Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04
Liam terkejut dengan kedatangan James yang merupakan Kakak Bianca. Dia memang tidak pernah menginginkan untuk menjadi bagian Keluarga Davis. Walau sebagian besar kalangan menengah ke atas menginginkan Bianca menjadi istri atau menantu di keluarga mereka.
James beberapa kali memukuli perut Liam. Namun, pria itu tidak mampu untuk membalasnya. Hingga datang Ibu dari Liam yang terkejut dengan perbuatan James.
"James! Apa yang kau lakukan pada anakku?" ucap Pamela pada pria yang dipenuhi amarah itu.
Ivanka yang terkejut dengan perbuatan James baru tersadar. "Tante, dia datang dan langsung memukuli Liam!" ujar Ivanka sambil beralih ke arah Pamela yang baru datang.
"Apa yang terjadi James? Apa ada sesuatu yang dilakukan oleh Liam yang membuatmu dipenuhi amarah?" tanya William yang membuat jarak antara putranya dan James.
"Tanya saja pada anakmu, hal yang telah dia lakukan pada Bianca!" jawab James masih dipenuhi oleh aura membunuh.
Bila Bianca tidak hamil anak dari Liam, dapat dipastikan James lebih baik membunuh pria di hadapannya itu. Pria yang seenaknya saja merusak masa depan sang adik tanpa mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Aku tidak melakukan apa pun pada Bianca!" sanggah Liam memegang perut dan sudut bibirnya yang sakit dihajar oleh James.
"Dia hamil! Adikku mengandung anakmu! Kalau kamu tidak bertanggung jawab, aku akan melakukan apa pun untuk menghancurkan keluarga Smith! Aku bersumpah akan....!"
"Cukup James! Demi Tuhan! Kita bisa membicarakannya dengan baik, ayo kita ke ruang keluarga!" potong William tidak ingin masalah yang dibuat oleh sang putra diketahui oleh banyak orang terlebih bawahannya sendiri.
"Sebaiknya kamu pulang, Ivanka!" ujar Pamela yang sebenarnya tidak menyukai putranya dekat dengan wanita itu. Ada perasaan aneh yang mengatakan wanita itu bukanlah orang yang baik dan pantas mendampingi Liam.
"Tapi, Tante... Aku..." Ivanka tidak ingin pergi, dia ingin tahu apa yang terjadi.
Ivanka tersenyum miris karena Pamela selalu terlihat tidak menyukainya. Wanita paruh baya itu seolah menganggap Ivanka angin lalu yang tidak penting keberadaannya. Padahal, Ivanka sudah sering kali mengunjungi Kediaman Smith untuk mendekatkan diri pada Pamela. Namun, tetap saja Ivanka tidak bisa mengambil hati Pamela untuk meyakinkan wanita itu bahwa dia adalah wanita yang baik untuk mendampingi Liam.
Kesalahannya malam itu membuat Liam berakhir di ranjang bersama dengan Bianca. Perempuan yang selama ini merupakan saingan terberatnya dalam melakukan apa pun. Namun, ada satu yang masih belum didapatkan oleh Bianca yaitu cinta dari Liam.
Meskipun, Liam juga terkadang bersikap acuh dan dingin padanya. Pria itu tidak menampik keberadaannya di sekitar Liam. Hal itu membuat Ivanka berpikir bila Liam menyukainya. Ditambah dengan penolakan yang selalu dia katakan bila berhadapan dengan Bianca. Tentu saja, Ivanka berpikir pria itu memiliki sedikit perasan padanya.
"Liam, aku ingin tetap berada di sini!"
"Pergilah Ivanka, kita bicarakan ini nanti. Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku mengajakmu makan malam bersama," ujar Liam.
Pria itu meyakini kalau kejadian malam itu dengan Bianca adalah kesalahan Bianca. Dia lebih memilih mempercayai Ivanka yang mengatakan kalau Bianca menaruh sesuatu di minumannya. Dibandingkan ucapan Bianca yang menuduh Ivanka menjebaknya.
Untuk apa Ivanka menjebaknya? Tidak ada gunanya karena selama ini mereka kerap kali bersama di setiap kesempatan. Akan tetap, berbeda dengan Bianca yang dia anggap memiliki cinta bahkan menjadi obsesi berlebihan untuk menjadi kekasihnya.
"Tapi, Liam!"
Ivanka ingin mengetahui semua dengan jelas. Namun, dia tidak bisa memaksa Liam untuk mengizinkannya tetap berada di Kediaman Smith.
"Tolong pergilah, Ivanka. Semua akan baik-baik, saja. Tenang saja, ya!" balas Liam meyakinkan Ivanka.
Liam berjalan meninggalkan Ivanka yang mengepalkan tangannya erat. Dirinya khawatir bila James dapat memaksa Liam agar menikahi Bianca. Sadar dengan kekuasaan Keluarga Davis yang dapat menekan siapa pun termasuk Keluarga Smith.
"Sial! Apa yang harus aku lakukan! Tidak mungkin aku membiarkan wanita itu selangkah lebih maju dibandingkan diriku! Aku harus mendapatkan Liam. Dia milikku!" gumam Ivanka.
Sementara itu, di sebuah ruangan terjadi ketegangan yang menelisik. James masih berusaha menahan amarahnya. Sebenarnya, dia tidak rela kalau sang adik berakhir di pria yang sangat tidak bertanggung jawab.
Walaupun, dia sendiri juga tidak bertanggung jawab pada Silvia. Namun, dia tidak mungkin membiarkan Bianca menikah dengan Liam karena di depan mata kepalanya sendiri pria itu bergandengan tangan dengan wanita lain.
"Jadi, apa benar apa yang dikatakan oleh James? Katakan dengan jelas Liam! Aku tidak mendidikmu menjadi pria baj*Ngan yang tidak bertanggung jawab atas perbuatanmu! Benarkah kamu menodai Bianca?" tanya William penuh dengan intimidasi pada putranya sendiri.
Liam meneguk ludah mendengar ketegasan dalam setiap perkataan Wiliam. Dia tahu tidak akan pernah bisa lari dari tanggung jawab yang ingin ditinggalkannya.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️