Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16.
Robert menghempaskan tubuhnya ke sofa, setelah Lucy dan ke dua anaknya pergi.
Raut wajah Robert terlihat masih penuh dengan amarah.
"Papa tidak tahu kalau Lucy seperti itu, dia sungguh berani mengatakan kamu hanya seorang anak haram!" ujar Robert dengan geram.
"Kalau Papa ada, dia baik padaku, kalau Papa tidak ada, dia selalu menindas ku!" kata Aleena duduk di samping Ayahnya.
Robert mengepalkan tangannya, lalu memukulnya ke sofa, "Papa menerima dia, karena dia wanita lemah lembut, penuh perhatian, baik hati, makanya Papa mau menikahinya, agar kamu tidak kehilangan kasih seorang Mama, ternyata itu hanya topengnya saja!" geram Robert.
Dok! dok! dok!
Terdengar suara gedoran dari luar pintu, lalu suara ramai memanggil nama Andre dan Lucy.
"Andre! Nyonya Lucy! keluar kalian!!"
Dok! dok! dok!
"Pa, siapa di luar, kenapa terdengar begitu berisik sekali?" tanya Aleena heran.
Robert bangkit dari duduknya, lalu membuka pintu, dan tampaklah beberapa pria, dengan penampilan sangar berdiri di depan pintu, dan ada yang membawa dua alat pemukul.
"Siapa kalian?" tanya Robert dengan kening berkerut.
"Anda siapa? mana Andre dan Nyonya Lucy?!" salah satu pria itu tidak menjawab pertanyaan Robert, malah balik bertanya.
"Mereka sudah tidak tinggal di sini lagi!" jawab Robert.
"Bohong! baru saja semalam Nyonya Lucy berjanji malam ini akan membayar hutangnya!!" sahut pria itu dengan dengan geram.
"Apa? hutang? anda pasti salah orang! Lucy tidak mungkin punya hutang!!" Robert terkejut mendengar perkataan pria sangar tersebut.
Brak!!
Pria itu melemparkan sebuah berkas kepada Robert, tepat membentur tubuh Robert, yang dengan cepat di tangkap Robert.
Robert membuka berkas tersebut, dan membaca tulisan diatas selembar kertas di dalamnya.
"A.. apa?!" mata Robert terbelalak setelah membaca tulisan di kertas tersebut.
"Kenapa, Pa?" tanya Aleena, lalu meraih berkas tersebut dari tangan Ayahnya.
Aleena membaca tulisan pada kertas tersebut, dan ia pun terbelalak terkejut juga.
"Tidak mungkin! bagaimana bisa mereka meminjam uang sampai begitu banyak? buat apa uang sebanyak itu?!" ujar Aleena nyaris menjerit karena terkejut.
"Nyonya Lucy menjamin sertifikat rumah dan tanah, jika tidak bisa membayar lunas hutangnya!!" sahut pria sangar itu lagi, sembari melemparkan sebuah berkas lainnya.
Robert meraih berkas yang terjatuh tepat di bawah nya, dan memeriksa berkas tersebut.
Alangkah terkejutnya lagi dia, melihat fotokopi surat jaminan rumah dan tanahnya tersebut.
Tubuh Robert limbung melihat surat-surat fotokopi tersebut.
"Surat aslinya ada pada kami, jadi jangan sembunyikan mereka! keluar Andre! Nyonya Lucy! bayar hutang kalian!!" teriak pria itu dengan garang.
"Aku benar-benar sangat bodoh, memelihara wanita berhati licik, selama ini dia ternyata menipu ku!" Robert memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit.
"Jangan banyak drama! mana mereka! sudah seminggu tidak bayar hutang, semakin menumpuk, malam ini mereka janji akan membayar, cepat! suruh mereka keluar!!" teriak pria sangar itu.
Diikuti dengan beberapa pria di belakangnya, mereka menyerbu untuk masuk ke dalam rumah.
"Tunggu! kalian tidak boleh masuk!!" teriak Aleena merentangkan tangannya, menghalangi beberapa pria sangar tersebut.
"Awas! jangan menghalangi jalan kami! menyingkir!!" pria itu mengayunkan tangannya, untuk menyingkirkan tangan Aleena.
Bukk!!
Bruk!!
Tiba-tiba satu tinju melayang mengenai rahang pria itu, dan membuat tubuh besar itu terjerembab ke tanah.
"Sudah di kasih tahu yang punya hutang sudah tidak lagi di sini! masih tidak percaya juga!!" hardik Alfred tiba-tiba meninju pria, yang nyaris memukul Aleena.
"Hei! siapa kamu! jangan ikut campur!!" dua pria yang memegang alat pemukul, menuding kan alat pukul yang mereka pegang ke arah Alfred.
"Hutang Nyonya Lucy harus dia yang membayar, bukan tugas Papa mertuaku! jadi kalian carilah dia, dan ini..!" Alfred memungut surat fotokopi kepemilikan rumah dan tanah, yang tergeletak di atas tanah.
"Surat asli kepemilikan rumah mertuaku, harus kalian kembalikan! kalau tidak... aku akan membuat perhitungan pada kalian!!" sahut Alfred dengan nada mengancam.
"Apa? mau buat perhitungan pada kami? mertua anda punya hutang kepada Bos kami, enam ratus juta, dengar.. enam ratus juta! apa anda bisa membayarnya kembali?!" sahut salah satu pria yang memegang alat pemukul.
"Wanita itu bukan mertuaku, kalian cari saja dia, surat rumah yang ia buat jaminan, bukan miliknya! kalian harus kembalikan kepada Papa mertuaku!!" Alfred meninggikan suaranya.
Dua pria yang memegang alat pemukul, menyeringai dingin, memandang Alfred dengan tajam.
Sepertinya mereka sudah mempersiapkan segalanya, untuk memberi perhitungan pada siapa saja, yang sulit untuk membayar hutang.
Bersambung.....