"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Mengungkapkan Perasaan
Fira langsung bisa bernapas lega, kala mobil Alvin hilang dari pandangannya.
Satu persatu orang-orang di kedainya pergi, setelah mendapatkan barang yang mereka cari. Sekarang, tinggal lah, Fira sendirian.
Untuk mengalihkan rasa bosannya, Fira langsung menimbang gula dan dimasukan ke plastik. Baru saja Fira menimbang beberapa kilo. Farhan pulang dengan membawakan sepeda motor baru.
Fira langsung tersenyum menyambut kedatangan Farhan. Dia menatap heran ke arah motor yang terparkir indah di halaman rumahnya.
Fira masih heran, sepeda motor siapakah itu? Karena, sebelumnya, Farhan tidak membicarakan apapun.
"Punya siapa?" tanya Fira menatap sepeda motor yang dibawa pulang Farhan.
"Punya Adik, Abang belikan untuk Adik." sahut Farhan berdiri di dekat Fira.
"Uang dari mana? Bukannya Abang bilang, beberapa hari ini buah yang Abang jual gak laku? Jangan bilang kalo Abang kredit?" beruntun Fira.
"Bukan, ini duit Abang sendiri. Duit dari keringat Abang. Abang sengaja hadiah kan, khusus untuk istri Abang tercinta. Ya, sekarang Abang mencintai Adik, sangat mencintai Adik." ujar Farhan menatap serius ke arah Fira.
"Aku ..." Fira ragu.
"Tenang saja, Abang gak memaksamu untuk mencintai Abang. Abang gak memaksa mu Dik." ucap Farhan.
"Bagaimana, jika aku juga mencintai Abang?" ujar Fira menunduk dalam. Bahkan dia bisa merasakan aura panas di mukanya.
"Ma-maksud kamu? Adik juga cinta sama Abang?" tanya Farhan memastikan pendengarannya.
Begitu mendapatkan anggukan dari kepala Fira, Farhan langsung meraup mukanya tanda bersyukur.
"Ibu mana? Aku ingin berbagi kabar bahagia." tanya Farhan dengan senyuman tidak lekang diwajahnya.
Fira pun menceritakan apa yang terjadi pada Raya, sehingga mengharuskan Asma ikut bersama mereka.
"Ya udah, kita tutup kedai ini. Dan berkunjung ke klinik. Bagaimanapun, Raya masih termasuk keluargamu." kata Farhan.
Setelah bersiap-siap, Farhan dan Fira langsung menuju klinik. Tentunya menggunakan sepeda motor baru.
Fira langsung memeluk tubuh Farhan kala mereka dalam perjalanan. Perjalan kali terasa begitu singkat bagi keduanya. Apalagi, di atas sepeda motor mereka bercanda dan bergurau mesra. Bahkan sesekali Fira berani menggoda Farhan. Sehingga, Farhan berniat membawa sang istri memasuki hotel terdekat. Beruntung Fira mampu mengendalikan fokus dengan mengingatkan tujuan semula mereka.
Begitu tiba di klinik, di luar sudah berada Danu, begitu juga Asma dan Sumini.
"Bagaimana dengan keadaan Raya Bu?" tanya Fira saat berhadapan dengan Asma.
"Dia positif hamil, Alhamdulillah." ucap Asma bersyukur.
"Tapi, bukannya dia mengaku lagi datang bulan?" tanya Fira heran.
"Bukan datang bulan, tapi hanya sedikit flek. Dan itu normal. Sekarang dia lagi istirahat, mungkin karena fisiknya masih lemah, Raya diharuskan rawat barang semalam." jelas Asma dan Fira manggut-manggut.
Tak lama kemudian, Alvin keluar dari kamar rawat Raya. Dia langsung tersenyum kala mendapati Fira berada di depan ruangan. Kedatangan Fira bagaikan air yang berada di gurun sahara. Alvin langsung kembali semangat, kala pujaan hati berada tidak jauh darinya.
"Ayah masuk lah, Raya ingin bertemu." ucap Alvin.
Danu langsung memasuki ruangan Raya. Tapi sebelum itu, dia sempat membisikkan kata-kata peringatan pada Alvin.
"Ingat, Raya istrimu." bisik Danu.
Farhan langsung menggenggam erat tangan Fira. Seolah memberitahukan jika sekarang mereka saling mencintai.
Fira tersenyum ke arah Farhan, dia harus berterimakasih pada Alvin. Karena Alvin, dia diharuskan menikah dengan laki yang penuh tanggung jawab dan juga penuh cinta ini.
Alvin yang melihat pasangan di hadapannya hanya bisa memutar mata malas. Dia cemburu, kala Fira menatap lama ke arah lelaki lain. Dia cemburu kala Fira menatap dengan cinta pada lelaki lain. Dia cemburu, pada lelaki yang dengan bebas melakukan apapun bersama pujaan hatinya.
Sedangkan Asma dan Sumini malah asik ngobrol berdua. Tanpa memperdulikan tiga orang lain yang masih berada di dekat mereka.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Hendra kembali melampiaskan kekesalannya pada Ratih. Dia amat kesal pada istrinya yang seolah tidak bertanya apapun padanya. Karena kebiasaan Ratih adalah, selalu bertanya bagaimana dengan pekerjaan hari ini?
Dulu, pertanyaan Ratih sangat mengganggunya. Tetapi sekarang, Ratih bahkan tidak bertanya apapun. Seolah-olah dia sudah tahu, jika suaminya telah di pecat.
Sekarang, setelah melampiaskan nafsunya. Hendra tertidur dengan pulas.
Ratih langsung mengambil kesempatan untuk kabur dari suami kejamnya. Dia bahkan diam-diam mengambil emas dan juga uang cash yang berada di brankas milik suaminya.
Setelah bersiap-siap, Ratih langsung keluar dari rumahnya. Karena tadi sebelumnya, dia sudah memesankan taksi.
Ratih langsung menyuruh sopir tersebut membawanya ke toko mas terbesar di kotanya. Dia berniat menjual emas tersebut, sebelum nanti Hendra menyadari perbuatanya.
Setelah mendapatkan uangnya, Ratih langsung menyuruh sopir untuk mencarikan tempat kontrakan terdekat.
Ratih langsung membayar uang kontrakan selama dua bulan lamanya. Dia mendapatkan kontrakan dengan satu kamar, juga satu ruangan, serta satu kamar mandi.
Dia juga mendapatkan fasilitas berupa kasur, bantal, kompor dan juga satu kuali.
Ratih langsung bernafas lega kala bisa kabur dari Hendra. Dia berharap jika Hendra tidak akan pernah bisa menemukannya.
Benar saja, Hendra yang baru bangun langsung mengamuk kala tidak menemukan dimana Ratih. Apalagi setelah melihat beberapa baju Ratih tidak berada ditempat. Dia langsung emosi.
Hendra langsung keluar dari rumahnya untuk mencari Ratih. Namun sialnya, ke empat roda mobilnya sudah kempes. Dan Hendra, sudah menduga siapa pelakunya.
Hendra menghubungi Alvin untuk menanyakan tentang Ratih, tetapi dia kembali kecewa kala Ratih tidak berada disana.
"Awas kamu Ratih ..." batin Hendra. Dia bahkan menendang ban mobilnya.
Hendra kembali menghubungi nomor Ratih. Akan tetapi nomornya masih dalam keadaan tidak aktif. Dan sekarang Hendra memesan taksi untuk berkeliling mencari Ratih. Walaupun dia yakin, mungkin saja Ratih telah pergi jauh darinya.