Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
biarkan anakku hidup
Saat Cokro, Suryo dan Pram sampai dirumah sakit, ternyata Laras masih di dalam IGD,
" Bagaimana Laras?!" tanya Suryo dengan raut cemas, wajahnya pucat.
" Lukanya sudah di jahit, kita tinggal menunggu dia di pindahkan ke ruangan.." jawab istri Suryo.
" Sebenarnya apa yang terjadi? bukankah dia sudah tenang? Kenapa tiba tiba dia menyayat tangannya?" tanya Cokro pada keluarga Laras.
Mendengar hal itu wajah Pram sontak berubah, dari yang sebelumnya cemas, sekarang ikut pucat, darahnya seperti di tarik habis dari tubuhnya.
" Tidak tau mas Cokro.. sudah dua bulan ini dia terus diam di kamar,
Tapi seminggu yang lalu dia sudah mau keluar dari kamar, tentu saja kami senang, kami kira dia sudah membaik..
Dia juga mau bergabung untuk duduk di meja makan, meskipun setelah makan ia langsung pergi.
Kami sungguh tidak menyangka, di balik itu semua, dia menyimpan maksud untuk mengakhiri hidupnya.." istri Suryo menangis, ia sungguh terkejut dengan apa yang sudah di lakukan Laras.
" Untung saja Yuniar masuk ke kamarnya setiap saat, kalau tidak.. Entahlah, saya bahkan tidak bisa membayangkan kehilangan Laras.." imbuh istri Suryo.
Semua terlihat begitu terkejut dan terpukul, Cokro langsung terduduk di kursi tunggu, sementara istri Cokro yang sedari tadi menemani istri Suryo hanya bisa mengusap air mata sedihnya.
Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya Laras di pindahkan ke ruang rawat inap.
Kondisi Laras rupanya masih lemah, wajahnya pucat seperti mayat, dan gadis itu terus memejamkan matanya,
Mungkin saja ia tertidur karena obat yang sudah di berikan oleh dokter.
Tak lama seorang dokter datang bersama satu perawat disampingnya,
Dokter itu mencari wali dari Laras, menjelaskan tentang kondisi Laras dan tentang hasil lab dari Laras,
Betapa terkejutnya Suryo dan istrinya saat mendengar keterangan dari dokter bahwa Laras harus baik baik menjaga kondisinya karena Laras sedang hamil.
Seperti di sambar petir,
Satu masalah belum selesai timbullah masalah lain.
Setelah dokter itu pergi, Suryo terduduk lemas di kursi.
Cokro yang penasaran akhirnya masuk, sedangkan Pram dan mamanya tetap menunggu di kursi tunggu depan ruang rawat inap Laras.
Tak kalah terkejutnya dari suryo,
Cokro pun ikut terduduk lemas setelah mendengar kabar kehamilan Laras.
Semuanya mendadak kosong, tidak ada yang bisa berpikir di saat ini.
Semuanya terasa runtuh bagi Suryo dan Cokro.
Bayangan putra keduanya tiba tiba terlintas di pikiran Cokro,
Putra keduanya, Elang...
Apa yang akan Elang lakukan jika mengetahui ini semua,
Apa yang akan Elang lakukan jika ia tau kekasihnya hamil dengan kakaknya sendiri,
Dia pasti murka, bahkan mungkin akan terjadi perkelahian hebat diantara keduanya.
Dan pastinya Elang akan menyalahkan semua orang,
Karena berpikir sengaja membiarkan hal semacam ini terjadi.
Ini benar benar tidak masuk akal, hanya karena kesalahan semalam semuanya menjadi hancur seperti ini.
Cokro memegangi kepalanya, ia tidak bisa berpikir, sungguh tidak bisa berpikir.
" Apa yang harus kita lakukan Suryo? pikiranku penuh dengan putra keduaku, aku tidak bisa berpikir.." ujar Cokro lirih.
" aku takut dia membunuh kakaknya jika tau.." imbuh Cokro.
Namun Suryo tidak menjawab, ia membisu, sembari menatap putrinya yang sedang terbaring tidak berdaya di atas tempat tidur.
Sementara di luar, Pram yang sudah mendengar kabar kehamilan Laras sedari tadi hanya duduk sembari tertunduk dalam.
Laki laki itu mencoba setenang mungkin, meski sesungguhnya ia kalut.
Bagaimana mungkin Laras hamil, bagaimana mungkin?
Jika hal itu sampai terjadi, berarti malam itu ia berhubungan dengan Laras tidak hanya sekali.
Entahlah ,ingatannya samar samar, ia hanya ingat bahwa dirinya di kuasai hasrat yang besar, dan laraspun Tidak menolaknya,
Hal itu terjadi begitu saja.
Pram tertunduk semakin dalam,
dirinya memang kacau, tapi melihat Laras sampai mencoba bunuh diri seperti itu, tentu saja perasaan Laras lebih hancur dari pada perasaannya.
Pastilah gadis itu merasa kehilangan segalanya,
Ia juga begitu mencintai Elang,
Lalu..
Lalu bagaimana jika ia tau bahwa dirinya sedang hamil anak Pram?
Apa yang akan dia lakukan? Mencoba bunuh diri lagi?
Atau...
Dia bunuh diri karena memang sudah tau kalau dirinya hamil?
Pram mengetatkan bibirnya, seketika rahangnya mengeras.
Elang pasti akan membencinya, membenci dirinya yang brengsek dan tidak tau malu ini,
membenci sosok kakak yang di beri titipan oleh adiknya untuk di jaga baik baik, namun dengan bodohnya malah merusak segalanya dan menggali lubang yang dalam untuk semua orang.
" Kita gugurkan saja kandungan Laras," terdengar suara Yuniar berbicara dengan kedua orang tuanya dari dalam.
" Kita tidak bisa membiarkan Laras menanggung ini semua,
Laras masih begitu muda, masa depannya masih cerah..
Aku sungguh tidak tega melihat adikku seperti ini.." Yuniar menahan air matanya, hanya dirinya yang paling bisa berpikir benar sekarang, Karena kedua orang tuanya terlalu shock dan belum bisa mengambil keputusan.
Cokro dan Suryo tampak tertegun dengan saran yuniar, keduanya saling menatap kebingungan dan ragu.
Memang, hal itu adalah yang terbaik untuk Laras sekarang, masa depannya masih bisa di selamatkan jika kandungannya di gugurkan.
Saat semua orang sedang kebingungan, Pram tiba tiba masuk ke dalam ruang rawat inap,
" Jangan gugurkan kandungan Laras," ujar pram membuat semua orang menatapnya,
" Papa, selama ini saya sudah patuh pada papa, menjalani hidup saya sesuai keinginan papa,
Bahkan saya merelakan cita cita saya demi harapan harapan papa.
Ini adalah murni kesalahan saya,
Laras dan bayi yang di kandung Laras tidak bersalah,
Karena itu tolong biarkan saya bertanggung jawab atas kesalahan saya,
Jangan biarkan saya menumpuk numpuk dosa dengan menggugurkan kandungan Laras.." suara Pram setengah memohon.
" Kami pun masih berpikir, kau kira kami tega, tapi masa depan Laras juga penting?!" Cokro emosional.
" Saya akan menikahi Laras, ini juga demi nama baik Laras, dan setelah bayi kami lahir, saya akan membebaskan Laras.
Itu hal terbaik yang bisa saya lakukan,
Saya tidak mau di tuduh sebagai laki laki yang tidak bertanggung jawab karena tidak menikahinya setelah apa yang saya perbuat, sungguh.. Itu akan menjadi beban berat untuk saya di masa depan,
Sama halnya dengan membunuh darah daging saya, mungkin saya akan bermimpi buruk seumur hidup saya..
Biarkan saya memperbaiki semua ini,
Biarkan saya bertanggung jawab,
Setelah melahirkan,
Laras boleh melanjutkan hidupnya, saya akan melepaskannya,
Bahkan jika dia tidak mengakui bayi yang dia lahirkan adalah anaknya, saya akan menerimanya demi kebaikannya..
saya akan membesarkan anak itu sendiri,
Tolong..
Jangan bunuh anak itu.." Pram benar benar memohon.
" lalu bagaimana dengan adikmu?!" tegas Cokro,
" saya akan menghadapi Elang, saya akan menerima segala bentuk emosinya,
Selama dia tidak membunuh saya, saya akan menerimanya..
Tolong berpikirlah,
yang di kandung Laras itu juga cucu papa.. Kasihani dia.." .
Mendengar itu semua terdiam, Suryo dan Cokro tampak berpikir keras.
" Akan ku lahirkan anak ini, tapi setelahnya aku akan pergi, kau sudah berjanji." terdengar suara lirih Laras,
Semua sontak berbalik dan menatap Laras yang sedang terbaring itu.
Rupanya gadis itu sudah bangun,
Ia mendengar semua pembicaraan antara Pram dan papanya,
Ia juga mendengar permohonan Pram yang begitu terdengar tulus,
Pram benar..
menggugurkan kandungan Laras hanya akan menambah nambah dosa dan beban di jiwa Laras dan Pram.
Mendengar suara Laras perasaan sedih membuncah di dada Pram,
Ia sedih juga lega karena Laras menyetujui maksud hatinya.
" Baiklah ras, aku berjanji, apapun yang kau minta akan ku penuhi, asal kau mau melahirkan anakku..." janji Pram di saksikan oleh kedua orang tuanya dan kedua orang tua Laras.
ayo perjuangkan hak kaalian
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini