Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Tes DNA
Seminggu telah berlalu, Fransisco atau Arkan yang kini menjadi Arka pun sudah mulai membaik, meski masih harus digendong tangan kirinya.
Luka di tangannya belum pulih benar, namun Arkan boleh pulang, terlebih Aqueena lah yang merawat di kemudian hari.
Hendar sang paman hanya menggelengkan kepala, sebab Arkan setiap ditanyain tidak mau menjawab, bahkan tentang istrinya Naura.
Arkan memang tidak mengetahui apa-apa tentang saudara kembarnya itu, sehingga lebih baik diam.
"Kenapa istrimu ga kesini?, Hah!"
Arkan tidak menjawab pertanyaan Om Hendar, sehingga ia pun keluar, dan mencoba menghubungi Naura.
Memang sudah seminggu ini Hendar Mahendra tidak berada di rumah sakit karena tugas di luar kota dan tidak ada yang memberitahu jika Arkan kecelakaan.
Hendar Mahendra sempat menanyakan keberadaan Naura, terlebih Naura tidak pernah menemani Arkan sampai hari ini, dan itu semua Hendar mendapat informasi dari Aqueena.
Setelah keluar dari ruangan Arkan, Hendar pun segera meninggalkan tempat tersebut, untuk melakukan beberapa pekerjaan.
Ia kemudian teringat dengan Naura, jika Naura tidak ada disini ketika Arkan akan pulang ke rumah.
"Hallo, assalamualaikum nak Naura!"
"Waalaikumsalam Om!" Sahut Naura melalui telepon.
"Kamu ada dimana sekarang?"
"Di rumah sakit A, Om."
"Siapa yang sakit?"
Prakk...!
"Aduh..!
Tut...!
Tut...!
Tut...!
***
"Kenapa sih buru-buru!" Ucap Naura ketika Arka menyeretnya masuk ke ruangan dokter.
Keduanya habis menjenguk ibunya Dewo, yang hari ini diperbolehkan pulang.
"Ponselku sampai jatuh noh!, mana Om Hendar lagi telepon!"
"Om Hendar?, ngapain?" Sahut Arka sambil mengetuk pintu ruangan dokter yang menjanjikan hasil tes DNA.
Setelah dipersilahkan masuk, Arka pun masuk seorang diri, karena Naura lebih fokus dengan ponselnya.
Hingga beberapa saat Naura tersentak kaget, karena bahunya ditepuk seseorang.
"Om!, ngagetin aja!" Ucap Naura sambil melihat Om Hendar sudah berada disebelahnya.
"Kamu ngapain kesini?, dan tadi sewaktu Om telpon, kamu mengaduh!"
"Engga, kesenggol aja sama Arka yang buru-buru!" Sahut Naura.
"Arka?, buru buru?" Sungut Om Hendar.
Tak lama kemudian pintu terbuka, dan Arka tersentak kaget, karena Naura sedang bersama dengan Om Hendar, sehingga kertas yang dibawa Arka pun terjatuh.
"Om..!"
Kertas yang terjatuh itupun diambil oleh Om Hendar dan kemudian dibacanya.
"99% hasil DNA ini cocok, dan Arka memang benar sedarah dengan saudara Frans!"
Hendar kemudian menatap Arka dan Naura, tampak penuh tanya karena hasil tes DNA tersebut.
"Apa maksudnya ini!"
"Om!, bisa Naura jelasin!" Sahut Naura, kemudian menarik tangan Om Hendar, dan Arka pun mengikutinya untuk meninggalkan tempat tersebut.
Naura pun memilih taman rumah sakit untuk menjelaskan yang sebenarnya.
"Oh sudah bertemu Arkan?" Ucap Naura perlahan, sementara Arka berada disebelah Naura.
"Arka?"
"Arkan Om, kembaran Arka yg masih dirawat dirumah sakit!" Sahut Naura.
"Arkan?"
"Iya!, dia adalah Arkan, saudara Arka yang hilang dahulu, dan hasil tes DNA itu yang membuktikannya!"
"Jadi, yang ada dirumah sakit itu Arkan, dan ini Arka!"
"Benar Om!" Sahut Arka.
Arka pun menjelaskan tentang pertemuannya dengan Arka, dan Arka ngambil kesempatan untuk tes DNA.
Meski tanpa tes DNA itupun Arka yakin jika Fransisco Fernando adalah Arkan Abimana Mahendra.
Tanpa sadar, Hendar Mahendra menitikkan airmata, sebab kejadian lampau itu, kini kembali terbuka, apalagi anak yang dahulu hilang kini telah kembali.
Hendar segera memeluk Arka, kemudian juga memeluk Naura.
"Ayo kita kesana!"
"Tidak Om!" Sahut Arka, membuat kening Om Hendar berkerut.
"Kenapa?"
"Kami memang sedang melakukan sandiwara."
Arka kemudian menjelaskan, tentang siapa sebenarnya Arkan.
Selain itu Arka dan Naura pun kembali mengungkap tentang keuangan perusahaan yang mengalir ke kantong pribadi orang tertentu, salah satunya adalah Sheylomita, kakak angkat Om Hendar.
Hendar termangu dengan penjelasan dari Arka dan Naura, kemudian mengangguk-angguk pertanda memahami.
"Lalu apa yang akan kalian lakukan?"
"Untuk sementara, Arkan biarlah menjadi Arka yang tidak mau membantu perusahaan, sementara saya akan mengungkap semua yang terjadi dan menangkap pelaku-pelaku kriminal di masa lalu."
Arka pun menjelaskan secara detail rencana tersebut, sehingga Om Hendar mengambil kesimpulan, jika ada banyak orang yang nantinya terlibat.
"Bagaimana dengan Om Hendri?" Tanya Om Hendar kepada Arka.
"Sepertinya tidak terlibat, namun Om Hendri hanya malu untuk kembali." Sahut Arka.
Naura pun menjelaskan, jika akhir tahun ini akan mengadakan rapat umum perusahaan, dengan mengundang semua kolega bisnis, maupun pemilik saham perusahaan.
Sehingga orang-orang yang terlibat nantinya bisa hadir tanpa kecurigaan apapun.
"Baiklah, Om juga nanti ikut kesana!"
Om Hendar akhirnya menyetujui semua ide yang diberikan oleh Arka dan Naura, sehingga menjanjikan jika saat ada rapat umum perusahaan akan datang , karena Om Hendar juga memiliki saham di perusahaan Mahendra grup.
Tak lama kemudian, Om Hendar pun pamit undur diri, begitu juga Arka dan Naura.
Arka dan Naura, kini menuju ke perusahaan, untuk melakukan pekerjaan yang tertunda pagi ini.
***
Hari ini adalah masa berakhirnya Arka menjadi karyawan training, sehingga saat tiba di kantor, Arka dipanggil oleh HRD untuk membicarakan kelanjutannya.
Arka diangkat menjadi karyawan kontrak selama satu tahun kedepan, namun Arka belum mendapat persetujuan dari Naura, sehingga Arka harus menghadap ke CEO, yang tak lain istrinya sendiri.
Dengan berbekal nama singkat Arka AM, Arka tidak mudah diketahui jika dirinyalah keturunan pemilik perusahaan.
Arka pun kini sudah berada dihadapan Naura, kemudian menyodorkan berkas dari HRD.
"Yakin mau jadi karyawan kontrak Mas?" Goda Naura, sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Tumben panggil mas!, biasanya kan 'Ka'!," Arka kemudian mendatangi Naura yang duduk di singgasananya.
Kemudian Arka berjongkok dihadapan Naura.
Tangan Arka menggenggam erat jemari Naura kemudian dikecupnya dengan lembut.
"Semua keputusan ada di dirimu sayang!, karena itu hanyalah formalitas saat ini, bahkan aku tak tahu kedepannya," Ucap Arka kembali mengecup jemari Naura.
"Kita tidak tahu, apakah Papa atau Kakek akan melimpahkannya kepadaku atau Arkan, bahkan mungkin Om Hendri yang katanya ingin kembali dari Amerika."
Arka menatap manik mata Naura yang tampak berkaca-kaca, sebab perkataan Arka bukanlah ambisi untuk menjadi yang pertama, namun masih memikirkan sanak saudaranya yang masih ada.
Naura masih diam membisu, sebab banyak hal yang dilalui Arka hingga sampai saat ini, bahkan Naura pun tahu masa kecil Arka dahulu.
"Aku hanya ingin mengungkap semuanya bersamamu, setelah itu kita istirahat atau bulan madu, sepertinya kita butuh liburan, agar keinginan kakek dan nenek untuk mempunyai cicit segera terkabul, bagaimana?"
Naura mengangguk, setelah Arka mengucapkan semua keinginannya saat ini, bahkan Naura sempat meneteskan air matanya.
Arka menyeka dengan jemarinya, kemudian mencium kening Naura.
"Setelah itu, kita beli rumah untuk hidup bersama, tidak usah megah atau mewah,yang penting milik kita sendiri, jadikan hidup kita nyaman tanpa gangguan."
Anggukan Naura membuat Arka tersenyum, kemudian Arka pun mencium pipi Naura kiri dan kanan, tak lupa bibir mungil Naura pun menjadi sasarannya.
Keduanya berpagutan begitu lama, bahkan tidak mendengar, jika pintu diketuk dari luar ruangan.
Tok...
Tok...
Tok...
Sesaat Naura dan Arka menghentikannya, namun masih dalam posisi bibir menyatu.
Naura mengabaikannya, dan kembali melumat bibir Arka yang sudah menjadi candu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
..."Baru dapat gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati"...
...Karena sudah mendapat yang baru, yang lamapun ditinggalkan....
"Siapa yang mengetuk pintu?"
"Entahlah!"
"Paling Angga kalau ga Selvi!"
"Bukan kayaknya!"
"Terus...?"
"Entahlah..!"
вєяѕαмвυηg...
ati" loh, jangan sampe nanti malahan jatuh cinta
awas aja kalau ketemu yang lebih anu, kamu anu/Hammer/
sepertinya ceritanya menarik...