Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpura-pura Mengikuti
Setelah makan siang, Fifi memutuskan untuk beristirahat sejenak di kamar. Ia duduk di tepi ranjang, merenungkan kejadian yang tertulis dalam novel. Dalam ingatannya, ia mengingat detail kejadian yang melibatkan lelang tanah amal.
Fifi di masa lalu, atas perintah Kelvin, membujuk Darius untuk membeli tanah tersebut hingga 6 miliar rupiah. Tanah itu ternyata tanah sengketa yang menyebabkan Darius mengalami kerugian besar. Kelvin dan rekan-rekannya yang bekerja di balik layar tertawa puas melihat kerugian Darius. Bukan kali ini, pikir Fifi dengan tegas.
Fifi meraih ponselnya, membuka blokir nomor Kelvin, dan menekan tombol panggil. Tak butuh waktu lama, suara Kelvin terdengar di ujung telepon.
“Fifi? Kau akhirnya menghubungiku juga. Apa yang membuatmu berubah pikiran?” tanya Kelvin dengan nada penuh kemenangan.
Fifi mengatur suaranya agar terdengar manis “Aku sadar, Kelvin. Kau yang benar. Aku menyesal karena selama ini menjauh darimu. Maafkan aku, aku benar-benar bingung sejak kecelakaan itu”
Kelvin terkekeh “Aku tahu kau akan kembali. Jadi, bagaimana? Sudah siap bekerja sama lagi denganku?”
Fifi menghela napas pura-pura “Iya. Apa yang harus kulakukan untuk membuktikan bahwa aku serius?”
Kelvin menjelaskan rencananya dengan rinci “Dua hari lagi ada acara lelang amal tanah di mana aku terlibat. Aku butuh Darius membeli tanah itu hingga 6 miliar rupiah. Kau tahu kan cara membujuknya? Dia pasti akan mendengarkanmu”
Fifi pura-pura berpikir “Tanah itu aman, kan?”
“Tentu saja! Aku sudah memeriksa semuanya. Percayalah padaku, Fifi” kata Kelvin dengan nada penuh tipu muslihat.
Fifi tersenyum licik “Baiklah, aku akan pastikan Darius membeli tanah itu. Kau bisa tenang”
Kelvin tertawa puas “Itulah kenapa aku selalu percaya padamu, Fifi”
Setelah menutup telepon, Fifi tertawa kecil sambil menatap layar ponselnya. Sekarang giliranmu yang terjebak, Kelvin. Aku akan pastikan kau dan rekan-rekanmu merasakan akibatnya.
Setelah puas menyusun rencana, Fifi memutuskan untuk tidur siang. Tidurnya nyenyak, namun singkat. Saat sore tiba, ia terbangun dengan energi baru. Fifi segera menuju kamar mandi, membersihkan diri, lalu berganti pakaian santai.
Dengan semangat, ia turun ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Kali ini ia memasak makanan favorit keluarga:
Sup ayam jahe yang hangat dan sehat.
Ayam panggang madu dengan bumbu khas.
Capcay sayur lengkap sebagai pelengkap gizi.
Puding cokelat untuk penutup manis.
Fifi menikmati setiap proses memasak, mengingat kembali keahliannya sebagai koki di kehidupan sebelumnya. Ia ingin makan malam ini menjadi momen hangat bagi keluarga kecilnya.
Ketika makanan selesai disiapkan, suara deru mobil terdengar dari luar. Darius telah pulang. Fifi menyambutnya di pintu dengan senyuman cerah.
“Kau pulang tepat waktu, sayang” ucap Fifi lembut sambil menggandeng tangan Darius masuk ke rumah.
“Selalu ada alasan untuk pulang tepat waktu kalau di rumah ada kamu” balas Darius, membuat Fifi tertawa kecil.
Tak lama kemudian, Dinda juga turun ke ruang makan, terlihat ceria setelah tidur siang. Mereka duduk bersama di meja makan, menikmati hidangan yang sudah disiapkan Fifi.
“Masakan Mama makin enak” puji Dinda sambil menyuap sup ayam.
Darius mengangguk setuju. “Aku setuju. Jika masakan ini masuk restoran, pasti banyak pelanggan”
Fifi tersenyum, menyembunyikan rencananya yang sudah tersusun rapi di kepala. Ia tidak sabar untuk menghadapi lelang tanah dua hari lagi dan menunjukkan pada Kelvin bahwa permainan sudah berubah. Sekarang, dialah yang memegang kendali.
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..