Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah puteraku
Zigga membawa Alle ke dalam mobilnya dan dengan lembut merangkul Alle yang sedang mabuk parah.
"Tuan!?"
Seorang supir memastikan dengan heran sebab baru kali ini ia melihat tuannya bersentuhan dengan seorang wanita sampai sedekat ini.
"Jalan ke apartemen ku!" titah Zigga tanpa pajang lebar.
"Hmmmmm!" Alle menggeliat meracau. "Zigga... Oh Zigga... Kenapa kau selalu ada dalam mimpiku, bahkan kini kau terasa sangat nyata! Huaaa... Pergi kau Zigga dari otakku! Pergii....!" racau Alle yang sedang mabuk.
Zigga masih menahan dirinya untuk bertanya kepada Allessia. Ia hanya fokus memeganginya supaya kepalanya tidak terbentur dan memegangi tubuhnya dengan erat.
Dari ekspresinya Zigga masih belum tahu apa sebenarnya yang Zigga pikirkan dan apa yang akan dia lakukan. Tapi dari rasanya, Zigga juga tidak percaya jika ia akan bertemu lagi dengan wanita yang sudah mengambil perjakanya.
"Zigga... aku sangat merindukanmu?" racau Alle kembali sebelum akhirnya dia terdiam dan terlelap di dada Zigga.
Sang supir kembali menatap ke kaca spion, ia sangat terkejut melihat kelembutan tuannya kepada gadis yang baru ia lihat.
_Siapa sebenarnya gadis ini, kenapa tuan Zigga terlihat sangat perduli dan bersikap lembut padanya_
Sang supir mengingat ketika Zigga mematahkan tangan seorang wanita yang mencoba untuk merayunya, itu sangat mengerikan sekali, namun kali ini sang supir melihat sisi lain dari seorang Zigga ketika berada di dekat gadis itu.
Sesampainya di apartemen Zigga membopong tubuh Ale yang mungil dengan tinggi hanya 157cm, dengan tubuh Zigga yang tinggi 188cm dan berotot membuatnya seperti membawa kapas di tangannya, bahkan Zigga merasa seperti tidak ada beban ketika menaiki anak tangga. Sesampainya di kamar, Zigga meletakan Alle di atas kasurnya dengan perlahan-lahan.
Alle yang mabuk parah tidak sadarkan diri dan tidur dengan nyenyak sekali.
Beberapa pelayan masuk dan menghadap Zigga. Tanpa berkata-kata Zigga hanya sekali menunjuk para pelayan pun mengerti apa maksud Zigga, mereka di tugaskan untuk mengganti pakaiannya.
Zigga mengambil ponselnya Alle dan memeriksa ponsel tersebut. Mata Zigga tidak dapat mempercayai ketika melihat galeri di dalam handphone Alle.
Foto-foto anak tampan dan ibu yang sangat cantik dan manis. Zigga terus mengoreksi foto-foto tersebut untuk mencari wajah dari ayah anak tersebut, namun dari ribuan foto tidak ada satu foto seorang pria membuat Zigga menduga-duga.
"Apakah aku ayah dari anak ini? Dia sangat mirip denganku! Apakah jangan-jangan?" Zigga terpaku sejenak.
Ia merasa tidak percaya dan kembali membuka file lain di ponsel tersebut.
Setelah mengoreksi lebih lanjut akhirnya Zigga menemukan satu foto Alle dan anak itu bersama dengan seorang pria.
"Apakah dia ayah dari anak ini?" gumamnya lagi merasa ragu. "Siapa pria ini?" lanjutannya penasaran.
Ketika sedang fokus mengamati foto tiba-tiba saja ponsel Alle berdering, tertulis nama "RAJA RIMBA"
"Siapa Raja Rimba?" gumam Zigga penasaran dan mengangkat VC(video Call) tersebut.
Raja Rimba adalah anak tampan Alessia.
Zigga sangat terkejut ketika bertatapan dengan anak yang baru saja ia lihat di galeri.
Begitupun dengan Alga, ia sangat terkejut ketika seorang pria mengangkat panggilannya. Di tambah pria itu adalah orang yang baru saja ia ketahui jika ia adalah ayahnya.
"Hai! Raja Rimba?" sapa Zigga tiba-tiba merasakan jantungnya berdegup kencang. Terlihat wajahnya nampak gugup namun Zigga mencoba bersikap santai.
"Hallo! Kucing sangar!" sahut Alga teringat akan foto ayahnya yang di edit oleh ibunya yang menjadi harimau, tetapi alih-alih terlihat sangar seperti harimau justru editan itu terlihat seperti kucing yang imut.
"Apakah aku kenal denganmu?" tanya Zigga.
"Paman, di mana mommy ku?" tanya Alga.
Zigga memperlihatkan Allessia yang sedang tertidur lelap.
"Kenapa mommy ku tidur di kasur mu?" tanya Alga.
"Emmmm, dia tadi pingsan karena kelelahan bekerja, aku membawanya untuk beristirahat, kamu tenang saja, aku tidak akan macam-macam dengan ibu mu karena di sini ada banyak pelayan." Zigga menunjukkan beberapa pelayan yang masih berdiri di sisi Allessia.
"Kucing sangar, kau telah berbuat salah pada ibuku sehingga ibuku tidak mau melihat wajahmu. Kirim dia kembali ke rumah atau aku akan menelpon polisi!" ancam Alga terlihat tidak kalah arogannya dengan ayahnya ketika mengancam seseorang.
"Bocah, siapa dan di mana ayahmu?" tanya Zigga serius. Zigga tidak mengerti kenapa anak ini menuduh dirinya telah berbuat salah kepada ibunya.
"Ayahku, dia sudah di lempar ke neraka oleh mommy ku!" sahut Alga menutupi pengetahuannya. Sebelum ada izin dari ibunya, dia tidak akan mengekspose dirinya.
"Baiklah, jadi ibumu adalah seorang single moms? Seharusnya tidak masalah jika ibumu bermalam di sini, dan kau bocil, tidak perlu khawatir, tidurlah dengan nyenyak karena ini sudah larut malam," ucap Zigga merasa senang untuk menantang anak kecil ini.
"Paman, aku peringatkan padamu sekali lagi, kirim mommy ku kembali atau aku akan memanggil polisi!" ancam Alga dengan serius.
"Hmmm ... Baiklah, aku sendiri yang akan mengantar ibumu, kirimkan alamatnya padaku sekarang," ucap Zigga kini semakin tertarik dengan anak ini.
Algasia anak yang cerdas tiba-tiba terdiam ketika pria yang ia duga adalah ayahnya menanyakan soal alamat.
"Baiklah, tidak perlu di antar, mommy terlihat sangat kelelahan, jadi biarkan dia istirahat dengan tenang di sana. TAPI!" Alga menegaskan suaranya. "Paman, anda harus tidur di luar kamar, jangan matikan panggilan ini, aku akan terus memantau anda!" seru Alga. Alga benar-benar tidak bisa memberi tahu alamat mereka sebelum ada persetujuan dari ibunya.
Zigga tersenyum tidak percaya jika anak itu benar-benar sangat cerdas. Zigga dapat membaca alasan anak itu tidak mau memberi alamat mereka. Zigga sangat menghargai Keputusan itu meskipun sebenarnya sangat mudah baginya menemukan alamat mereka kali ini.
"Baiklah, itu adalah keputusan yang tepat karena ini sudah larut malam dan kita sama-sama butuh istirahat." jawab Zigga berjalan ke ruang tv dan merebahkan tubuhnya ke sofa.
Zigga meletakan ponselnya di atas meja, menyenderkan ke gelas agar kamera ponsel itu menghadap ke dirinya.
"Apakah seperti ini maumu?" tanya Zigga melihat anak itu terus memantau dirinya.
"Paman, aku akan terus berjaga malam ini untuk memastikan mommy ku aman!" ketus Alga.
"Oke, terserah kau saja, yang jelas aku ingin beristirahat karena aku sangat lelah sekali," jawab Zigga seolah tidak perduli. Namun ...
Setelah 30 menit berpura-pura tidur Zigga membuka matanya dan melihat ke ponselnya yang masih terhubung panggilan video Call dengan Alga.
Zigga menatap anak laki-laki itu tertidur pulas di atas meja belajarnya. Zigga memperhatikan baik-baik mimik wajah anak itu.
"Anak siapa sebenarnya kau ini, kenapa kau sangat mirip denganku, apakah?" Zigga terus memperhatikan anak itu, dan karena merasa tidak sabar ia pun menelpon seseorang menggunakan ponsel lainnya.
"Periksa anak dari Allessia Cestaro kepadaku, aku ingin tahu kebenarannya secepatnya!" titah Zigga tanpa basa-basi langsung pada intinya dan menutup panggilannya.
Di sisi lain, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sebenarnya Alga pun hanya berpura-pura tidur. Dia mendengarkan paman yang ia duga adalah ayahnya sedang ingin menyelidiki dirinya dan ibunya.
Namun alih-alih ingin menghalanginya Alga justru sangat senang, sebab ia tidak perlu susah payah mencari kebenarannya, cepat atau lambat kebenaran itu yang akan datang menghampiri dirinya.
Zigga terus memantau wajah anak laki-laki yang terlihat sangat mendominasi akan ketampanannya. Samar-samar sudut bibirnya tersenyum kecil, tangannya mengelus gambar pipi anak yang terhubung batin dengannya.
Zigga tidak percaya setelah sekian lama, apakah dirinya akan langsung menyandang status sebagai ayah.
"Alle, aku akan menghukum mu jika benar anak ini adalah anakku. Apakah aku sama sekali tidak penting bagimu selama ini? Kau sendiri yang mengatakan jika kau menyukaiku, tetapi kenapa kamu menyembunyikannya dariku. Kau berpura-pura menghilang hanya agar aku tidak tahu jika aku sebenarnya memiliki putra?"
Zigga terlihat sedikit egois karena melupakan ucapannya sendiri yang enggan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi kedepannya kepada Allessia. Bahkan jika Allessia hamil, ia memberikan uang yang banyak untuk menggugurkannya.
Sebenarnya, apakah Zigga bersungguh-sungguh tidak ingin bertanggung jawab, atau sebenarnya ia hanya malu untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Allessia sebab kasta yang berbeda.
Next part ...