Follow ig : @dsifaadian_
Tik tok : @dsifaaadian_02
Kebodohan yang dimiliki Violetta Arora adalah menikahi Kiev Arron. Meski telah menikah selama tiga tahun, Kiev tidak pernah mencintainya dan hanya mencintai Wanita dimasa lalunya yaitu Alieca.
Berbagai cara dilakukan Violet untuk mendapatkan hati Kiev, meski dia harus menurunkan harga dirinya sebagai tuan putri Arora. Pada akhirnya, Violet sadar dan berdiri kembali tanpa melihat Kiev kemudian memutuskan bercerai. Mengembalikan nama Nona muda Violetta Arora yang sempat buruk dimata masyarakat karena mengejar Kiev Arron dan mencintainya secara sepihak serta berlebihan.
Violet meraih kembali kesuksesannya sebagai Desainner ternama, bukan hanya itu, ia juga akan merebut kembali posisi sebagai tuan putri Arora yang terhormat.
Lantas, kemanakah hati Violet kembali berlabuh setelah patah hati dan membalas orang-orang yang menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Mendapatkan isi dompet
Setelah gagal menemui Kiev dirumah, Aliec kini sampai di perusahaan grup Arron. Aliec sangat takut kalau Kiev marah dan tidak mau kalau Kiev terus mengacuhkannya.
"Permisi, saya mau bertemu dengan tuan Kiev." Ucap Aliec kepada resepsionis.
"Baik, Nona Aliec. Saya akan menghubungi tuan muda Kiev." Jawab Resepsionis lalu menghubungi Secretaris Kiev untuk mengabarkan kalau Aliec datang.
Hampir semua pegawai memang tau siapa Aliec, karena Aliec sering datang ke perusahaan grup Arron ketika pulang Kuliah. Dan Kiev juga memang terlihat sering bersamanya dibandingkan bersama Violet.
Bahkan para karyawan juga kebanyakan menyukai Aliec daripada Violet, dan mereka juga mendukung hubungan Aliec dan Kiev.
Violet sudah terkenal buruk dimata pegawai karena merusak hubungan Kiev dan membuat Kiev tidak bahagia. Mereka lebih menyukai Aliec, terlebih Aliec gadis yang dicintai Kiev.
"Nona, silahkan masuk. Tuan muda Kiev mengizinkan anda masuk." Ucap petugas resepsionis tersenyum ramah.
Aliec mengangguk lalu mengucapkan terimakasih. Setelah itu dia melangkah menuju Lift.
.....
Tok tok tok
"Kiev, ini aku, Aliec. Bolehkah aku masuk?" Diluar pintu, Aliec meminta izin.
Kiev memang tidak terlalu banyak pekerjaan meski sampai malam pun dia terkadang lembur, itu semua dilakukan hanya untuk menghindari Violet.
"Masuklah." Sahut Kiev. Tak lama, pintu ruangan perlahan terbuka, Aliec masuk masih mengenakan pakaian yang tadi dipakai saat kerumah Kiev.
Gadis berusia 26 tahun itu langsung duduk dikursi sofa yang telah disediakan didalam ruangan Kiev.
Kiev sebenarnya merasa bersalah karena kejadian di rumah tadi pagi, terlebih dia meninggalkan Aliec dan lebih memilih mengantar Violet.
Kiev menutup laptopnya lalu beranjak berdiri dan berjalan mendekati Aliec. Menuangkan teko air putih kedalam gelas, menyajikannya untuk Aliec. "Soal tadi dirumah, aku minta maaf!" Ucapnya.
Aliec menengadah menatapnya, "Hm. Tidak apa-apa. Aku nggak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin meminta maaf karena membuat kerisuhan diacara keluarga semalam." Jawab Aliec.
Kiev tidak tega melihat Aliec bersedih. Kiev duduk disampingnya lalu merangkulnya kedalam pelukan. "Lupakan soal semalam, aku membawa Violet karena nenek baru saja sembuh dari sakit."
Aliec mengangguk, dia merasa tenang dalam pelukan Kiev yang hangat.
Aliec diam dan berfikir tentang kelanjutan hubungan Violet dan Kiev, namun dia masih ragu untuk menanyakannya pada Kiev.
Kiev sendiri menyadari diamnya Aliec, Kiev sangat mengenal Aliec, dia tau ada yang mengganggu fikiran gadis itu.
Sembari mengusap rambut Aliec, Kiev bertanya. "kenapa diam? Mau bertanya sesuatu?"
"Emmm... Kiev, kapan kamu bercerai dari Violet?" Aliec bertanya hati-hati.
Kiev sendiri tidak tau jawabannya, dia tertegun harus menjawab apa. Justru sekarang dia tidak mendaftarkan apapun kekantor agama.
Awalnya memang Kiev mudah melepaskan Violet, namun ternyata mendapatkan reaksi Violet yang dingin dan sikapnya berubah arogan, Kiev mengurungkan niatnya.
Kiev akui, hatinya terlalu ambigu dan plin plan, sehingga menahan dua wanita dalam hidupnya secara bersama.
"Kondisi nenek belum sepenuhnya pulih. Kalau beliau tau masalah perceraian itu, aku nggak mau kondisinya kembali drop!" Alasan Kiev.
Aliec paham, tentu saja. Karena kalau dia protes, dirinya takut Kiev justru menjauh darinya dan memilih Violet.
"Kiev, aku lapar. Bagaimana kalau kita makan siang diluar?" Aliec menempelkan kepalanya di dada Kiev, sikapnya sangat manja yang membuat Kiev gemas.
Kiev mengacak-acak rambut gadis itu dengan gemas, meski usia Aliec terpaut diatas Violet, namun sikapnya melebihi gadis remaja yang baru mengenal cinta.
.....
Disisi lain, dipusat perbelanjaan terbesar difinshdom, Violet dan Rachel saat ini tengah asiknya berbelanja banyak tanpa memikirkan harganya.
Rachel yang mempunyai ide untuk menyenangkan hati Violet karena ulah Kiev. "Pokoknya kita harus happy!! Biarkan saja suami aroganmu itu bekerja keras! Kita kuras isi black cardnya... Hahaha..." Rachel tertawa begitu pula Violet, kenapa dia tidak lakukan ini dari dulu. Tidak mendapatkan hati Kiev, seharusnya mendapatkan isi dompetnya.
"Kau benar." Violet sejenak bisa melupakan masalah dan ingatan buruk yang terjadi dalam hidupnya.
Benar memang, sebagian wanita mengatakan, shopping bisa membuat fikiran stress menjadi rileks lalu sembuh.
Setelah menghabiskan hampir 10 miliar diblack card yang kiev berikan untuk Violet, mereka akhirnya keluar dari pusat perbelanjaan sambil membawa lima paper bag dimasing-masing tangan dan beberapa lagi dibantu oleh keryawan.
"Huufftttt... Lelah sekali." Violet menyenderkan punggung kepalanya disandaran kursi mobil milik Rachel.
"Aku juga. Bagaimana kalau kita makan siangnya di Romance restoran?"
"Kau sudah gila? Bagaimana kalau kita dikira tidak waras?"
Romance restoran adalah restoran romantis seperti namanya, kebanyakan yang datang pasangan kekasih yang ingin menikmati hidangan dengan tenang dan romantis.
"Oh ayolah. Biarkan saja, jangan dengarkan kata mereka. Banyak juga kok, yang datang bukan pasangan." Rachel terus memaksa dan merayu Violet untuk menurutinya.
Pada akhirnya Violet pun membiarkan saja. Lagi pula, Violet belum pernah makan kesana.
"Wawww... Tempatnya ternyata sangat klasik." Rachel nampak kagum begitu pula Violet.
"Selamat datang nona. Apa sebelumnya kalian sudah melakukan reservasi?" seorang maneger bertanya.
"Apa harus membuat reservasi dulu?" Violet balik bertanya.
"Kami menyediakan layanan untuk tamu yang sudah melakukan reservasi, untuk yang belum mohon maaf, karena mejanya sudah penuh!" Ucap Maneger itu.
Violet dan Rachel nampak kecewa. "Baiklah, terimakasih."
Keduanya membalik badan, tak sengaja, Violet menabrak sebuah badan tinggi tegap dan kekar yang membuatnya hampir jatuh, tapi untungnya langsung sigap pria itu melingkarkan tangannya dipinggangnya.
*****
Hallo, jangan lupa Like, komen, Vote and Share. Supaya otorrrr semangat ngetiknya🥰🥰🥰