Alya, seorang sekretaris dengan kepribadian "ngegas" dan penuh percaya diri, melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi di "Albert & Co.", perusahaan permata terbesar di kota. Ia tak menyangka akan berhadapan dengan David Albert, CEO tampan namun dingin yang menyimpan luka masa lalu. Kehadiran Alya yang ceria dan konyol secara tak terduga mencairkan hati David, yang akhirnya jatuh cinta pada sekretarisnya yang unik dan penuh semangat. Kisah mereka berlanjut dari kantor hingga ke pelaminan, diwarnai oleh momen-momen lucu, romantis, dan dramatis, termasuk masa kehamilan Alya yang penuh kejutan.
[REVISI]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Hadiah Kecil, Perasaan Besar
Hari ini adalah hari ulang tahun Alya. David, yang sangat perhatian, telah merencanakan kejutan untuk Alya. Ia tahu betul apa yang disukai Alya, dan hari ini, ia ingin membuatnya bahagia. David telah memesan kue ulang tahun favorit Alya, sebuah kue cokelat dengan taburan kacang almond, dan juga sebuah hadiah kecil: kalung perak dengan liontin berbentuk bintang kecil. Ia berencana memberikannya di kantor, tepat saat Alya sedang bekerja.
Pagi hari, David datang lebih awal dari biasanya. Ia membawa kue dan hadiah tersebut ke ruangannya. Sebelum memulai hari, ia menyembunyikan kue tersebut di dalam lemari pendingin dan hadiah di dalam laci mejanya. Ia merasa sedikit gugup, tetapi lebih dari itu, ia bersemangat. Ia tak sabar untuk melihat reaksi Alya.
Alya tiba di kantor seperti biasa, dengan sepatu kets andalannya. Ia tampak santai, tidak menyadari bahwa David sudah mempersiapkan kejutan untuknya. Ia menuju meja kerjanya dan mulai menyusun pekerjaan yang menumpuk. Alya merasa ada yang berbeda, tetapi ia tidak bisa menebaknya.
Beberapa saat kemudian, David datang ke ruangan Alya, dengan senyum lebar di wajahnya. Ia membawa sebuah kotak besar yang tertutup rapi. Alya menatapnya bingung, dan seketika David mengucapkan kata-kata yang sudah ia persiapkan.
"Selamat ulang tahun, Alya," kata David, suara lembut namun penuh perhatian. "Ini sedikit kejutan untukmu."
Alya terkejut. Ia memandang David sejenak, tak percaya. "David, ini... untukku?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar karena kebingungannya.
David tersenyum lebih lebar. "Ya, untukmu," jawabnya sambil meletakkan kotak itu di atas meja Alya. "Aku ingin membuat hari spesialmu lebih istimewa."
Alya membuka kotak itu dengan hati-hati. Begitu ia melihat kue cokelat dengan taburan kacang almond yang lezat, wajahnya langsung berseri. "Wah, kue favoritku," katanya sambil memandang David dengan mata berbinar. "Terima kasih, David, ini sangat berarti."
David mengangguk. "Aku tahu kau suka, jadi aku memesan ini khusus untukmu," ujarnya dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.
Alya melanjutkan membuka kotak hadiah kecil yang ada di samping kue tersebut. Begitu ia melihat kalung perak dengan liontin berbentuk bintang kecil, matanya membesar. "Ini... cantik sekali," katanya sambil menggenggam kalung itu dengan lembut. "David, terima kasih banyak, ini luar biasa."
"Sama-sama, Alya," jawab David, merasa lega melihat reaksi Alya yang sangat positif. "Aku senang kau menyukainya."
Mereka duduk bersama di meja Alya, berbagi kue ulang tahun. David mengambil potongan kue dan menyuapinya dengan senyum hangat. Suasana di ruang kerja itu terasa lebih hidup dan lebih intim dari biasanya. Mereka berbincang ringan, tentang pekerjaan dan sedikit cerita tentang hobi Alya yang suka berkebun. Mereka juga membicarakan rencana liburan yang ingin mereka lakukan jika ada waktu.
"Alya, bagaimana rasanya merayakan ulang tahun di kantor?" tanya David sambil memandangnya dengan lembut.
Alya tertawa kecil. "Sebenarnya aku lebih suka merayakan bersama keluarga, tetapi kejutan ini sangat berarti bagi aku, David. Aku sangat senang," jawab Alya, tersenyum lebar.
Kebahagiaan itu kemudian sedikit terganggu ketika pintu ruangan terbuka, dan Anton, salah satu karyawan senior yang terkenal dengan sifatnya yang usil, masuk. Anton melihat kue dan hadiah di meja Alya, lalu mengerutkan kening, seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Wah, wah, apa ini?" Anton bertanya, suaranya terdengar menggoda. "David, kau sedang merayakan ulang tahun Alya?"
David tertawa. "Anton, kau selalu saja usil," jawabnya sambil tersenyum. "Ini hanya kue dan hadiah biasa. Tidak ada yang istimewa."
Anton masih terlihat curiga. "Alya, kau tahu David memberikan ini untukmu?" tanyanya dengan nada sedikit menggelitik.
Alya mengangguk sambil tersenyum. "Ya, saya tahu," jawabnya, mencoba tetap tenang meskipun sedikit malu karena Anton selalu membuat suasana menjadi lebih ramai.
Anton tertawa terbahak-bahak, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Aku tidak percaya," katanya. "David Albert, bos yang dingin dan misterius, memberikan hadiah ulang tahun?"
David tertawa, tampak tidak terlalu terpengaruh dengan godaan Anton. "Kau terlalu banyak berpikir, Anton," katanya sambil melirik Alya. "Ini hanya kue dan hadiah biasa, bukan masalah besar."
Mereka berdua terus digoda oleh Anton, dan suasana menjadi semakin ringan. Tawa mereka membuat suasana ruangan menjadi lebih cair. Meskipun Anton terus menggoda, Alya merasa nyaman dan senang dengan perhatian yang diberikan oleh David. Rasanya sangat istimewa bisa merayakan hari ini dengan cara yang tak terduga.
Tiba-tiba, David tersenyum, seolah ada sesuatu yang ingin ia katakan. "Alya," katanya sambil memandangnya, "sebenarnya, aku ingin memberikan hadiah yang lebih bermakna untukmu. Tapi aku belum bisa memberikannya sekarang."
"Hadiah apa itu?" tanya Alya dengan rasa ingin tahu yang semakin besar.
David tersenyum lembut. "Aku ingin mengajakmu pergi ke Paris," jawabnya. "Aku ingin kita menikmati liburan romantis di sana, hanya kita berdua."
"Paris?" Alya terkejut. "Sungguh? Kapan kita bisa pergi?"
"Ya, Alya," jawab David dengan suara yang lebih serius, namun tetap penuh dengan kelembutan. "Aku menginginkan hal itu selama ini. Tapi aku punya rencana yang lebih besar."
Alya masih kebingungan. "Tapi kapan?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar karena merasa cemas. "Bagaimana dengan pekerjaan kita?"
David tersenyum meyakinkan Alya. "Tenang saja," katanya. "Aku sudah memikirkan semuanya. Kita akan berlibur setelah kita menikah."
Alya terdiam sejenak. "Menikah?" tanyanya dengan suara penuh kekaguman dan sedikit kebingungan. Ia tidak menyangka David akan melamarnya secepat ini.
"Ya, Alya," jawab David, nadanya penuh keyakinan dan kehangatan. "Aku ingin menikah denganmu. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu."
Alya merasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Hatinya berdebar kencang, dan matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak bisa berkata-kata seketika, hanya bisa menatap David dengan penuh rasa cinta.
David meraih tangan Alya dengan lembut. "Aku tahu ini agak cepat, tapi aku benar-benar mencintaimu, Alya. Apa kau mau menjadi istriku?"
Alya akhirnya tersenyum, air mata kebahagiaan mulai mengalir. "Ya, David," jawabnya, suaranya penuh kehangatan. "Aku sangat mencintaimu, dan aku ingin menghabiskan hidupku bersamamu."
David tersenyum lebar, dan keduanya saling berpelukan, merayakan bukan hanya ulang tahun Alya, tetapi juga awal dari babak baru dalam hidup mereka.