NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri

Pesona Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: rishalin

Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.

Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?

Yuk baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Heii, kemarilah," ucap Darren.

"Bapak manggil saya??" tanya Riana sembari menunjuk wajahnya.

"Memang kau fikir ada orang lain di sampingmu," jawab Darren datar.

Riana pun akhirnya mendekat.

"Masuklah," ucap Darren.

Bukan hanya Riana, tapi orang orang yang tadi mengusir Riana pun kaget melihat Riana yang di minta masuk ke lift khusus milik Darren. Darren tidak pernah mengizinkan siapa pun masuk ke dalam lift itu selain Rama atau pun keluarganya, tapi entah kesetanan apa Darren sehingga mengizinkan sekertarisnya menggunakan lift tersebut.

"Nggak usah Pak, saya lewat tangga saja," ucap Riana.

Tanpa menunggu lama, Darren pun menarik Riana masuk ke dalam liftnya, dan setelah itu lift pun tertutup.

Tiba-tiba suasana menjadi canggung di antara Darren dan Riana.

Setelah di fikir-fikir, ternyata Darren punya sisi manusia, Riana mengira Darren ini iblis seutuhnya, karena sejak ia menjadi sekertarisnya, dia tidak pernah melihat Darren berlaku baik, tapi hari ini entah mengapa Darren memperlihatkan sisi lain dari dirinya.

"Atau jangan-jangan dia ada rencana busuk setelah ini," gumam Riana sembari melirik ke arah Darren yang kini pandangannya justru fokus pada pintu lift.

"Awas saja kalau--" belum selesai gumamannya, tiba tiba lift mendadak berhenti, lalu turun perlahan dan kembali berhenti mendadak.

Riana dan Darren sama sama tersentak kaget atas kejadian ini. Darren pun memencet tombol yang ada di samping pintu lift secara berulang-ulang, tapi pintu tidak bisa terbuka.

"Sial!!! Apa ada orang di luar!!" teriak Darren sembari menendang pintu lift dengan kesal.

Karena tak ada jawaban Darren pun kembali menggedor-gedor pintu dan sesekali menendangnya kesal.

Belum hilang rasa kesalnya, tiba-tiba lampu mati, dan Darren sontak melompat memeluk Riana.

"Bapak!! Apa yang Bapak lakukan??" pekik Riana.

"A-Aku benci lampu yang mati tiba-tiba." Ucap Darren gemetar.

"Bapak serius?" Riana ingin tertawa keras tapi saat menyadari jika Darren memang sungguh ketakutan ia pun mengatupkan bibirnya.

Darren ingin menyalakan ponselnya, tapi ponselnya mati karena kehabisan baterai.

“Cepat hubungi Rama, dan suruh dia keluarkan kita dari sini,” ucap Darren dengan masih memeluk Riana.

Lift yang sangat gelap itu membuat Darren tak bisa melihat apa pun, sehingga membuatnya justru sesak nafas.

Riana yang menyadari ketakutan Darren, segera mencoba menenangkan bosnya.

"Pak... Ini cuma mecet biasa, sebentar lagi juga pasti normal kembali," ucap Riana mencoba menenangkan.

"A-Aku sesak nafas Riana, aku tidak suka kegelapan," ucap Darren dengan nafas yang putus putus, lalu tak lama Darren ambruk ke lantai karena lemas.

"Astaga Bapak!!" pekik Riana. Riana merogoh ponselnya lalu menyalakan lampunya.

"Bertahanlah Pak," ucap Riana lalu menggedor gedor lift.

"Pak Darren!!" teriak Rama dari luar.

“Mas Rama ini saya Riana, tolong buka liftnya cepat Mas," ucap Riana. "Di sini juga ada Pak Darren."

"Syukurlah Pak Darren tidak sendirian di dalam. Ri ... Pak Darren sangat takut akan kegelapan, dia akan sesak nafas jika gelap, tolong nyalakan lampu ponsel kamu, lalu kendorkan dasi yang ada di lehernya," ucap Rama dari luar.

"Ba-baik Mas." Riana pun melakukan semua yang di katakan Rama dari luar. Bukan hanya dasi, tapi jas Darren pun ia lepas.

Beberapa saat kemudian lampu pun menyala. Riana akhirnya bisa bernafas lega, meski lift masih belum terbuka, karena para teknisi masih mencoba membukanya.

Riana melihat Darren yang kini terlihat sangat lemah.

"Lampunya sudah menyala Pak, jadi Bapak jangan khawatir lagi," kata Riana.

Darren tak menjawab. Riana lalu mendekat dan meraba kening Darren. " Astaga... Bapak demam," ucap Riana.

"Mas Rama tolong di percepat Mas. Pak Darren demam tinggi!!" teriak Riana yang kini juga panik.

"Iya Ri sebentar lagi."

"Pak, saya mohon bertahanlah," ucap Riana. Riana pun kebingungan harus melakukan apa. Ia pun duduk di dekat Darren sembari menunggu liftnya terbuka.

Tak lama Darren merebahkan kepalanya pada bahu Riana. "Aku tidak suka kegelapan." Darren bergumam pelan, tapi Riana masih bisa mendengarnya.

"Apa masih belum selesai??" tanya Darren lirih. Meski suasana sudah terang, tapi Darren masih tetap lemas, karena dia memang sedang kurang sehat.

"Sebentar lagi Pak." Riana hendak berdiri untuk bertanya pada Rama yang ada di luar, apakah masih lama.

"Mau kemana?? Di sini saja," ucap Darren, lalu menarik Riana untuk kembali duduk.

"Aku hanya mau bertanya pada Mas Rama."

"Tunggu saja di sini," kata Darren.

Riana mengipas-ngipaskan tangan di depan lehernya karena suasana mulai panas. Sedangkan Darren membuka semua kancing kemejanya dan membukanya lebar.

Riana yang tak sengaja melihatnya pun melotot kaget.

"Bapak kenapa buka baju, astaga. .." Riana segera berbalik memunggungi Darren.

"Aku kegerahan. Harusnya kamu beruntung, karena biasanya wanita di luar sana mengemis menginginkanku tanpa sehelai benang pun," Darren tersenyum, sedangkan Riana menutup telinganya.

"Ya Tuhan Telingaku ternoda. Bapak ini, dalam keadaan sakit saja masih sempat sempatnya berkata seperti itu," gerutu Riana.

"Aku mengatakan yang sesuai kenyataan. Semua wanita itu akan tunduk di hadapan pria yang banyak uang, apa lagi pria seksi sepertiku."

"Tidak semua wanita seperti itu Pak, ada banyak wanita yang tidak menilai semua dari uang. Buktinya, saya bertahan dengan suami saya meski hanya di berikan uang pas2n. saya masih sangat mencintainya meski saya tau kalau dia sudah selingkuh."

"Itu karena kamu wanita bodoh. Sudah di selingkuhi, tapi masih saja mencintai."

"Saya merasa ini semua adalah salah saya Pak, saya memang bersalah, dan patut di salahkan." Riana menghembuskan nafas pelan. " Jika saja saya bisa menjaga tubuh, mungkin suami saya tidak akan tergoda oleh wanita di luar sana. Kalau saja saya bisa cantik, dan merawat diri, mungkin suami saya tidak akan tergila gila dengan wanita cantik di sekitarnya."

"Astaga... kenapa mereka lama sekali," keluh Darren tanpa menanggapi ucapan Riana.

"Mereka sedang berusaha Pak, bersabarlah sedikit. Kalau Bapak tidak sabaran, Bapak akan semakin kepanasan," jelas Riana

"Saya tidak suka berada di sini."

"Saya baru tau kalau Bapak takut gelap. Saya kira... Bapak tidak takut apa pun, karena saat Bapak memasang wajah garang, jangankan manusia Pak, kuntilanak aja takut sama Bapak," ucap Riana.

"Nggak lucu!!"

"Memang siapa yang mau ngelucu?? Saya mengatakan yang sebenarnya. Bapak itu menyeramkan kalau sedang marah, tapi ternyata Bapak takut gelap. Bapak kalah sama anak bayi," cibir Riana.

"Diam!!!"

"Tuh kan, setan saja kalau mendengar bentakan Bapak, saya jamin, setannya bakalan terkena serangan jantung. Bapak kenapa sih Pak, hobi banget teriak-teri-- Emmmpppp."

Darren membekap mulut Riana.

"Kamu itu sangat cerewet!!"

"Emmmpp!!" Riana berusaha melepaskan tangan Darren.

"Berjanjilah, berhenti berbicara kalau aku melepaskan tanganku," Tawar Darren

Riana melotot ke arah Darren. "Jangan melotot. Aku tidak takut denganmu tau!!"

Riana lalu menurunkan pandangannya. Setelah itu Darren melepaskan tangannya perlahan, dan tiba-tiba saja Riana ingin segera bicara, tapi Darren kembali menutup mulutnya.

"Kepalaku sangat pusing, jadi aku akan melepaskan tanganku jika kamu berjanji akan diam," ucap Darren.

Sebenarnya dia lemas, tapi mendengar Riana yang begitu cerewet, dia memaksakan diri untuk membekap mulut Riana.

Saat Riana mengangguk pelan, Darren pun melepaskan tangannya. Dan sesuai yang di inginkan Darren, Riana pun terdiam. Keduanya pun terdiam untuk beberapa saat.

"Waktu kecil, aku pernah bermain petak umpet bersama temanku. Saat aku hendak bersembunyi di belakang rumah, kakiku terpeleset dan jatuh ke dalam sumur tua, sumur itu sangat gelap. Aku bahkan kesulitan bernafas di dalamnya. Aku terus berteriak, tapi tidak ada yang mendengar. Aku ketakutan, dan setelah dua hari di dalam sumur itu, aku pasrah, aku kira aku akan mati di sana, ternyata aku masih bisa selamat. Ada orang yang waktu itu tak sengaja melihatku, dan saat mereka mencari, aku pun di temukan dengan kondisi yang sudah sangat lemas. Dan dari situ, aku sangat takut gelap dan tempat sempit, aku tiba-tiba mengingat kejadian itu dulu, yang rasanya sangat menakutkan." Tanpa Riana sangka Darren menceritakan kisah masa lalunya.

Entah ini hanya perasaannya, atau apa. Riana tiba-tiba merasa jika Darren punya sisi manusia juga setelah selama ini dia mengira jika Darren seorang iblis jahat. Ya Iblis jahat, karena Darren selama ini selalu memperlihatkan sisi jahatnya.

*******

*******

1
Kamiem sag
dah putus urat malu Jihan
Kamiem sag
Jihan berharap bahagia?
coba penulis dan pembaca siapa yg pingin pasangan Jihan Rendi bahagia?
aku sih terserah saja
tapi kalo dikampung kami pasangan pelakor oenghianat itu kita minta baik-baik untuk meninggalkan kampung demi kebaikan warga dan kebaikan pelaku zina tsb
kalo bahagia itu kan tergantung usaha
Kamiem sag
udahlah Rendi udah punya istri juga kan
Kamiem sag
😃😃
Kamiem sag
apa kabar Byan sudah 2 hari ditinggal Riana
Astrid Ratnaningrum
Luar biasa
Kamiem sag
tuh kan mami suka??? kalian dua aja bodoh
Kamiem sag
mari bertengkar lagi
damiana widyana
riana bego pantesan hidupnya gak bahagia. kalo udah kejadian baru ntesel nangis2
Kamiem sag
wajar sih Riana kena tampar, gak jujur sih, coba jujur sejak awal kan gak semalu ini
Kamiem sag
Darren jgn lupa urus buku/akta nikah kalian
Kamiem sag
sedih aku bayangin malunya mami akibat ambisinya yg gak kaleng-kaleng
Kamiem sag
mami juga bodoh egois maksain keinginannya sendiri macam mami aja yg mau kawin
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Kamiem sag
nah.... malubesar kan mami gegara kebodohan Riana??
damiana widyana
kok lama concludenya darren dan riana... bosen bacanya
Kamiem sag
bodoh kok dipelihara
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
Kamiem sag
muak Thor
tokohnya berat buat jujur
Hanum Kamila Jasmine
Luar biasa
Kamiem sag
sebenernya lebih baik ngaku sekarang Thor daripada nanti saat jebakan ijab qobul yg direncanain mami kan malunya lebih besar krn banyak tamu undangan yg hadir, gimanasih Riana Darren goblok banget
damiana widyana
Amira oh amira kamu ingin bahagia tapi tidak mempersulikan kebahagiaan Darren...Egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!