Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Pagi harinya..
Cuaca cerah menyambut Ayana dan teman-temannya, mereka bangun sekitar jam 7 pagi. Merekapun sarapan lalu setelah selesai, mereka pun pergi kesebuah taman yang berada dihalaman rumah tersebut,taman itu terlihat ditumbuhi oleh rumput hijau seperti disebuah lapangan bola dan berukuran cukup luas dengan kolam ikan berukuran 2x2 meter, kolam tersebut berada ditengahnya dan berisi beberapa ekor ikan emas koi berukuran se lengan orang dewasa.
Terdapat juga beberapa tanaman bonsai yang telah diukir dengan rapih, ditengah kolam ikan tersebut juga terdapat sebuah patung anak kecil botak seperti seorang biksu berukuran sekitar 20 cm dengan menggenggam sebuah guci yang terus mengalirkan air kedalam kolam ikan tersebut dan patung itu terbuat dari tanah liat.
Andika dan Yuki terlihat memisahkan diri dari kumpulan teman-teman yang lain menuju kesebuah ayunan besi berbentuk panjang, ada yang tengah sibuk berfoto-foto, mengobrol sambil bercanda dan ada juga yang tengah memberi makan ikan bersama kakek Kenji yakni Ayana dan Ririn.
“Apa kau senang berada disini, Andi?”
“Aku menyukai dimanapun aku berada asalkan bersama denganmu” ujar Andika dengan raut wajah yang manis.
“Aku juga”, Andika perlahan menggenggam tangan Yuki dan gadis tersebut kemudian mengeluarkan handphone nya dan merekapun berfoto bersama.
“Apa itu pacarnya Yuki?” tanya kakek Kenji penasaran.
“Iya, mereka sudah berpacaran selama hampir dua tahun dan sebelumnya mereka juga berteman dekat”
“Bagaimana denganmu?”
“Aku belum bertemu dengan orang yang cocok” jawab Ayana sambil tertawa kecil, mereka tidak sadar tengah diperhatikan oleh Doni dengan raut wajah yang muram.
Sebelumnya Doni memang pernah mengungkap perasaanya pada Ayana tapi sayangnya ia ditolak secara halus oleh Ayana, Ayana beralasan bahwa dia belum bisa membuka hatinya, setelah sebelumnya dirinya ditinggal kan oleh seorang pria yang disukainya begitu saja.
Mereka berlima adalah teman sekelas dari Ayana yakni Mendi, Doni, Rey, Rizal dan Ririn. merekapun menjadi sangat dekat setelah mereka sering mengerjakan tugas bersama.
Mereka berlima pun sering main kerumah Ayana dikarena kan ayah dan ibunya jarang berada dirumah karena sibuk akan pekerjaan mereka masing-masing, ibunya bekerja sebagai manajer disebuah perusahaan mainan sedangkan ayahnya bekerja sebagai CEO di perusahaan otomotif di Jakarta mewakili perusahaan kakeknya yang berada di Jepang.
Mereka sering berkunjung ke rumah Ayana sehingga teman-teman nya pun bisa berteman dengan Yuki yang memiliki sifat mudah bergaul.
Sejak saat itu Doni tidak banyak berinteraksi dengan Ayana dan lebih memilih bersembunyi dibelakang sahabatnya Rey dan Rizal, setelah jam menunjukan pukul 10 siang merekapun berangkat ke tempat pemandian air hangat dengan berjalan kaki karena jaraknya hanya sekitar 1,5 km dari tempat tinggal kakek Kenji sekaligus melihat-lihat suasana kota Kyoto.
Sesampainya didepan tempat pemandian tersebut, dua orang pemuda asing dan seorang perempuan tiba-tiba datang menghampiri Ayana dan teman-temannya.
“Hai, wajahmu sepertinya tampak tidak asing, apakah kau cucu dari Kenji Takamura-sama?” Seorang pemuda tampan berambut curtains menanyai Ayana.
“Hai juga, bagaimana kau tahu?”
“Kau tidak ingat aku? dulu waktu kau masih kecil kita pernah bermain bersama, dimulai saat kau tersesat di bukit dekat hutan”
“Ri..Ryu?”
“Ayana”. Yuki kemudian menerjemahkan pembicaraan dari kakaknya dan pemuda tersebut kepada teman-temannya yang lain.
Ayana pun nampak terkejut sekaligus senang karena dapat bertemu kembali dengan teman kecilnya dulu yang pernah membantunya untuk keluar dari dalam bukit yang luas, saat itu Ayana sedang menjelajahi bukit seorang diri diusianya yang ke 13 tahun. sejak saat ia ditolong oleh seorang anak laki-laki itu, mereka menjadi teman sampai Ayana harus kembali ke Indonesia dan tak bertemu lagi selama hampir 7 tahun dengan teman kecilnya yang tak lain adalah Ryu, walaupun Ayana sering kali berkunjung kerumah kakeknya akan tetapi gadis cantik tersebut tidak dapat bertemu kembali dengan pemuda tersebut dan baru sekarang ia dapat berjumpa kembali secara tidak sengaja.
“Ayo masuk kedalam, kebetulan kami bertiga juga akan mandi di pemandian itu” Ryu tersenyum, seketika jantung gadis terebut berdetak kencang.
“Ini adikku Yuki dan pacarnya Andika lalu ini Mendi, Rizal,Ririn, Rey dan Doni, mereka adalah teman-temanku yang berasal dari Indonesia” (memakai bahasa Kanji Jepang)
“Hello everyone’s, Nice to meet you and my name is Ryu, this is Kabuya and his girlfriend Yukana”
“Hello, nice meet you too”
“Nah karena laki-laki dan perempuan dipisah kalian bisa ikut bergabung dengan Ryu sedangkan Yukana akan ikut bersama dengan kita” ujar Ayana kepada teman-teman dan adiknya.
Setelah mereka masuk kedalam, mereka pun berpisah untuk menuju kesebuah kamar ganti laki-laki dan perempuan.
Ryu kemudian berdiri didepan kamar ganti perempuan untuk menunggu Ayana keluar, beberapa saat kemudian Ayana beserta teman-teman perempuan nya pun selesai berganti baju, mereka pun keluar dari kamar ganti lalu Ayana pun terkejut dengan kehadiran Ryu yang nampak sedang menunggu disisi luar pintu kamar ganti perempuan, Ryu pun terlihat hanya memakai dua buah handuk berwarna putih, satu dipakai melingkari bawah pinggang nya dan satu handuknya lagi hanya digantung seperti sebuah syal, terlihat sekilas memamerkan otot perutnya yang terbentuk.
“Maaf mengganggu kalian, Ayana setelah ini bisakah kau berbicara denganku hanya berdua? Aku akan menunggu ditempat pertama kita bertemu tadi sekitar 1 jam an lagi”
“Te.. tentu saja” ujar Ayana gugup.
“Have fun” Ryu kemudian berjalan meninggalkan gadis-gadis tersebut dan Yuki kembali menjadi penerjemah.
“Wow dia begitu sexy” ujar Mendi dan diangguk setuju oleh Ririn, lalu mereka berdua pun menggoda Ayana yang akan memiliki pacar baru, Ayana hanya tersenyum lalu segera mengajak mereka pergi ke tempat kolam pemandian.
Di kolam pemandian Ayana pun mendekati Yukana dan banyak bertanya kepada Yukana tentang Ryu dari mulai dimana ia tinggal sekarang hingga bertanya apakah pemuda tampan tersebut sudah memiliki pacar, Yukana pun menjelaskan dari pertama bahwa ia berteman dengan Ryu sekitar 3 tahun yang lalu dari pacarnya yang bernama Kabuya, mereka berteman dan tinggal ditokyo dan Yukana hanya menjelaskan bahwa Ryu belum punya pacar karena sifatnya yang cukup dingin.
1 Jam kemudian.
Ayana pun mendahului teman-temannya untuk menuju ke sebuah tempat pertemuan dengan Ryu yakni didepan tempat pintu masuk pemandian, setelah gadis cantik tersebut berganti baju Ayana pun menyempatkan diri untuk memakai sebuah lipstik berwarna pink muda didepan sebuah cermin yang terpajang ditembok dengan terburu-buru,sesampainya disana Ayana pun melihat Ryu yang sudah terlebih dahulu sampai ditempat pertemuan, pemuda tersebut memaikan baju putih berlengan panjang dengan sebuah kemeja bermotif kotak-kotak berwarna merah yang diikat dipinggangnya, ia tengah duduk menunggu disebuah bangku taman didepan tempat pemandian tersebut, sedangkan Ayana mengenakan sebuah hoodie hitam polos dan celana jins berwarna biru tua, gadis itu pun sedikit melambatkan langkah kakinya agar tidak terlihat mengebu-gebu.
“Kau sudah lama menunggu?” Ayana pun langsung ikut duduk disebelah pemuda itu dengan mengambil jarak agak jauh dari tempat pemuda itu berada.
“Aku baru saja sampai” Ryu tersenyum menatap wajah Ayana, lalu tiba-tiba saja pemuda tersebut langsung mendekati Ayana dan perlahan tangannya mulai menghampiri wajah gadis cantik tersebut, Ayana yang gugup hanya bisa terdiam mematung sambil menutup matanya.
Ryu kemudian mengusap ujung bibir Ayana dengan lembut, seketika Ayana membuka matanya lalu mundur ketika melihat ujung jari dari Ryu terdapat sebuah noda berwarna pink, gadis itu pun segera membelakangi Ryu untuk mencari sebuah kaca kecil dan sebuah tisu didalam tasnya dan benar saja, lipstik yang ia kenakan rupanya keluar dari garis bibir mungilnya dikarenakan dia terlalu tergesa-gesa dan pencahayaan dalam ruangan tempat dimana ia berdandan tidak terlalu terang, telak saja Ayana jadi merasa sangat malu dan duduk memunggungi Ryu.
“Aku punya seorang teman yang memiliki sebuah kabin ditengah hutan, disana terdapat sebuah danau yang indah, apakah kau dan teman-temanmu mau pergi kesana bersamaku?”
“Kapan kau akan pergi?” Ayana akhirnya membalikan badannya namun wajahnya masih agak menunduk.
“Besok siang jam 10, kalau kalian setuju aku akan menunggu didepan rumahmu”
“Aku akan tanyakan itu pada teman-temanku terlebih dahulu”
“Baiklah, teman mu ada 7 orang jadi 8 denganmu bukan? itu artinya kita butuh dua buah mobil untuk pergi kesana tapi, kenapa kau menunduk terus dari tadi? Kalau karena lipstikmu tadi, lupakan saja dan jangan malu karena kau masih terlihat cantik ”
“Tidak masalah, aku bisa meminjam mobil dari kakekku” Ayana pun kemudian mengangkat wajahnya lalu menatap wajah Ryu, pemuda tampan itupun kembali tersenyum.
“Aku menyukai wajahmu apa adanya jadi jangan malu” Ayana hanya bisa diam dan tersipu malu.
Teman-teman dari Ayana dan Ryu pun keluar dari tempat pemandian, melihat itu Ryu kemudian berdiri dan mengajak Ayana untuk berkumpul dengan teman-temannya kembali.
“Aku harap kalian mau pergi bersamaku, ada banyak yang ingin ku bicarakan denganmu juga”.
Sesampainya Ryu dan Ayana ditempat teman-temannya berkumpul, Ryu pun menyerahkan sebuah kertas bertuliskan nomer handphone kepada Ayana kemudian pemuda tampan itupun pamit untuk pergi terlebih dahulu karena ada sesuatu yang harus dia kerjakan.
“Apa yang kakak bicarakan dengan pemuda itu?”
Ayana pun menceritakan pembicaraannya dengan Ryu, Ayana mengatakan bahwa intinya pemuda itu mengajak mereka untuk pergi kesebuah kabin ditengah hutan besok, kalau setuju Ayana akan segera menelpon Ryu.
Yuki pun setuju begitu juga dengan teman-teman lainnya, apalagi mereka juga belum punya rencana apa-apa untuk pergi jalan-jalan berikutnya.
Ayana menambahkan bahwa ditempat dimana kabin itu berada juga terdapat sebuah danau yang indah, tapi tentunya Ayana tidak menceritakan tentang kejadian memalukan dimana lipstiknya terlihat agak belepotan dan gadis cantik itu bahkan berpikir Ryu akan melakukan sesuatu saat tangan pemuda tersebut menyentuh wajahnya.