Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~24
"Kemarilah, bawa minuman itu pada kami !!" Ucap seorang pria ketika melihat Andrea baru datang, tak sabaran sekali mereka pikir gadis itu.
Andrea pun segera meletakkan minuman tersebut di meja mereka satu persatu dan terakhir ia bawa ke meja Gerard di mana pria itu baru saja duduk di sana, namun tiba-tiba seseorang menyenggol lengannya hingga membuatnya tak sengaja menumpahkan secangkir kopi yang di hidangkannya itu tepat mengenai kemeja Gerard.
"Dasar ceroboh, tidak bisakah kamu bekerja dengan benar?" Tegur Gerard karena kini kemejanya nampak kotor oleh cipratan kopi.
"Tolong maafkan saya," Andrea yang merasa bersalah pun langsung mengusap kemeja mahal pria itu dengan tangannya tapi Gerard sontak menepisnya menjauh.
"Pergilah dari sini, kamu hanya semakin mengotori baju saya saja !!" Ucapnya dengan wajah kesalnya.
Mata Andrea pun sontak memerah dan gadis itu segera berlalu dari ruangan tersebut, semoga saja pria itu tak melakukan komplain pada atasannya karena bisa-bisa ia akan di pecat nanti.
Gadis itu nampak berlalu ke toilet, entah kenapa ia rasanya sedih sekali ketika di bentak oleh pria itu. Padahal ia tak mungkin sengaja melakukannya jika saja seseorang tak menyenggol lengannya, kini tanpa gadis itu sadari matanya pun telah mengembun.
"Kenapa aku jadi cengeng seperti ini sih," gumamnya seraya mengusap kedua matanya yang berair dengan lengannya padahal biasanya ia selalu kuat menghadapi apapun tak peduli hinaan sekalipun.
Kini setelah merasa tenang, Andrea pun kembali bekerja dan semoga saja ia tak bertemu pria itu lagi. Ia tiba-tiba saja jadi membencinya, bukan karena ia mendapatkan teguran tapi melihat wajahnya saja membuat sangat kesal.
Sore harinya Gerard yang baru selesai meeting nampak menyandarkan punggungnya di kursi, tubuhnya rasanya lelah sekali. Namun ia senang karena meeting dengan relasi bisnisnya berjalan dengan lancar meskipun ada sedikit gangguan pakaiannya yang terkena noda kopi karena kecerobohan gadis berandalan itu.
Ngomong-ngomong soal gadis itu apa ia tadi sangat keterlaluan padanya? Tapi bukankah apa yang di lakukannya juga keterlaluan karena sengaja mengotori pakaiannya, pria itu pun nampak menghela napasnya sejenak setelah itu segera bangkit dari duduknya.
"Apa anda mau langsung pulang atau ke kantor dulu, tuan?" Ucap Henry ketika bosnya tersebut bersiap untuk pergi.
"Pulang saja," sahut Gerard singkat lantas segera berlalu dari ruangan tersebut.
Pria itu nampak melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu telah menunjukkan pukul 4 sore itu berarti para karyawan akan pulang dan Gerard pun semakin cepat melangkahkan kakinya.
"Tuan, lewat sini !!" Henry langsung mengingatkan jika bosnya salah jalan, karena seharusnya setelah keluar dari lift mereka langsung saja menuju lobby hotel namun pria itu justru menyusuri jalan belakang khusus untuk karyawan.
Akhirnya pria itu hanya mengikuti langkah sang tuan karena perkataannya sedikit pun tak di tanggapi, entah ada apa dengan pria itu yang tiba-tiba bersikap aneh seperti ini.
Gerard yang telah sampai di pintu samping hotel tersebut nampak melihat beberapa karyawan hotel yang berkumpul di parkiran dan bersiap untuk pulang, namun pria itu tak menemukan seseorang yang ia cari sampai pandangannya berhenti di tepi jalan di mana Andrea baru masuk ke dalam sebuah mobil.
Gerard menatapnya sampai mobil yang membawa gadis itu pergi meninggalkan tempat tersebut, sebenarnya kedatangan pria itu untuk meminta maaf atas tegurannya tadi siang. Tapi sepertinya ia tak perlu melakukannya karena nyatanya gadis itu baik-baik saja, bahkan hendak bersenang-senang dengan kekasihnya.
"Sebenarnya ada apa dengan anda, tuan?" Henry pun bertanya-tanya dalam hati ketika melihat sikap aneh pria itu, lagipula tak pantas seorang bos besar berada di sini yang entah untuk apa itu. Ngomong-ngomong apa itu ada hubungannya dengan office girl tadi siang? Henry masih tak percaya jika bosnya itu menaruh ketertarikan pada gadis biasa seperti itu, karena nyonya mudanya adalah bentuk kesempurnaan seorang wanita meskipun sampai saat ini wanita itu masih menolak untuk hamil.
Akhirnya Gerard pun kembali ke lobby dan segera meninggalkan hotel tersebut, pria itu merasa ada yang aneh dengan dirinya kenapa melakukan itu padahal biasanya ia tidak pernah metolerin sedikit pun kesalahan. Mungkin saja itu bentuk rasa kasihan sebagai sesama manusia, pikirnya.
Sementara itu Andrea yang sedang dalam perjalanan masih tak percaya jika kekasihnya baru saja membeli mobil baru, meskipun hanya mobil biasa tapi tetap saja ia masih heran karena ia tahu pria itu tak memiliki banyak tabungan.
"Kakakku yang membelikannya sayang, katanya agar aku tak menjemputmu dengan motor lagi." Ucap Julian menjelaskan ketika kekasihnya itu bertanya.
"Baik sekali kakakmu," Andrea jadi ikut senang. Akhirnya kekasihnya itu takkan lagi merasa kesepian karena hubungannya dengan sang kakak telah membaik.
"Jadi mulai sekarang kemana pun kita pergi naik ini saja," ucap Julian lagi.
"Tapi aku lebih suka jika naik motor saja," Andrea pun mengutarakan isi hatinya.
"Tentu saja tapi tidak untuk saat ini," sahut Julian dengan tegas.
"Tapi kenapa?" Andrea langsung menatap pria yang sedang fokus dengan kemudinya tersebut.
Julian langsung menelan ludahnya, tidak mungkin ia mengatakan jika gadis itu harus menjaga kesehatannya karena sedang ada calon tuan muda yang akan tumbuh di rahimnya.
"Bi-biar tidak kehujanan sayang, kamu tahu sendirikan sekarang lagi musim hujan." Sahutnya beralasan.
Andrea pun langsung mengangguk, benar juga kata pria itu pikirnya. Karena sebelumnya mereka pernah bermandikan hujan di atas motor ketika pulang bekerja sebab kekasihnya itu lupa membawa mantel.
"Baiklah, aku akan menurutimu tuan Julian Robert." Sahut gadis itu kemudian dan Julian pun langsung terkekeh sembari mengacak lembut puncak kepala kekasihnya itu.
"Oh ya sayang, ngomong-ngomong kapan kita balapan lagi?" Tanya Andrea ingin tahu karena sudah lama mereka tak melakukannya dan ia juga membutuhkan uang saat ini karena tadi pagi adiknya menghubunginya jika harus membayar uang sekolah.
Julian yang sedang fokus dengan jalanan depannya itu pun langsung menatap gadis itu. "Untuk sementara waktu kita tidak bisa melakukannya sayang karena aku ada kerjaan lain," ucapnya.
"Kerjaan apa?" Andrea langsung mengernyitkan dahinya, sejak kapan kekasihnya itu memiliki pekerjaan sampingan selain balapan motor?
"A-aku sedang membantu pekerjaan kakakku, kebetulan dia fotografer dan membutuhkan asisten jadi kenapa tidak aku saja." Sahut Julian beralasan.
Andrea mengangguk kecil, jika pria itu tak bisa maka ia pun tak bisa memaksanya, tapi bukankah ia bisa menjadi joki orang lain karena ia yakin takkan ada yang bisa menolaknya.
Kini setelah mereka makan malam dan memastikan kekasihnya itu minum vitaminnya, Julian pun segera pulang dan Andrea yang bukannya langsung beristirahat justru nampak bersiap-siap untuk pergi malam itu.
Rugi kau Luc sia²in lakikmu yg baik tampan kaya raya sabar dan setia😌 kau bgtu serakah Luc
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...