ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
...Pov Wulan...
Sialan itu budenya Najwa berani menghajarku di depan semua orang. Apa dia fikir aku ini takut Sama sekali aku tidak takut padanya. Awas saja aku akan ngadu sama mas Rendi masalah kejadian ini.
ibu dan Andin juga hanya diam saja bukannya ikut membantuku,rasanya kepalaku masih sakit memang tidak ada yang berguna satupun baik ibu atau Andin
Mereka akan segera aku singkirkan dia tidak tau saja tengah mempermainkan siapa. Dari halaman rumah terdengar bunyi motor berhenti didepan rumah, mungkin ojol yang ngantar mas Rendi pulang aku langsung berlari menghampiri ke teras rumah
"Mas," rengekku, masih terlihat raut wajah lelah mas Rendi seharian jadi babu Najwa di kantor.biasanya dia kerja hanya ongkang ongkang santai sekarang kerjanya berat sebagai OB belum lagi harus menahan rasa malunya kepada seluruh karyawan
"Kamu kenapa ulan" jawabnya lelah, aku membuntuti dia masuk ke rumah.
Najwa yang masih tampak bersedih karna budenya begitu marah padanya tampak sesegukan menangis. Reflek mas Rendi langsung menghampirinya bertanya
"Ada apa?" tanyanya kuatir sangat jelas dari suaranya membuat aku meradang,Najwa melirik mas Rendi dengan mata yang berkaca-kaca
"bude dan Santi dia tadi kesini kamu tau mas betapa kecewanya dia melihat kamu menikah lagi"
"Kalian bisa tinggal enak disini juga karna jasa dia mas aku sudah membuat kecewa bude" bentak najwa. Sejenak mas Rendi bungkam namun aku coba merengek mendekat padanya
"Halah budenya Najwa juga kurang ajar mas. Masa dia pukulin dan hina aku tadi mana ibu dan Andin tidak membantuku hanya bisa berteriak diam saja sampai sampai kepalaku masih terasa sakit akibat ulah budenya Najwa" timpalku meringis mencari perhatian mas Rendi
mas Rendi hanya berdesis mencoba bodo amat tidak menghiraukan aku malah pergi berlalu dari hadapanku
"Ih mas, kamu denger aku kan kenapa malah diam saja?"bentakku membuntutinya ke kamar
"Mas, kok aku merasa kamu juga ikut sedih melihat Najwa tadi mengadu padamu padahal di sini aku yang di aniaya bukan wanita itu" tanyaku tak habis pikir
"Kamu gak tau sih ulan Sebelumnya Najwa sempat bertengkar hebat dengan Santi karna memperjuangkan aku yang membantah budenya itu, Sekarang malah kita seenaknya sama dia!" jelas mas Rendi Sepertinya dia kebawa perasa'an. Aku menghela nafas panjang dan coba berucap dengan tenang.
"Ini maksudnya kamu Kasian sama Najwa dan perduli sama dia mas sedangkan denganku kamu tidak mau perduli begitu"tanyaku datar padanya.
"bukan begitu maksudku Wulan aku perduli denganmu tapi Bagaimana aku gak perduli juga dengan Najwa kami keluarga yang harmonis sebelumnya hanya saja dia tidak bisa mengandung, aku harus pilih jalan ini," jelasnya membuat hatiku tersayat sakit hati
"Mas maksud kamu sekarang aku tidak penting bagimu begitu terus kamu menyesal telah menikahiku" tanyaku tak habis pikir. Mas Rendi menggaruk sedikit dahinya
"Bukan begitu kan sudah mas katakan kamu juga sangat berarti. Hanya saja aku memang tidak bisa memungkiri ini semua kalo Najwa sebaik baiknya istri yang aku tau," jelasnya membuat aku semakin geram mengepal jemariku. Sontak aku beranjak keluar rumah mencari udara segar
"Sial bisa bisanya mas Rendi berkata seperti itu,mas Rendi kok bisa lebih perduli pada Najwa sih di banding dengan aku," lirihku, aku benar-benar merasa sesak hari ini aku benar-benar melalui hari yang buruk
Drrrrt Drrrrt Drrrrt ....
Ponselku bergetar, tanpa pikir panjang aku mengangkat telpon itu dan coba menjauh dari depan rumah
"Halo Anton Aku kan sudah bilang sama kamu. kamu tenang saja aku gak akan ingkar janji. Aku akan kembali padamu setelah anak ini lahir dan setelah menguasai harta Rendi dulu"
"tolong kerja samanya jadi jangan cemas aku akan meninggalkanmu. asal kamu tau Anton Anakmu ini membawa berkah hoki tinggal aku kasih bukti aku hamil, istri pertamanya akan menyerahkan hartanya lagi pada Rendi dan semua akan beres" ucapku sedikit menekan kan ucapanku
"Baiklah aku akan menunggumu awas saja kalau kau kabur,kau tidak akan bisa lari dariku Najwa kemanapun kau lari aku akan menemukanmu jadi Jangan kau macam macam"ancam Anton ,dengan kesal aku mematikan ponsel itu.
"Sial! Aku harus berbohong pada Anton supaya pria itu tidak menganggu aku untuk sementara waktu amit amit jika aku kembali padanya
Setelah seluruh harta Najwa jatuh ke tanganku semua.aku harus mencari cara supaya Anton tidak mudah menemukan aku kembali dan pergi jauh dari semua kehidupan ini.aku hanya ingin hidup tenang
Bruk....!
Terdengar ada sesuatu yang jatuh dibalik bunga yang rimbun di taman depan rumah, cepat cepat aku cek ada apa disana, mataku terbelalak melihat mertuaku terjatuh pingsan.
"Ibu" teriakku, aku mendadak panik. Aku cemas apa ibunya mas Rendi mendengar percakapanku di telpon tadi dengan Anton Kalo benar bagaimana, rencanaku bisa berantakan.
Sial...
Memang Anton biang kerok dari semua masalah,cobalah kalau dia tidak mengangguku mungkin ini tidak akan terjadi
"ibu bagun" Sedikit aku tepis badan ibu dengan kasar mengunakan kakiku dan berdecih
"Isss sial!" geramku lalu jongkok melihat ibu Sekitar jarak 2 meter Andin tampak berlari dengan panik.
"ya tuhan ibu. Kan Andin udah bilang ibu jangan kerja. Kan jadi begini,"cemasnya
"Lagian kamu kok bisa biarkan ibu kerja di kebun sih andin bukannya di suruh istirahat saja di dalam kalau sudah begini gimana coba"
"Iya tadi katanya ibu pusing mbak mau cari udara seger gitu jadi kerja diluar," timpal Andin panik
Aku tidak peduli dengan alasan Adin dan ibu pingsan, yang aku takutkan apakah sekarang ibu mendengar segalanya.tangisan Andin menarik semua datang ke halaman rumah.
mas Rendi tampak panik membawa Ibu ke atas Mobil. Hingga aku disuruh memintak kunci mobil pada Najwa. Terpaksa aku harus hadapi wanita itu lagi demi mas Rendi dan hartanya
"Najwa, ibu kembali jatuh pingsan. Mas Rendi harus bawa ibu kerumah sakit!"ucapku malas pada Arum
ternyata tanpa aku kasih tau Wanita itu juga sudah tau. Dengan panik ia bergegas keluar sembari menenteng kunci mobil tanpa mempedulikan aku. Kali ini aku harus ikut karna aku takut saat nanti ibu siuman, tiba-tiba dia bicara sesuatu pada mas Rendi