NovelToon NovelToon
Aku, Dia Dan Dunia Yang Salah

Aku, Dia Dan Dunia Yang Salah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rendy Purnama

Bayangkan terbangun dan mendapati dirimu dalam tubuh yang bukan milikmu. Itulah yang terjadi padaku setiap kali matahari terbit. Dan kali ini, aku terperangkap dalam tubuh seorang pria asing bernama Arya Pradipta. Tidak ada petunjuk tentang bagaimana aku bisa ada di sini, atau apakah ini hanya sementara. Hanya ada kebingungan, ketakutan, dan kebutuhan untuk berpura-pura menjalani hidup sebagai seseorang yang tak kukenali.

Namun, Arya bukan orang biasa. Setiap hari aku menggali lebih dalam kehidupannya, menemui teka-teki yang membuat kisah ini semakin rumit. Dari panggilan misterius, kenangan yang menghantui, hingga hubungan Arya dengan seorang gadis yang menyimpan rahasia. Di setiap sudut hidup Arya, aku merasakan ada sesuatu yang menunggu untuk ditemukan, sesuatu yang lebih besar dari sekadar tubuh yang kumiliki sementara.

Dalam perjalanan ini, aku menyadari bahwa kehadiranku dalam tubuh Arya bukanlah kebetulan. Ada kekuatan yang menyeret

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Pengorbanan yang Terbayar

Kehidupan baruku bersama Arya terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Setelah semua rintangan dan perjalanan panjang yang penuh dengan rasa rindu dan pengorbanan, akhirnya kami berada di satu tempat, di satu waktu. Hari-hari kami kini diisi dengan kebersamaan yang selama ini hanya bisa kami bayangkan dari jarak jauh.

Namun, saat satu babak selesai, babak baru yang penuh tantangan pun dimulai. Setelah Arya kembali, kami berusaha untuk menyesuaikan diri dengan ritme baru dalam hidup kami. Pekerjaan Arya yang selama ini di luar negeri kini beralih ke cabang dalam negeri, yang berarti masih banyak hal yang harus dia adaptasi di kota kami. Begitu pula dengan pekerjaanku yang mulai menyita banyak waktu dan energi. Kami berdua berusaha menemukan keseimbangan di antara pekerjaan dan hubungan kami.

***

Suatu pagi, ketika sedang menikmati sarapan bersama, Arya membicarakan sebuah rencana yang telah lama ada dalam pikirannya.

"Aku ingin mulai membuat bisnis sendiri di sini," katanya sambil tersenyum, namun dengan nada serius yang membuatku langsung menyadari pentingnya kata-katanya. "Aku merasa sudah waktunya untuk memiliki sesuatu yang benar-benar aku bangun dari awal."

Aku menatapnya dengan antusias, merasa bangga dengan keinginannya untuk mencoba sesuatu yang baru. "Ide yang bagus, Sayang. Aku akan mendukungmu."

Namun, Arya hanya tersenyum samar. "Mungkin ini akan membutuhkan banyak waktu dan perhatian. Aku tahu aku baru saja kembali, tapi membangun bisnis bukan hal yang mudah."

Kata-katanya membuatku sedikit khawatir. Aku tahu bahwa mengelola bisnis bisa menjadi sangat menyita waktu, dan ini berarti kami mungkin harus menghadapi tantangan baru. Tapi aku juga tahu bahwa ini adalah impian Arya, dan aku tidak ingin menjadi penghalang bagi keinginannya.

"Kalau begitu, ayo kita jalani bersama," kataku sambil tersenyum. "Aku akan tetap di sisimu, mendukungmu, dan apapun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama."

Arya tampak lega mendengar jawabanku. "Terima kasih, Sayang. Kamu selalu jadi kekuatanku."

***

Minggu-minggu berikutnya diisi dengan berbagai rencana dan persiapan yang dilakukan Arya untuk memulai bisnisnya. Dia terjun langsung ke dalam setiap detail, mulai dari merancang konsep, mencari tempat, hingga membangun tim kecil yang bisa membantu mewujudkan visinya. Aku ikut terlibat dalam proses ini, memberikan dukungan di setiap langkahnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan bahwa waktu yang kami habiskan bersama semakin berkurang. Arya sering pulang larut malam dan sibuk dengan pekerjaannya hingga akhir pekan. Aku berusaha mengerti dan memberikan ruang, namun ada kalanya aku merindukan saat-saat ketika kami bisa menghabiskan waktu tanpa gangguan.

Suatu malam, ketika Arya pulang terlambat, aku memberanikan diri untuk berbicara dengannya. "Arya, aku sangat mendukung semua yang kamu lakukan, tapi aku juga merindukan kita seperti dulu. Bisakah kita mencoba mengatur waktu agar kita tetap bisa punya momen berdua?"

Arya terdiam sejenak, seolah menyadari bahwa keputusannya untuk fokus pada bisnis telah mengurangi waktu yang seharusnya dia habiskan bersamaku. "Maafkan aku, Sayang. Aku terlalu larut dalam pekerjaanku dan mungkin lupa bahwa ada yang lebih penting di sini." Dia menggenggam tanganku dengan erat. "Aku akan berusaha mengatur waktu lebih baik, untuk kita."

Malam itu, kami berjanji untuk saling mendukung tanpa melupakan waktu untuk satu sama lain. Meski masih banyak hal yang harus dilakukan, kami sepakat untuk menjadikan momen kebersamaan sebagai prioritas, sebagai pengingat bahwa di balik semua perjuangan, kami memiliki cinta yang harus terus dipupuk.

***

Beberapa bulan kemudian, bisnis Arya mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Tempat usahanya semakin ramai, dan dia mulai mendapatkan klien besar yang membantu mewujudkan impiannya. Di satu sisi, aku bangga melihat bagaimana Arya berhasil mencapai impiannya. Namun, di sisi lain, aku merasa semakin jauh karena kesibukannya yang kian padat.

Arya mencoba menyeimbangkan keduanya, namun terkadang pekerjaan menuntut lebih banyak perhatian. Aku berusaha untuk tetap mendukung, meski ada kalanya aku merasa bahwa aku harus menahan perasaanku demi keberhasilan Arya.

Suatu malam, saat sedang makan malam, Arya tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Itu adalah sebuah cincin, dan dia menatapku dengan penuh keseriusan.

"Ini mungkin sudah lama tertunda, tapi aku ingin kamu tahu betapa pentingnya kamu bagiku," katanya dengan suara yang tenang namun tulus. "Kamu telah menemani setiap langkahku, dalam suka dan duka. Dan sekarang, aku ingin kamu menjadi bagian dari hidupku untuk selamanya."

Dadaku bergetar mendengar kata-katanya. Aku menatap cincin di tangannya, merasakan campuran perasaan haru dan bahagia yang sulit diungkapkan. Semua perjuangan, rindu, dan pengorbanan yang kami alami selama ini akhirnya menemukan makna yang lebih dalam.

"Aku bersedia," jawabku dengan suara bergetar, menerima cincin itu dengan penuh harapan.

***

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kebahagiaan dan persiapan untuk perjalanan hidup baru yang akan kami jalani bersama. Meskipun kami telah melalui banyak hal, aku tahu bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru dalam hidup kami. Kami berjanji untuk tetap bersama, mendukung satu sama lain, dan menghadapi setiap tantangan dengan cinta yang telah ditempa oleh jarak dan waktu.

Cinta kami telah melalui ujian yang panjang, namun kami tahu bahwa dengan komitmen, kejujuran, dan pengorbanan, kami mampu mengatasi apapun yang akan datang. Aku merasa bahwa semua yang kami lalui bukanlah sia-sia, melainkan persiapan untuk kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.

Di dalam hati, aku bersyukur bahwa kami memiliki satu sama lain, bahwa kami telah menemukan seseorang yang mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan dengan tulus. Kini, aku tahu bahwa apapun yang terjadi di masa depan, kami akan selalu memiliki satu sama lain, sebagai teman, pasangan, dan pendamping dalam setiap langkah kehidupan.

Babak baru dalam hidup kami dimulai, dan aku tidak sabar menantikan petualangan yang akan kami jalani bersama.

1
Iolanthe
Jangan ditinggal nggak jelas thor, kami semua sudah mulai ketagihan nih
+sakuran+
Ceritanya sangat menyentuh hati, jangan berhenti menulis thor!
Rendy Purnama: makasii ya ka sakuran
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!