Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 ~George Yang Tak Berdaya
Disebuah ruang VVIP rumah sakit di Surabaya sosok pria muda tergeletak tak berdaya diatas brankar dengan peralatan medis lengkap, hidupnya ditopang alat-alat medis yang mengelilinginya.
Setelah kejadian naas yang merenggut kesadarannya, dia tidak dapat membuka matanya seperti sediakala.
Duduk disebelahnya seorang pria berusia 26 tahun bernama Marcelino, menatapnya dengan wajah sendu. Hatinya sakit melihat keponakan yang dicintainya tertidur sekian lama di atas brankar Rumah sakit, ada seutas dendam akan penyebab kecelakaan yang merenggut kesadaran keponakan kesayangannya.
Marcelino adalah paman George (Gege)
Marcelino ingin mengadili seorang wanita yang telah berani meracuni ponakannya dengan obat perangsang dosis tinggi sebelum kejadian kecelakaan terjadi.
"Felisha_!"
Flashback On_
Acara jamuan bisnis di hotel Xxx, Surabaya
"Hallo pak Alexander, saya dengar putra anda akan kuliah di Harvard?" Tanya Felix, relasi bisnis papa George
"Ahh..berita cepat menyebar rupanya" jawab Alexander
"Perkenalkan ini putri saya, Felisha. Dia satu sekolah dengan George putra pak Alex"
"Ough benarkah??"
"George!!" seru Alexander memanggil putra semata wayangnya
George menghampiri papa'nya
"Iya pap"
"Betulkah Felish teman sekolahmu" tanya Alexander
"Iyap betul pa', hallo pak Felix, Felisha" sapa George
"Wah dunia ternyata sempit pak Felix" seru Alexander
"Silahkan kalian anak muda mengambil tempat, biar kami membicarakan bisnis" ujar Felix mempersilahkan anaknya mencari tempat untuk berbincang
George menoleh ke arah balkon sebagai isyarat ajakan kepada Felisha untuk menjauh dari kumpulan orangtua
"Okelah George, kamu sangat pengertian" suara Felisha dibuat semerdu mungkin, dan dia rasanya ingin berteriak kegirangan karena mangsanya masuk jebakan
"George aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini" wajah Felisha berbinar menatap Gege
"Iya" George malas menanggapi karena dia tau Felisha wanita licik yang berusaha dengan berbagai cara untuk mendekatinya
"Hai George, disana ada hidangan nikmat yang sempat aku pesan tadi, bisakah kau menemaniku makan di sana George? Please...!" rayu Felisha
"Oke!"
Mereka menghampiri meja yang sudah penuh hidangan mewah dan lezat.
George duduk menghadap pemandangan balkon, matanya memandang jauh keluar gedung. Dia sungguh malas berhadapan dengan Felisha. Tapi mengikuti perbincangan bisnis dengan papa'nya juga ia bosan, George sudah merindukan kekasihnya; Cindra.
"George, bagaimana test masuk Harvard apakah berjalan lancar?"
"iya"
"Jika kamu kuliah di Amerika, apakah kamu akan putus dengan Cindra?!" tanya melisa
"Maksudmu?!"
"Aku dengar dia akan kuliah di UI, pastinya kalian akan LDR lama. Apakah kamu yakin dia akan tahan jauh darimu? Yaa mungkin saja dia akan selingkuh, maybe.."
"Cindraku tak akan selingkuh, aku yakin itu!" smirk George menanggapi
"Kudengar dia tidak mencintaimu George. Dia selalu bilang ada hati yang harus dia jaga, sudah pasti bukan kamu, kan?!"
"George sudah sangat lama aku menyukaimu" Felisha mengelus tangan George
Mendengar ucapan Felisha membuat tenggorokannya kering, hingga ia menyambar minuman yang ada diatas meja tanpa curiga dan meminumnya hingga tandas
"Jangan berbicara apa yang tidak kamu ketahui kebenarannya, Feli!"
George sudah muak dengan Felisha, lalu pergi meninggalkan acara.
Ketika berjalan menuju lorong kamarnya, dia merasakan pandangannya kabur, kepalanya sedikit pening, keringat keluar memenuhi kening dan Ia merasakan panas yang teramat.
Jalan menuju kamarnya terasa jauh dan ia kesulitan, hingga Felisha tiba-tiba datang menghampiri dan berusaha membantu
"Kau mau kemana George? Kita belum selesai bicara"
"Enyahlah Felisha, aku sedang tidak ingin ngobrol denganmu"
"Tidak George, di dalam aku begitu bosan"
"Pergilah! Jangan membuat aku marah"
"George ada apa denganmu? Kau berkeringat, apakah kamu sakit George?!"
"Pergi!!"
Ketika George membuka pintu kamar hotel, Felisha nyelonong masuk.
"George sini aku bantu"
"mm"
Felisha terus menempel pada George, benda kenyalnya sengaja di tekan pada dada bidang George.
George menghindar, tapi Felisha tetap menempel bahkan dia sengaja menurunkan tali gaun pestanya hingga terbuka dua buah squishy yang dihiasi choco chip berwarna merah muda.
George kehilangan akal sehat, matanya penuh kabut gairah, dia meremas bukit kembar di depannya itu hingga desah** Felisha memantik gai_rahnya. Akal sehatnya telah hilang, dalam bayangannya wanita itu adalah Cindra kekasihnya, dia angkat tubuh Felisha lalu meletakan diatas pangkuan.
"Cindra...honey, kamu disini" Melu_mat benda kenyal di depan wajahnya.
Cekreekk..bliiiizzz!!
Cahaya blizt kamera menyilaukan matanya tiba-tiba, George terkesiap, kesadarannya kembali. Dia tatap wanita di depannya
"Owhh Shi*!!! Fuc*!!"
Dilemparnya tubuh Felisha ke lantai, dia menyambar kunci motor balapnya berlari keluar kamar hotel
"Bod*h kau Melisa!!!" "Kau menggagalkan rencanaku!! Pergiii..!!!" Felisha mengamuk karena rencananya kembali gagal
Sejak awal Felisha dan Melisa sudah merencanakan kejadian ini, Melisa ditugasnya mendokumentasikan momen-momen mesra antara Felisha dan George
George mengemudikan motor balapnya seperti orang kesetanan, kondisi tubuhnya sangat lelah karena baru 2 jam kembali dari Amerika diminta menemani papa'nya ke acara jamuan bisnis, dan lebih membuatnya tersiksa adalah efek obat perangsang yang tidak sengaja dia minum. Tubuhnya gemetar, matanya kabur dan sulit fokus melajukan motornya di jalanan yang basah hingga..
Braaakkkk...!!!!
Tubuhnya terpental 10 meter dari posisi motornya menabrak tiang lampu merah, tragisnya dari arah berlawanan melintas mobil dengan kecepatan tinggi menghantam tubuhnya yang sudah tergelatak di aspal.
George dilarikan ke Rumah sakit setelah tergeletak di aspal selama 1 jam. Menunggu ambulance datang, George kehilangan banyak darah dari tengkorak kepalanya yang retak mengucur da_rah segar yang sangat banyak.
Flashback Off_
"Bagaimana penyelidikan Felisha, apa gadis itu mengaku?" Tanya Marcel pada asistennya
"Dia masih terus berkelit, dan alibi dari temannya yang bernama Melisa bisa meringankannya"
"Fu**!!" "Bagaimana cctv kamar hotel? Apakah bisa membantu?"
Asisten Marcel menggeleng
"Kamar hotel tidak ada cctv tuan, cctv di lorong rusak sejak 2 Minggu sebelum kejadian, alasannya belum ada perbaikan"
Drrttt....drrttt..drrttt..
"halo"
"....."
"Apa?! Mama masuk rumah sakit?! Baik aku ke Jakarta sekarang"
"Tetap lakukan penyelidikan, aku ingin wanita itu dijerat pasal berlapis dan membusuk di penjara!!" Perintah Marcel pada asistennya
Marcel berlari dari rumah sakit Lalu melajukan mobilnya menuju bandara untuk kembali ke Jakarta.
Ibunya shock mendengar cucu semata wayangnya kecelakaan dan gegar otak parah hingga tak sadarkan diri hingga sekarang.
****
"Gimana kondisi mama, mbok?" tanya Marcel pada ART yang sudah lama bekerja dirumahnya
"Ibu kena serangan jantung tuan"
"Apa penyebabnya mbok? Tidak ada yang memberitahu cucunya kecelakaan, kan?!"
"I-tuu tuan, non Mita sepertinya yang memberitahunya Tuan. Non Mita nunjukin foto mas Gege di rawat, Tuan"
"Ya Tuhan, Mitaaa..!! Huh!" Marcel geram
"Sekarang mana Mita, mbok?!"
"Ndak tau Tuan, sebelum ibu jatuh di kamar Non Mita sudah pergi"
arrgggkkk..!! Marcel marah
Menarik gawainya dari saku celana, menelpon Mita
Tuuttt...tuutt..tutt..
"Hallo Cel" sapa Mita
"Apa maksudmu memberitahu mama, kalau cucunya kecelakaan hah?!"
"Aku berniat baik Cel, mengajak mama ke Surabaya jenguk cucunya yang sakit, sekalian aku bisa ketemu kamu" suara Mita diatur semanja mungkin
"Kamu tau, karena ulahmu mamaku masuk rumah sakit, kena serangan jantung, hah!!" bentak Marcel
"C-cel..bukan maksudku..hiikkss"
"Aahh sudahlah, capek aku sama tingkah kamu. Empatilah sedikit"
Tutt !!
Marcel mengusap wajahnya dengan kasar, mendongakkan wajahnya menatap langit-langit rumah sakit. Kepalanya terasa mau pecah.
Drrttt...drrttt...drrtt..
Telepon masuk dari asistennya
'Tuan, keponakan anda merespon sebentar sebelum tidak sadarkan diri kembali. Dia menyebutkan nama Cindra'
"Cin-dra?"
'Cari informasi tentang nama itu, dari pertemanan George di medsos atau teman sekolahnya' balas Marcel
'baik Tuan!'
~~~®
Yuk ahh kasih like, komen dan votenya ya pemirsah..🩷🩷🩷