Menjadi Ratu Genit

Wanita yang ... hemmpphh

Apa yang dilakukan Ratu ... hemphhh

Awalnya, William datang ke tenda Ratu hanya untuk memeriksa tujuan wanita itu mendekati Malone, Simon dan Rupert.

Tapi saat melihat tubuh Ratu tanpa mantel, William menjadi sedikit ragu. Dia berusaha tetap bertahan dalam tujuannya. Tapi lekukan tubuh, aroma bunga dan kehangatan tubuh Ratu melemahkan semua niatnya.

Saat William berusaha keras untuk menekan nafsunya, ternyata wanita itu mencium bibirnya. Mencium dengan sangat baik. Seperti ketika terakhir kali mereka melakukannya.

Dan saat ciuman itu berakhir, William tidak mengijinkannya. Kini dia yang melahap bibir Ratu. Seakan bibir wanita itu adalah hidangan terlezat yang ada di dunia ini. Tangannya menelusuri setiap inchi tubuh Ratu. Membuat gairah mereka semakin memuncak.

"Euhhh" desah Ratu membangkitkan sesuatu dalam dirinya yang siap untuk bertarung. Dan saat William berusaha melepaskan dirinya ke tubuh Ratu, terdengar suara seorang wanita memanggilnya.

"Raja!!!"

Bukankah itu?

"Mary" katanya lalu menghentikan segalanya.

Segera, Ratu mendorong tubuhnya menjauh. Menatapnya seakan dia telah melakukan kesalahan besar. Apa ini karena dia memanggil nama Mary? Karena dia memanggil nama wanita lain saat mereka sedang ... .

"Anda harus pergi sekarang" kata Ratu.

William hanya diam dan berusaha merengkuh wanita itu lagi dalam dekapannya.

Lalu terdengar lagi suara Mary memanggilnya. Beserta kesibukan beberapa orang yang mungkin sedang mencarinya sekarang. Pasti karena dia tidak bicara dengan siapapun tentang masuk ke dalam tenda Ratu.

Wanita itu dengan tatapan mata yang berbeda, kembali berkata,

"Anda harus pergi sekarang. Ke sisi Nona Mary"

Lalu menunduk dan mengatakan seandainya William mau. Dia bisa tinggal disana, bercinta dengan Ratu. Wanita itu dengan jelas menyiratkan keinginan untuk tidur dengannya. Menginginkannya.

"Cepat cari Raja!!" teriak Mary lagi terdengar di telinganya.

Dengan enggan, William melepaskan dekapannya. Melepaskan kesempatan untuk tidur dengan Ratu. Saat William beranjak, sebuah tangan menahan bajunya. Wanita itu masih berusaha menahannya. Tapi ...

William pergi. Keluar dari tenda Ratu dan menyelinap ke hutan. Kenapa dia melepaskan kesempatan ini? Kenapa dia berhenti saat mendengar suara Mary? Apa karena dia terlalu mencintai Mary? Pasti karena itu.

Tapi, apakah dia akan mendapatkan kesempatan lagi dengan Ratu?

"Raja!!" panggil Malone yang ternyata turut dalam pencariannya.

"Aku disini"

"Nona Mary terus mencari Anda sejak tadi"

"Hemm. Aku akan kembali ke tenda sekarang"

Walaupun kesempatan itu tidak akan pernah datang lagi. William yakin tidak akan pernah menyesal. Karena dia hanya mencintai Mary. Tidak ada tempat untuk wanita lain.

Keira tersenyum getir.

Kenapa juga dia melakukan hal itu? Apa yang dia harapkan? Segera setelah mendengar suara wanita licik itu. Raja segera berhenti. Tak menyentuhnya lagi. Padahal dia sudah merendahkan diri. Dengan menahan pria itu agar tetap berada di dalam tendanya.

Dan sekali lagi, dia kecewa. Karena pria itu lebih memilih wanita yang dicintai daripada dirinya. Sepertinya, sekarang Keira tak perlu berharap apapun lagi pada Raja. Pria itu akan tetap menjadi Raja jahat seperti di kehidupannya yang lalu. Tak pernah memberinya perhatian juga cinta. Hanya membiarkannya mati perlahan dalam kesepian.

Tapi, tentu saja Keira tidak akan membiarkan dirinya sendiri kesepian. Karena masih ada Rupert yang akan selalu mengajaknya bicara. Memberikan berbagai topik pembicaraan agar dia tidak berpikir macam-macam.

Ada juga Simon yang selalu sigap bertanya bagaimana keadaannya dalam kereta selama perjalanan. Bahkan siap memberinya bunga cantik yang didapatnya dari Padang rumput sekitar.

Dan meskipun tidak terlalu terlihat. Keira merasa aman karena Jenderal Malone sesekali akan pergi ke belakang pasukan. Hanya demi menyapa dan menanyakan keadaannya. Semua itu membuat Keira merasa sangat senang.

Sampai mereka sampai di wilayah pertama.

Aetherlyn.

Sebuah wilayah penghasil prajurit-prajurit terkuat dan terbaik di kerajaan. Tempat asal Jenderal Malone.

"Ratu, apa Anda pernah ke wilayah Aetherlyn sebelumnya?" tanya Rupert.

"Belum. Ini adalah pertama kalinya aku datang ke Aetherlyn"

Jarak Aetherlyn dan Nemorosa sangat jauh. Lebih dari tiga hari perjalanan. Keira kecil tidak pernah diperbolehkan ikut dalam perjalanan sejauh itu oleh ayahnya.

"Kalau begitu ini adalah pengalaman pertama kali kita berdua" ujar Rupert bersemangat.

"Iya"

Kereta akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan besar dan tinggi. Dengan tiang-tiang raksasa berwarna putih. Juga beberapa patung yang menggambarkan betapa kuat para pria di Aetherlyn.

Pemimpin wilayah Aetherlyn bergegas menyapa Raja yang datang.

"Selamat datang penguasa kerajaan dan empat wilayah. Raja William Hollander beserta Ratu"

Keira hanya melihat pria itu membalas sapaan pemimpin wilayah Aetherlyn. Tanpa ada keinginan membenarkan bahwa Ratu kerajaan berada jauh dari Raja. Karena yang ada di sisi Raja adalah selir, bukan Ratu.

"Ratu, kenapa Raja ... "

Keira segera menghentikan perkataan Jane yang mungkin ingin mengeluh tentang hal itu.

"Ayo masuk saja"

Rombongan kerajaan masuk ke dalam sebuah aula yang luas. Sekali lagi, Ratu ditempatkan jauh dari Raja. Sedangkan wanita licik itu berada di sisi Raja. Membuat semua orang di Aetherlyn menyambut Nona Mary selayaknya Ratu. Sedangkan Keira dianggap bangsawan kerajaan yang ikut dalam rombongan.

Lalu muncul seorang pria dan wanita yang sedikit mirip dengan seseorang. Tapi Keira belum tahu mirip dengan siapa. Dan saat Jenderal Malone membawa dua orang itu ke hadapannya. Keira baru mengerti siapa kedua orang itu.

"Senang sekali bertemu kedua orang tua Jenderal besar kerajaan" sapanya membuat dua orang itu tersenyum lebar.

"Kami senang sekali bisa bertemu dengan Ratu Kerajaan Galespire"

Karena perkataan kedua orang tua Jenderal Malone. Semua orang mulai memperhatikan Keira dengan tatapan yang berbeda. Seakan menyadari kesalahan mereka yang mengira wanita licik itu adalah Ratu.

"Kini saya bisa mengerti, darimana Jenderal Malone mendapatkan kekuatan dan ketampanannya" ucap Keira lagi.

"Anda terlalu menyanjung Ratu"

"Tidak. Saya harus berterima kasih. Karena putra Anda telah beberapa kali menemani Raja dalam peperangan yang besar. Mungkin karena kehadiran putra Anda, Raja menjadi tenang dan dapat memenangkan peperangan itu"

"Anda sangat baik sekali Ratu. Begitu menyanjung kemampuan putra kami yang belum begitu hebat"

"Tidak. Malone memang prajurit yang hebat. Dan Jenderal yang bisa diandalkan. Perkataan Ratu semuanya benar. Aku merasa tenang setiap kali dia berada di sisiku" tambah Raja yang akhirnya datang mendekati Keira.

"Terima kasih Raja dan Ratu. Semoga Anda berdua diberikan berkat yang besar" balas keduanya membuat Keira merasa begitu dihormati. Dan semua itu bukan karena Raja yang baru menghampirinya.

Tapi karena Jenderal Malone yang sengaja membawa kedua orang tuanya ke hadapan Keira. Seakan memastikan dia mendapatkan penghormatan yang sesuai sebagai Ratu dari Galespire.

"Terima kasih" bisiknya saat Jenderal Malone mendekat. Dan mereka berdua tersenyum seakan mengerti apa yang baru saja terjadi.