik-baik dan dia sama sekali tidak tau jika kita saudara," jawab Eria lalu meminum minuman kaleng yang ada di tanganya.
"Tidak mungkin, dia sudah menemuiku beberapa kali dan membuatku--" ucapanya menggantung enggan menceritakan yang menurutnya aib.
"Membuat kakak kenapa ka?" tanya Eria.
"Tidak lupakan saja, kakak menolak rencana mu untuk membantu dia!"tegas Rion berusaha membatalkan apa yang sudah mereka sepakati. Eria meminta Rion untuk memberi pekerjaan kepada Aily dan mengijinkannya tinggal di Apartemen Rion.
"Kenapa? kenapa kakak berubah pikiran kak?"
"Kakak tidak yakin jika dia tidak akan mengganggu kakak, apalagi menyentuh tubuh kakak," sambil menggelengkan kepala Rion membayangkan hal yang mungkin terjadi kedepannya.
"Dia anak baik, dia tidak mungkin menyentuh kakak, yang ada kakak yang menyentuhnya!" pekik Aily mulai kesal. "Terserah kakak mau nerima atau engga, yang jelas dia sudah di usir dari rumahnya apa kakak tega membiarkan dia hidup di luar! pokok nya aku sangat percaya pada kakak jika kakak bisa menerima dia dan menjaganya dengan baik." ucap Eria berdiri dan hendak pergi.
"Mau kemana?"
"Pulang, aku akan mencegah acara pertunangan mu dengan wanita yang mami sudah persiapkan, itu satu-satunya aku berbalas budi padamu," ucap Eria sambil menatap Rion yang terkejut.
Rion sama sekali tidak tau jika dirinya akan bertunangan, bahkan calonnya saja dia belum pernah melihat bagaimana bisa ada acara pertunangan pikirnya.
"Mereka merencanakan acara pertunanganmu tanpa sepengetahuan kakak," ucap Eria saat melihat wajah Rion yang terlihat bingung.
"Sejak kapan? kenapa kakak tidak tau?" tanya Rion dengan kening yang mengerut.
"Kamu tau kan Kakek akan melakukan apapun agar kamu bisa segera menikah," ucap Eria. "Acara nya dua hari lagi, kakak mau menerima Aily dan aku akan menggagalkan acara tunanganmu, atau--" ucapan Eria menggantung begitu saja karena Rion yang memotong ucapanya.
"Ya, kakak akan membiarkan gadis gila itu tinggal disini!" jawabnya dengan cepat dan tegas. Rion takut jika Eria akan berubah pikiran.
"Bagus, kalau begitu aku pulang," ucapnya lalu berjalan meninggalkan Rion dengan senyum lebar di wajahnya. Eria sangat pintar bernegosiasi menbuat Rion tidak bisa berpikir panjang dan langsung menyetujui semua ucapan adik yang sangat dia sayangi itu.
.
.
to be continued...