• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jiwa Petualang
Suara lenguhan terdengar bersahutan dari dalam kamar mandi, karena nyatanya sekuat apapun Zoya melawan Ken. Gadis itu akan tetap kalah, dan jatuh pada permainan sang raga perkasa.
Tubuh bagian bawahnya terus dibuat sesak oleh benda panjang milik Ken, yang lagi-lagi membuat mulutnya menganga, dengan rasa yang dia terima.
Ken membawa tubuh Zoya merapat di dinding kamar mandi, sebelum mereka benar-benar membersihkan diri, pria matang itu lebih dulu mengajak Zoya terbang ke nirwana.
Kaki Zoya dengan reflek mengalung di pinggang Ken, sementara pria itu tak berhenti untuk bergerak sesuai dengan nalurinya yang menuntut kepuasan.
"Baby, sebut namaku!" pinta Ken di antara lenguhannya yang menggema di seisi ruangan.
Dia ingin namanya disebut oleh bibir ranum gadis itu. Agar Zoya ingat, bahwa apa yang mereka lakukan adalah nyata, dan Ken ingin membuat Zoya merasakan ini semua bukan karena terpaksa.
Pelan-pelan dia akan membuat Zoya terbiasa. Dan akhirnya gadis itu yang berinisiatif untuk meminta lebih dulu padanya.
Ken akan buat Zoya merindukan sensasi yang dia berikan.
Namun, bukannya menurut Zoya justru menggeleng. Dia tidak mau mengikuti semua kemauan Ken, dia yakin Ken pasti akan semakin bersemangat saat Zoya mengabulkan apa yang dia mau.
"Why? Kamu hanya perlu menyebut namaku, aku yang akan bergerak."
Ken melepaskan kedua tangan Zoya yang mengalung di lehernya lalu memindahkannya di atas kepala gadis itu.
Sementara kening mereka saling beradu, dalam jarak sedekat ini Zoya bisa merasakan terpaan nafas Ken yang memburu menampar wajahnya.
"Ayo sebut namaku, Zoy!" pinta Ken lagi dengan mendesaah.
Dan lagi-lagi Zoya menggeleng, tanda menolak permintaan Ken. "Aku tidak mau, Daddy. Aku tidak terbiasa."
"Sebentar lagi kamu akan terbiasa dengan semuanya. Kita sudah memulai kesepakatan, Baby, jadi kamu harus menepatinya," ujar Ken mengingatkan Zoya.
Tapi Zoya tetap kukuh, tidak mau mengikuti kemauan pria matang itu. Dia ingin membuat Ken merasa tidak suka bermain dengannya, kalau boleh dia memutar waktu, biar saja Ken bermain dengan wanita lain di luar sana.
Hingga akhirnya Ken menunduk, sambil terus menggerakkan pinggulnya, Ken juga menyesap dua bulatan yang tengah menegang hebat itu. Disesapnya bergantian, membuat si empunya mengerang.
"Oh no, Dad!" pekik Zoya dengan kepala yang menggelegak.
Apa yang ada dalam pikiran Zoya salah. Semakin dia menolak kemauan Ken, pria itu justru akan semakin penasaran, dan akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dia tidak akan berhenti, sebelum Zoya menyerah dan bertekuk lutut padanya. Jika hari ini tidak berhasil, maka masih ada hari esok, esok dan seterusnya.
Karena sebagai seorang pria, Ken memiliki jiwa petualang yang begitu besar.
Ken menciumi leher jenjang Zoya, saat dia merasakan getaran itu akan meledak dalam dirinya. Dia semakin mempercepat permainan, hingga akhirnya dia mendapat gelombang itu secara serentak dengan sang gadis.
"Ahh..." Lenguhan panjang terdengar, disertai nafas yang terdengar tersengal-sengal. Ken menekan miliknya hingga bisa yang dia keluarkan habis tak tersisa.
Lantas setelah itu, baru Ken melepaskan cekalan tangannya yang mengunci kedua tangan Zoya. Lalu membawa tubuh itu untuk mandi bersama, di bawah guyuran shower, Ken membantu Zoya menyabuni seluruh tubuhnya.
"Daddy aku bisa sendiri," tolak Zoya, saat pria itu ingin membersihkan area-area sensitifnya. Rasanya begitu aneh, diperlakukan seperti ini.
"Menurutlah, atau kamu mau Daddy mengulanginya lagi?"
Zoya menggeleng, lalu membiarkan Ken melakukan apa yang dia mau. Hingga akhirnya mereka hanya benar-benar mandi.
Ken kembali menggendong tubuh Zoya keluar dari sana, dan gadis itu hanya mampu menurut. Pria itu menurunkan Zoya di depan meja rias, dan mengambil handuk kecil.
Namun, begitu dia ingin mengeringkan rambut Zoya, pintu kamar mereka diketuk, dan mereka kompak menoleh ke sumber suara.
"Siapa?" tanya Ken. Tidak biasanya ada yang mengganggu kesenangannya.
"Ini saya, Tuan. Saya mau memberitahu kalau di bawah ada kakek Abian, dia sedang menunggu anda," ucap Bi Lila apa adanya.
"Kakek?"
*
*
*
Ritual jempol Ojo kendorrrrr gayssss, nanti kalian dianu sama Daddy 🔥🔥🔥
Oiya satu lagi, jangan lupa mampir di karya Dede nganu yang lain, nganu senganu nganunya🤧🤧🤧