Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Orang Asing
Di pinggir jalan, dekat danau buatan yang populer di sebut Danau Hijau. Karena danau yang cantik itu dikelilingi taman yang menghijau.
“Maaf Mas bisa saya turun di sini saja?” Daniah menepuk bahu driver agar menghentikan motornya.
“Kenapa Mbak, ini belum sampai titik pengantaran,” katanya menjawab sambil menepikan motor berhenti di pinggir jalan.
“Gak papa Mas, saya ada urusan sebentar.”
“Bisa saya tunggu Mbak.”
Penumpangnya sudah turun dan menyerahkan helm.
“Nggak usah Mas, selesaikan saja orderannya ya, nanti saya kasih bintang lima. Ini ongkosnya.”
“Kembaliannya Mbak.”
“Buat tips Masnya, semoga hari ini lancar ya semuanya.”
“Eh ia Mbak. Terimakasih banyak lho Mbak, tipsnya banyak banget.”
“Hehe rejeki Masnya. Makasih ya Mas.”
“Ia Mbak saya yang terimakasih.”
Driver ojek meninggalkan Daniah. Daniah belumlah sampai di rukonya bekerja. Dia menyebrang jalan. Sampai di tepi danau buatan yang masih berwarna keemasan karena terpancar sinar matahari pagi. Gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak. Melangkahkan kaki di antara trotoar yang rapi berjajar. Tempat ini akan lumayan ramai di akhir pekan. Tapi kalau hari-hari sibuk kerja seperti sekarang, nyaris tidak ada siapa pun di sini. Dia mengedarkan pandangan berkeliling. Tempat ini bersih dari manusia. Tidak ada satu pun manusia yang terlihat. Daniah menarik nafas dalam, sambil menikmati ketenangan ini.
Sepertinya pembangunan tempat ini terhenti sementara. Daniah melihat beberapa tumpukan material di sudut-sudut taman. Rapi tersusun. Tempat ini akan digadang-gadang sebagai wisata keluarga. Sebuah danau buatan dengan taman hijau di sekelilingnya. Tidak tahu alasannya kenapa pembangunan tempat ini terhenti begitu saja.
Setelah sibuk meneliti lokasi di sekitarnya, Daniah terduduk dan tenggelam dalam lamunan yang panjang. Perlahan, dia sudah tidak bisa menahan. Air mata mulai membasahi pipi. Dadanya mulai sesak, dan dia mulai sesenggukan.
“Laki-laki sialan! Kamu pikir karena kau punya uang kau bisa melakukan segalanya. Huh!” Daniah berteriak keras pada air danau yang tenang. “Kenapa rambutku hah! Ini rambut bergelombang! Sudah seperti rambutmu yang paling bagus di dunia saja.”
Aaaaaaa, tangisnya pecah lebih keras lagi.
“Laki-laki sialan! Urus adik-adikmu itu. Kalau kau tidak menyukaiku kenapa menikahi aku. Kau bahkan mau mematahkan jari-jemariku. Hiks, hiks. Kalau kau sudah punya wanita yang kau sukai kenapa tidak menikah dengannya. Kenapa memilih main rumah-rumahan denganku. Apa salahku padamu sebenarnya. Huuuuuu.” Suara tangisan dan makian semakin melemah.
“Tapi memang ayahku yang jahat, dia sudah menjualku. Tapi tidak mungkin kalau ada jual beli kalau kau menolaknya. Ya tetap kau yang lebih jahat. Kau makhluk terkutuk, semoga penghuni langit dan bumi mengutukmu juga. Aku membencimu sampai urat nadiku. Semoga kau tersedak saat minum kopi!”
Hug, hug, Daniah sampai terbatuk-batuk karena saking kerasnya memaki, dia sampai lupa menarik nafasnya sendiri. Dipukul-pukul dadanya sendiri. Sambil bernafas, masih terengah-engah. Hufff Hembusan keras nafasnya yang terakhir.
“Ternyata memakinya begini benar-benar membuatku lega. Apa aku datang kemari saja setiap pagi untuk memakinya. Ahh, tapi kasihan juga ikan-ikan di danau itu bisa mati keracunan. Aku harap dia benar-benar tersedak karena aku maki-maki.”
“Hahaha!” terdengar suara tawa laki-laki.
“Eh” Tubuh Daniah yang tadi sudah terasa rileks membeku. “Ada orang tertawa?” Daniah segera bangun dari duduknya. Matanya berkeliling ke seluruh penjuru mencari asal suara. Daniah terduduk saking kagetnya saat ia melihat seorang laki-laki tiba-tiba muncul dari dekat pepohonan. Dia mengucek mata dan mengibaskan rambutnya. Daniah semakin terpukul saat laki-laki itu kembali tertawa.
“Anda siapa?” katanya terbata.
“Ahh aku, aku hanya tukang foto.” Dia menaikan kamera yang melingkar di lengannya. “Aku habis ambil foto matahari terbit di sini tadi. Karena ngantuk jadi ketiduran.”
Tidur, jadi dia tidur kan, dia tidak mendengar aku memaki-maki tadi kan. Tidak, dia tertawa, pasti dia dengar kan, walaupun hanya bagian akhirnya. Karena jelas-jelas dia tertawa.
“Kenapa Anda berjalan kemari?”
“Aku hanya ingin duduk di sebelahmu.”
Kenapa juga duduk di sampingku.
Daniah sudah akan berjalan menghindar, tapi langkah kakinya sudah kalah cepat. Karena laki-laki asing itu sudah berdiri di depannya, menghadang langkah kakinya. Dia terkepung dan tidak bisa menghindar. Akhirnya dia duduk lagi ke tempatnya tadi.
“Nah begitu kan manis, duduklah aku hanya ingin mengobrol. Semalaman aku begadang dan tidur pagiku juga terganggu, rasanya kesal juga.”
“Maaf saya sudah mengganggu tidur Anda. Saya tidak tahu kalau ada orang di sekitar sini.”
“Benar juga kalau kau tahu ada orang, kau pasti tidak berteriak sekeras itu.”
“Maaf.”
Sial apa dia mendengar semuanya.
“Maaf Anda tidak mendengar semuanya kan.”
“Hahaha, maaf sekali ya tapi aku mendengar semuanya.”
Daniah merinding melihat senyum itu, walaupun dia tersenyum dengan cara yang jenaka, tapi kenapa dia merasa senyum itu terasa licik sekali.
BERSAMBUNG...........................
baca lagi di th 2024 smabil senyum¹ sendiri lagi😍😍😍