Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 5
Detak jangtung Jing Lian berdegup cepat saat bertatapan langsung dengan ular batu. Untungnya yang ada di depan itu bukanlah spirit dewasa, masih tergolong spirit muda. Meskipun begitu tetap saja dirinya agak takut.
WHUUUUS
HAAAP----- WHUUUS
Spirit ular batu itu langsung menyerang Jing Lian. Bocah kurus itu secara spontan langsung menghindari serangan. Belum juga bisa menstabilkan tubuhnya, kembali serangan datang dari ekor ular batu menghantam telah tubuh kurusnya.
BRAAAKK AUUHH
Jing Lian badannya terhuyung- huyung ke samping terkena sabetan ekor Spirit itu. Rasanya begitu sakit terasa tulang patah dan remuk. Kembali datang lecutan ekor spirit ular batu kembali menerpah lagi tubuhnya.
BRAAAK BRUUUK
HUEEK
Tubuh bocah kurus itu terlempar jatuh kesemak- semak sejauh 10 meter. Karena jatuh di atas tumbuhan semak belukar otomatis tubuhnya penuh terluka. Semua itu disebabkan oleh tumbuh- tumbuhan di padang rumput biru adalah tumbuhan yang semuanya berduri tajam. Bocah itu pun memuntahkan seteguk darah segar. Jubah yang di pakai pun sebagian sudah berubah warna merah.
" Auhh.. Sakit! Sial! Belum apa- apa aku langsung tumbang!" Keluh Jing Lian penuh dengan penyesalan.
Jing Lian menoleh ke samping kiri untuk melihat keberadaan Spirit ular batu, sayangnya dia tidak melihat lagi keberadaan spirit tersebut. Kemungkinan besar spirit ular batu itu sudah pergi setelah berhasil melukai dirinya.
" Ohh... Syukurlah sudah pergi! Ahh... Aku masihlah beruntung, spirit itu tidak menyerangku lagi."
Tidak salah dengan ucapan Jing Lian itu, dia sangat beruntung. Andai spirit itu kembali menyerangnya jelas bocah kurus itu tidak akan bisa menghindar apa lagi melawan sebab kondisinya sudah tidak bisa berdaya.
******
Hutan Bakau Hitam
Seorang anak laki- laki bertubuh tambun lari tunggang langgang tak tentu arah. Menerjang apa yang ada di depannya, sebisa mungkin lari sejauh-jauhnya.
HOSH HOSH
Bocah itu tidak perduli walau pun nafasnya sudah tersengal-sengal yang penting bisa menghindar dan selamat.
"Uhh... Aku sudah tidak kuat! Gimana ini? Malang benar nasibku!"
Bocah itu lari sambil sesekali melihat ke arah belakang. Bocah itu adalah peserta nomer 6 yang bernama Ling Bang dari Klan Ling. Bocah tambun itu terkirim acak muncul di kawasan sebuah hutan Bakau Hitam.
Hutan itu ada di pinggiran sungai. Hutan ini penuh dengan pohon - pohon besar nan lebat. Dan semua pohon yang ada, jenisnya cuman satu saja yaitu pohon bakau yang berwarna hitam kelam baik itu batang mau pun daunnya.
Walau sinar mentari memancar ke bumi tetapi tidak bisa menerobos masuk kecuali melewati sela- sela kecil dedaunan yang rimbun. Spirit di hutan bakau hitam ini banyak terlihat berkeliaran.
TAK TAK TAK
Peserta Nomer 6 Ling Bang seketika itu juga tubuhnya gemetaran saat mendengar suara derap kaki makin mendekat. Seekor Spirit dewasa berwujud kuda bermata merah. Di atas kepalanya ada tiga buah tanduk runcing. Sedang menatap ganas padanya.
Spirit Kuda tanduk tiga itu berlari sangat cepat dan mengikis jarak antara mereka berdua. Kini jarak antara Spirit kuda tanduk tiga dan bocah itu hanya 7 meter saja. Ling Bang jelas makin panik dan ketakutan.
" Jang... Jangan men- dekat! Per.. Pergi sanaaa!" ucap Ling Bang dengan berbata - bata sama sekali tidak mau melihat pada spirit yang sedang memburuh dirinya.
Spirit kuda langsung mengangkat kaki depannya tinggi- tinggi siap menyerang dengan menendang mangsanya sedangkan tanduk yang ada di atas kepala juga ikutan bersinar.
Saat itulah Ling Bang menoleh ke belakang, Ia pun langsung berteriak kencang. " Ohh.... Tidaaaaaak! Ayaaaah.., Ibuuu.., Toloooong!"
Ling Bang yang melihat hal itu seketika itu juga nekad menjatuhkan tubuhnya di anakan sungai yang mengalir untuk menyelamatkan diri. Yang jelas Ling Bang masih ingin hidup.
Spirit kuda bertanduk mendengus saat Ling Bang berhasil melarikan diri. Spirit kuda bertanduk itu telah berhasil mengusir Ling Bang dari area kekuasaannya.
Sementara para penonton yang menyaksikan adegan itu dari Formasi Virsus sebagian besar tertawa serta menggeleng-gelengkan kepala.
******
Gunung Salju Kembar
Sesosok tubuh kecil nan ringkik tiba - tiba muncul di area lereng gunung. Sosok itu tak lain adalah peserta nomer 4 yang bernama Xiao Nia. Bocah itu kini berjalan dengan hati- hati karena licin dan terjalnya medan yang di lalui.
HAAACHI HAAACHI
Karena cuaca yang sangat dingin Xiao Nia sampai bersin-bersin tiada henti. Badan bocah itu sampai gemetaran karena dinginnya udara terasa menusuk hingga ke tulang. Mantel bulu juga hanfu putih yang di pakai tidak mampu untuk menahan.
"Ihhh..... Ding-in! Dingin se-kali (mendekap tubuhnya sendiri) Uhh.. Kenapa a-ku malah mun-cul di sini sich? Ka-lau gini ini nama-nya si-aaaaal..."
Xiao Nia tak menyangkah dirinya bakal terdampar di gunung salju. Pada hal dirinya paling tidak begitu suka dengan cuaca dingin. Sebab Ia sangat rentan sakit apa bila musim dingin datang.
HOOSH HOOSH
Baru turun gunung sejauh lima puluh meter Xiao Nia pun nafasnya mulai tersengal- sengal. Dia terpaksa istirahat sejenak untuk mengatur nafasnya. Bocah kecil itu menyandarkan badannya pada bongkahan batu besar.
Saat istirahat itulah bocah cilik itu sedikit menggerutu. " Bagaimana bisa Aku ada di sini.. Apa mungkin aku ini salah terkirim ya? Emm... Mungkinkah? Aih... Itu mustaahil. Oh oh... Spirit Ku adalah tipe salju atau bisa juga es (matanya terbelalak)."
Ketika kesadaran datang menghantam otak dan kesadarannya. Xiao Nia langsung mengedarkan pandangannya. Dia mulai mengamati area dimana dirinya berada dengan teliti. Dia buru - buru bangun dari duduknya, saat tak jauh dari tempatnya istirahat nampak ada seekor Spirit muncul dari balik batu besar.
DEEEEEG
Hatinya berdebar tapi ada kegembiraan sekaligus berkobar akan semangat saat melihat adanya penampakkan dari seekor spirit. Xiao Nia tidak merasakan ada bahaya akan kehadiran dari Spirit Kelinci tersebut.
Dan Spirit itu melenggang lewat begitu saja di depan matanya. Seolah keberadaan bocah kecil itu tidak perna ada disana. Bocaah kecil itu matanya terus fokus menatap pada Spirit Kelinci Salju.
Xiao Nia tanpa sadar mengikuti di belakang Spirit Kelinci Salju itu dengan jarak kurang lebih 10 meter. Sampai Spirit itu menghilang dii balik sela batu yang mengkristal. Ternyata sela batu itu adalah sebuah lubang pada dinding batu Kristal. Dan kemungkinan itu adalah gua yang menjadi sarang dari Spirit kelinci Salju tersebut.
Dan kalau itu sebuah sarang, jelas akan adanya banyak Spirit juga di dalamnya. Karena Spirit Kelinci Salju hidup berkelompok. Dan yang dia ikuti ini sudah dewasa kemungkinan ada anak - anaknya juga.
Dengan berbekal nekad Xiao Nia mulai memasuki goa tersebut, ternyata gua itu cukup dalam dan lebar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...