Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. Ayah kandung Boy
Bram menatap Kinara dengan rasa penasaran. Pasalnya selama ini ia tau bahwa Kinara dekat dengan nyonya Abimanya. Bahkan sebelum kembali ke kota J ini mereka sempat bertemu.
"Mengapa nona muda bertanya seperti itu ? Bukankah nyonya Abimanya adalah ibu kandung Nona muda ?."
"Bahkan sebelum kita kembali ke kota J ini, Kalian sempat bertemu ?." tanya Bram sambil mengusap mulutnya menggunakan tisu.
"Uncle juga tau bahwa itu adalah kunjungan mama untuk yang pertama kalinya selama aku tinggal disana."
"Bahkan untuk yang pertama kalinya mama memelukku. Dan hingga detik ini mama sama sekali tidak pernah menghubungi aku lagi." jelas Kinara.
Bram tertegun mendengar ungkapan sang nona muda. Ia tau persis bagaimana kehidupan yang nona mudanya jalani selama di luar negeri.
Tidak pernah sekalipun kedua orang tuanya menghubungi mereka, meskipun sekedar bertanya tentang keadaan mereka.
Tapi itu karena, tuan besar Abimanya yang merahasiakan tempat tinggal mereka, dan juga nomor ponsel mereka. Hanya Kinan sang saudara kembarnya yang selalu menghubunginya setelah kematian tuan besar.
"Nona, selama ini, bukankah kakek anda yang merahasiakan keberadaan kita. Bahkan nyonya bisa datang ke tempat tinggal kita saat itu, karena nona muda yang menghubungi beliau."
"Jadi wajar saja jika, tidak ada satupun keluarga Abimanya yang menghubungi nona muda selama kita di sana." ungkap Bram.
"Uncle, apakah uncle merasa ada yang tidak beres. Meskipun selama ini tidak ada yang mengetahui keberadaan kita, tapi untuk saat ini mama tau bahwa aku akan kembali."
"Apakah mama tidak menyampaikan hal ini kepada papa ?. Dan apakah uncle tau siapa Arin sebenarnya ?."
Kinara bertanya sambil menundukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak tau bagaimana keluarga Abimanya sejak ia pergi dari kota J ini.
Bahkan sang kakek yang telah mengirimnya pergi meninggalkan rumah, hanya sekali menghubungi dirinya dan saat itu beliau berpesan bahwa Kinara tidak boleh kembali ke kota J ini sebelum umurnya mencapai tujuh belas tahun atau setelah ia bisa menyelesaikan pendidikan S2.
"Mengapa nona bertanya tentang hal itu ?." tanya Bram.
Tanpa menjawab Kinara mengeluarkan sebuah foto yang sudah usang dihadapan Bram. Terlihat sosok nyonya mudanya bersama seorang pria berpose dengan sangat mesra.
Bram sedikit terkejut melihat pria tersebut, pasalnya pria itu adalah orang yang ia kenal. Tapi ia tidak pernah menyangka bahwa wanita yang ada disampingnya adalah nyonya Abimanya.
"Dari mana nona muda menemukan foto ini ?." tanya Bram.
"Di rumah ini." jawab Kinara singkat.
Ia merasa curiga terhadap Bram, dilihat dari ekspresi wajahnya Bram seolah-olah menyembunyikan sesuatu.
"Apakah ada yang uncle sembunyikan ?." tanya Kinara penuh tanya.
"Nona muda, ada kalanya kita tidak perlu mengetahui banyak hal tentang urusan pribadi orang lain."
"Di foto ini, nyonya Abimanya seolah-olah dekat dengan pria itu. Tapi saya tidak tau bagaimana hubungan keduanya." jelas Bram.
"Tapi apakah uncle mengenal pria tersebut ?." tanya Kinara.
Namun belum sempat Bram menjawab pertanyaan Kinara. Ponsel Bram berdering, dengan sedikit menunduk Bram meminta ijin untuk mengangkat panggilan itu.
Kinara hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepala sebagai jawaban. Bram segera bergegas keluar dari rumah itu meninggalkan Kinara yang masih duduk diam di tempatnya.
Sambil melanjutkan makannya, Kinara berfikir bahwa ia harus mencari tau sendiri siapa pria yang ada didalam foto tersebut. Dan apa hubungannya pria itu dengan sangat mama.
Dan apa hubungannya dengan Arin. Semuanya akan ia pecahkan sendiri, jika tidak ada yang mau menjelaskan apa kepada dirinya.
Seandainya Kinan dalam keadaan baik-baik saja, mungkin Kinan bisa menjelaskan semua yang ia tidak pahami.
"Nona muda saya harus segera menemui paman Fatih, beliau sudah sadar dari komanya. Apakah nona muda ingin ikut atau nona muda masih ingin tinggal disini ?." tanya Bram dengan lembut.
"Pergilah uncle, aku masih ingin tinggal di sini. Karena disini aku bisa mencium aroma kak Kinan." jawab Kinara.
"Baiklah uncle pergi dulu, pastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat. Jangan pernah membuka pintu untuk orang asing atau yang lainnya, selain uncle." jelas Bram.
"Termasuk Boy ?." tanya Kinara.
Bram hanya mengangguk, setelah membereskan peralatan makan, Bram segera pergi meninggalkan Kinara.
Setelah memastikan keadaan diluar, Kinara kembali ke laptopnya. Ia mengotak-atik laptopnya sambil sesekali termenung.
Jari-jarinya sangat lincah berselancar di atas keyboard. Setelah beberapa lama akhirnya Kinara menekan tombol enter dan menunggu apa yang akan ditampilkan di layar monitor didepannya.
Kinara tercengang saat melihat semua informasi yang ditampilkan di layar monitor dihadapannya. Disitu dijelaskan bahwa pria yang ada di foto usang tersebut adalah saudara sepupu dari uncle Bram.
Dan yang sangat mengejutkan adalah pria itu ayah kandung Boy. Seorang pria yang selama ini merawat dan membesarkan Boy dengan bersembunyi-sembunyi.
"Apakah ini alasan uncle Bram tidak mau menjelaskan siapa pria itu. Tapi disini masih belum dijelaskan hubungan pria itu dengan mama."
Kinara kembali mengotak-atik keyboard dan menggunakan segala kemampuannya. Perlahan ditampilkan bahwa pria itu sebenarnya adalah pemimpin Naga Hitam yang saat itu baru di dirikan.
"Apakah Boy benar pemimpin Naga Hitam ? Dan merupakan saudara kembar Arin ?."
Ucap Kinara sambil menutup laptopnya. Setelah merapikan semuanya, Kinara segera keluar dengan penampilan yang berbeda.
Ia menghubungi seseorang untuk mengantarkan motor sportnya, dan ia segera menuju bekas markas Naga Hitam.
Saat ia sampai disana, ia melihat ada motor milik Boy. Dengan perlahan Kinara turun dari motornya dan masuk ke markas yang sudah hancur itu.
Terlihat Boy sedang mencoba mencari sesuatu. Tanpa menyadari kedatangan Kinara.
"Apakah anda mencari ini ?." tanya Kinara sambil mengeluarkan sebuah kotak yang terlihat sangat kuno.
"Siapa kamu dan bagaimana kotak itu ada ditangan mu ?." tanya Boy tanpa menjawab pertanyaan Kinara.
"Aku mengambilnya dari tempat sampah !." jawab Kinara.
Tanpa mengatakan apa-apa, Boy berusaha untuk mengambil kotak tersebut. Dengan sigap Kinara menghindari Boy.
Tak lama keduanya terlibat dalam perkelahian. Keduanya saling menyerang satu sama lainnya.
Kinara yang lebih unggul dari Boy, masih bisa mempertahankan tenaganya. Sedangkan Boy sudah mulai kelelahan, ia kuwalahan menghadapi Kinara.
"Siapa kau sebenarnya ?." tanya Boy.
"Aku adalah malaikat pencabut nyawa yang datang untuk mencabut nyawa mu." jawab Kinara dengan penuh penekanan.
Ia sungguh tidak ingin berada diposisi ini, dimana orang yang bisa membuat hatinya bergetar adalah orang yang terlibat dalam pembunuh sang kakak.
Tapi janji tetaplah janji, ia akan menepati janjinya untuk sang kakak. Ia akan membalas sepuluh kali lipat siapapun yang terlibat dalam pembunuh sang kakak.
Dengan penuh emosi, Kinara menjadikan Boy sebagai samsak tinjunya.