Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19.
Saat mereka berlima larut dalam pikiran mereka masing-masing sudah, kini Faisal mengingat kembali dengan kejadian sebelumnya, di mana dia dan sekelompok orang yang menyerangnya sudah mulai menghadang dan mengelilinginya.
Hal pertama yang Faisal lakukan saat itu adalah menghubungi salah satu sahabatnya untuk meminta pertolongan.
Dia waktu itu tidak tau siapa yang sudah dia hubungi, karena dia sudah tidak ada waktu lagi untuk mengecek panggilan itu, karena keadaan dia sudah sangat mendesak dengan sekelompok orang itu yang sudah menghadang dirinya, dan juga sudah mulai menyerang.
Hingga akhirnya, hanya nomer David lah yang sudah dia hubungi, dan waktu itu David pun langsung segera memberitahukan hal itu kepada yang lainnya, yang pada saat itu mereka sedang berada di basecamp mereka kecuali Fajar, yang dimana saat itu Fajar sedang berada di perpustakaan bersama Amira.
Sampai dimana Faisal harus menghadapi sekelompok orang itu sendirian tanpa bantuan siapapun, untung saja waktu itu kondisi jalanan masih belum terlalu sepi, sehingga dia bisa tertolong dengan adanya bantuan mereka.
" Kalian gak perlu minta maaf, ini semua memang kesalahan gue, gue yang ceroboh dan juga gak hati-hati, gue juga benar-benar terimakasih sama kalian karena udah dateng tepat waktu dan langsung membawa gue kesini." ucap Faisal yang memang mengakui kalau semua kejadian ini berawal dari kesalahannya.
" Udah minta maaf nya?, kayak lebaran aja." ujar Denis menghentikan perasaan canggung di antara mereka semua, karena mereka juga sama-sama bersalah.
" Biaya rumah sakitnya dari uang siapa?, nanti biar gue ganti." ucap Faisal, dia kembali mengingat akan hal itu.
Fajar lantas langsung menepuk pelan bahunya Faisal.
" Gak perlu, lo mending pake uang lo itu buat keperluan yang lain." ucap Fajar.
" Lo yang bayar? makasih, ya, nanti gue ganti."
" Gue bilang gak perlu." ucap Fajar kembali dengan tegas.
" Makasih, tapi lo tau kan, Jar, kalau gue bakal ngerasa terbebani jika lo nolak uang ganti perawatan gue." ujar Faisal tak kalah tegas dengan Fajar.
" Anggap aja itu tunjangan pegawai." balas Fajar dengan santai.
" Mentang-mentang lo bosnya." cibir Denis.
" Kenapa?, salah?" tanya Fajar dengan salah satu alisnya yang terangkat.
" J-jelas gak salah, karena kan lo memang bosnya hehe..." jawab Denis dengan cepat sambil dengan menunjukkan deretan giginya.
Dan hal itu membuat Faisal tertawa kembali karena melihat tingkah random satu sahabatnya itu.
" Sekali lagi gue mau bilang makasih banyak, gue sangat bersyukur banget punya sahabat seperti kalian." ucap Faisal, sekilas menatap satu per satu sahabatnya itu.
" Gak bosen lo bilang terimakasih terus?, kita aja yang dengernya udah mulai bosen." sahut Jay yang langsung disambut tawa dari yang lainnya.
Derttt...Derttt...Derttt.
Getaran ponsel tiba-tiba kembali dirasakan di saku jaketnya.
Lantas dia pun langsung memeriksa layar ponselnya yang menyala itu, kemudian terlihatlah nama Amira di sana.
" Amira?, mau apa dia?" batin Fajar, begitu melihat nama istrinya yang muncul di layar panggilannya itu.
" Gue keluar dulu." ucap Fajar kepada mereka.
Dia izin keluar dari ruangan itu supaya apa yang dia bicarakan dengan Amira, tidak diketahui oleh teman-temannya.
Karena tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui pernikahannya dengan Amira.
" Oke, jangan lama-lama." sahut Denis.
Dan Fajar pun langsung segera keluar dari ruangan itu, dan langsung menjawab telpon dari Amira.
TO BE CONTINUE.