Muda, cantik dan seksi, tidak melulu membuat hidup seseorang baik. Buktinya Berta harus melakukan banyak hal gila agar bertahan hidup, mulai dari pura pura kesurupan, jadi wanita murahan sampai wanita tidak punya adab.
Tapi takdir mempertemukan dirinya dengan Wildan, Pengacara muda, tampan dan sukses tapi terjerat dengan kehidupan tiga keponakannya yang harus dia besarkan.
Simak kegilaan mereka bersama yok!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khorik istiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Setelah menerima sertifikat kelulusan, Berta mulai menyusun rencana hidupnya. Hari ini dia wawancara ke sebuah sekolah swasta bergengsi untuk menjadi seorang guru.
Berta menitipkan tas besarnya di kantor security di depan. Meski mendapatkan tatapan aneh, Berta yang blak blakan langsung berpesan, "Saya hari ini baru pindah ke kota pak, itu tas isinya baju. Belum cari kontrakan hehe... Nitip gak apa apa kan ya pak?"
"Oiya gak apa apa Miss." Kata sang satpam.
Di sekolah ini semua guru dipanggil Miss, jadilah Berta juga ikut di panggil Miss.
Berta yang menunggu dipanggil untuk wawancara, kembali membenarkan bajunya. Lalu melihat ke arah ponselnya . Dia merapikan rambutnya .
Deg degan, itulah yang Berta rasakan sekarang ini. Dia berkali kali latihan pernafasan.
"Miss Berta Samily..."
Berta langsung berdiri sambil tersenyum. Kakinya mulai melangkah ke sebuah ruangan tempat dia akan di tanya tanya .
Sang penguji, seorang perempuan matang yang berusia 50 tahunan. Lelga Prameswari.
"Silahkan duduk."
Berta pun duduk dengan dengan posisi tegap.
"Hm... Semua nilai sangat memuaskan." Lelga tersenyum ke arahnya.
Berta ikut tersenyum, satu poin untuk dirinya ini amat sangat penting .
"Jadi yah.. Sekolah ini tidak hanya menerima lulusan terbaik." Karena nyatanya meski nilai bagus mereka cepat menyerah. Lowongan guru itu diperuntukkan untuk kelas percobaan bagi siswa dan siswi bandel . Tak jarang para guru hanya bertahan hitungan Minggu bahkan hari.
Glek... Berta menelan Saliva nya.
"Saya pekerja keras Bu, jadi saya bisa lakukan apapun." Berta tanpa diminta tiba tiba saja berbicara.
Lelga menatap Berta dengan tatapan penuh misteri . Paling paling dia tidak akan bertahan selama seminggu menghadapi murid murid nakal tersebut.
"Sayang sekali..." Harus menyia-nyiakan nilai dan wajahnya.
Kalau saja dia punya koneksi yang bagus pasti dia tidak akan berakhir mencari lowongan pekerjaan seperti ini.
Berta sangat butuh pekerjaan, minimal untuk batu loncatannya. Dia menilai bahwa Lelga yang ada di depannya ini secara positif menilai dirinya dengan baik. Tapi entah kenapa Berta merasa kalau dia akan di tolak.
"Beri saya waktu sebulan untuk membuktikan nilai saya." Berta membuat penawaran dengan pewawancaranya.
"...?" Lelga mengernyit kan dahinya.
"Sebulan?"
"Ya." Berta mengangguk dengan penuh percaya diri.
Dan disinilah Berta sekarang berada. Di depan sebuah pintu dimana tempat pembelajaran berlangsung.
***
Sebelumnya dengan Lelga.
"Apa anda yakin?"
"Ya." Berta dengan lantang mengatakannya lagi.
"Baiklah."
-Segampang itu?
"Saya akan menyiapkan kontrak kerjanya selama masa percobaan tersebut." Lelga ternyum mencurigakan.
Meski begitu Berta tetap mengiyakan pekerjaan itu. Dia akan menjadi seorang guru, profesi yang sangat mulia menurutnya. Profesi yang banyak di remehkan orang.
Dulu sekali waktu Berta SD kelas 2, gurunya dengan sabar dan baik selalu memberi Berta perlindungan di sekolah, bahkan orang yang diam diam menyelidiki bagaimana Paman dan Bibi Berta di rumah, sayang sekali nasibnya tragis, dia di fitnah dan dikeluarkan dari sekolah. Tapi Berta tak putus hubungan dengan gurunya dulu. Sang guru mendirikan bimbel di rumahnya. Memang penghasilan tak seberapa, tapi dia memang murni ingin mengajar dan berdedikasi tinggi dengan dunia pendidikan. Dari sanalah pintu hati Berta tergerak, dia ingin menjadi seperti gurunya . Baik hati dan rendah hati, suka menolong tanpa membeda bedakan status Sungguh tindakan yang mulia . Mungkin dibanding profesi lain, gaji guru tidak seberapa, tapi itu pasti akan jadi lapang pahala . Yah minimal dia punya kontribusi terhadap masyarakat.
Tapi untuk sekarang ini, Berta lebih butuh uang, jadi passion mengajar tidak terlalu penting . Asal dia bertahan dan mengukuhkan pekerjaannya dengan matang. Semua pasti bisa dia selesaikan. Begitu pikirnya.
di tunggu kelanjutannya ya 😊
semangat 💪🏼👏🏼