NovelToon NovelToon
LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Angst
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

Tidak semua cinta terasa indah, ada kalanya cinta terasa begitu menyakitkan, apalagi jika kau mencintai sahabatmu sendiri tanpa adanya sebuah kepastian, tentang perasaan sepihak yang dirasakan Melody pada sahabatnya Kaal, akan kah kisah cinta keduanya berlabuh ataukah berakhir rapuh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 04

...***...

Salah satu tanda tanya besar akan muncul di benak siapa saja jika mereka mengetahui bahwa dua sejoli dewasa berpenghasilan lebih dari cukup itu masih berbagi apartemen berukuran medium sementara mereka dapat mencari tempat yang lebih layak dari tempat itu

Itu, adalah teka-teki yang menarik bagi sebagian orang terdekat mereka

Sangkalan yang akan diberikan Melody terkait perkara ini cukup sederhana; ia tidak menyukai berpindah rumah. Ia benci mengemas barang pada boks, kemudian menatanya kembali pada tempat tinggal yang baru.

Sementara alasan Kaal akan jauh lebih rumit—dan akan tetap menjadi rahasia walaupun itu adalah satu-satunya alasan yang ia pendam selama ini.

Alasan itu pula yang membuat lelaki ini mengambil rokok di saku, lalu mulai menghisap.

Kaal membiarkan ingatannya menjelajah masa, menstimulasi pengandaian yang tetap menjadi andai seraya membuat bara yang membakar tembakaunya memerah.

"Kaal harusnya kau sadar benda itu lambat laun akan membunuhmu?"

Itu hampir menjelang pagi ketika Kaal menoleh lambat, mendapati Melody tengah melipat tangan di dada. Ia tidak menyadari sejak kapan gadis itu pulang atau berdiri memperhatikannya dari bingkai pintu balkon.

"Sudah dewasa pun pemikiranmu tetap dangkal Melody, asal kau tahu semua benda bisa membunuhmu," Kaal membalas santai.

Melody tersengal janggal seraya mengambil langkah untuk menghampirinya.

"Tetapi kau melakukannya dengan kerelaan Kaal" ujar gadis itu lagi

Kaal sekilas melihat lingkar bawah mata yang menghitam, menyiratkan bahwa gadis itu tidak tidur semalam suntuk.

"Kecanduanmu adalah tindakan bunuh diri bertahap."

"Oh Ayolah Melody Senja. Ini masih terlalu pagi untuk sebuah nasehat."

Melody tersungging tipis seraya menempatkan diri di sebelah Kaal. Tidak ada kata tertukar setelahnya, sebab seperti biasa Melody selalu menuruti Kaal. Larangan yang keluar dari bibirnya tidak pernah mencapai lebih jauh daripada itu.

Bersama angin sepoi yang membelai wajah serta berkas matahari yang belum sepenuhnya menjulang dari ufuk, keduanya menerawang jauh ke kota yang belum bernapas di bawah kaki mereka.

Di tengah lengan yang nyaris bersentuhan, Kaal menelan ludah. Ia memutar-mutar puntung pada sela ibu jari dan telunjuk berkali-kali sebelum akhirnya mengatakan

"Melody do you still love me?"

Melody berpaling menatapnya, dan Kaal membutuhkan segenap tenaga untuk tidak menyambut pandangan gadis mungil itu.

"Apa kau akan terus menanyakan pertanyaan yang kau sendiri sudah jelas mengetahui jawabanya"

"Entahlah. Aku hanya tidak mengerti." Kaal menjawab jujur.

"Apa poinnya jika kau mencintai seseorang tapi kau tidak bisa menjadikan orang itu sebagai milikmu, bukankah itu sia-sia?"

Kau seharusnya berhenti Melody

"Tidak Kaal, terkadang ada hal yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata..." sahut Melody tanpa beban, gadis itu bahkan menyisipkan gelak saat melanjutkan dengan

"Tetapi sungguh, cinta tidak selalu mengenai kepemilikan."

"Lalu apa?"

Pertahanan Kaal melemah, penglihatannya berpindah ke Melody—lurus ke kedua manik berbayang air mata yang tidak dapat tumpah.

"Cinta—paling tidak untukku....." Melody mengambil jeda sejenak

"Cinta adalah tentang menyerahkan hati kepada seseorang, kemudian merelakan dia untuk menerima atau membuangnya."

Kaal tidak merespon.

Bukan karena ia tidak mau, melainkan karena ia tidak mampu. Otaknya sibuk menenangkan percepatan debar jantung yang disebabkan oleh tipisnya jarak antara ia dan Melody.

"Maka dari itu," sambung Melody,

"Jatuh cinta membutuhkan presistensi dan sedikit pengorbanan harga diri."

Jepitan pada rokok Kaal bergetar, benda itu jatuh tanpa suara selagi pemiliknya memperhatikan ranum bibir gadis yang berbicara.

"Tidakkah kau pikir itu sedikit timpang?" sebuah suara—paling tidak, meskipun parau, berhasil lolos.

"Kau benar Kaal." Sahut Melody tanpa berpikir panjang, seakan ia tahu bahwa itu memang timpang, bahwa ia merasakannya langsung dan itu memang tidak adil

"Tetapi apa yang bisa aku lakukan selain menerimanya? Aku tidak punya kendali untuk menahan perasaanku"

Berhenti Melody. Atau sekalian lari

"Melody, aku tidak mencintaimu."

Patahlah Melody

"Aku tidak akan pernah mencintaimu Melody"

"Ah, kau tidak perlu mengatakan itu Kaal" Melody tersenyum lebar, menampilkan raut yang tidak selaras dengan apa yang gadis itu ungkapkan setelahnya

"Kau begitu ingin melukaiku, ya?"

Untuk kedua kalinya, Kaal tidak mampu merespon. Ia berniat untuk pergi sebagai tanda bahwa ia tidak ingin meneruskan pembicaraan ini.

Namun selangkah belum genap, Melody Senja—dengan segala ketenangan di suaranya yang menghanyutkan, mengungkapkan pernyataan yang membuat hatinya mendadak ciut.

"Aku tidak menunggumu berubah Kaal, kau bisa tetap teguh dengan perasaanmu, kau tidak perlu memaksakan diri hanya untuk mencintai seseorang sepertiku."

Terpaku di tempat, Kaal mengatur aliran darah yang melesat terlalu cepat.

Kaal merasakan hangat tubuh Melody mendekat. Kemudian sebuah kecupan pada punggung didaratkan—dan Kaal luar biasa terpukul, karena dulu, gestur itu, merupakan sesuatu yang paling sering ia lakukan ke Melody.

Memejamkan mata, suara Melody kembali merambat ke gendang telinga.

Katanya, "Aku justru menunggumu kembali. Aku merindukan Kaalku yang dulu"

...***...

Masih pada hari yang sama, Kaal menenggak rum hingga pandangannya kabur. Kepalanya ramai, menggaungkan pernyataan Melody yang tidak kunjung hilang.

Kembali adalah kata yang tidak seharusnya ada.

Waktu berjalan dinamis dan konstan tanpa jeda, tanpa fungsi mundur, tanpa berulang. Hidup memang sekejam itu. Permintaan maaf baginya, adalah hal sia-sia. Bukankah kesalahan tetap menjadi kesalahan seberapapun seseorang berusaha menguburnya?

Kaal masih tidak mengerti apa arti hidup.

Kaal masih tidak mengerti mengapa justru ia yang merasa buruk ketika melihat Melody berdiri di luar pintu klub, menunggunya.

Gadis itu seolah tahu kapan dan di mana ia berada.

Melewati Melody tanpa bicara, Kaal membuat gadis yang tengah berdiri membelalak. Tatapan bingung mengikutinya yang kini melambai menghentikan taksi. Menutup pintu rapat, ia masih dapat menangkap mata sedih gadis itu dari balik jendela.

Bersama laju pelan yang dimulai, bayangan seorang Kaal yang tertunduk dengan jemari terjalin melekat di kesadarannya yang kian pudar.

...***...

Penampilan Kaal saat ini mungkin jauh dari kata pantas ketika ia bangun pagi tadi, namun ia tetap memaksa tubuhnya bangkit untuk berangkat ke kantornya.

Meninggalkan pekerjaan bukan sebuah pilihan, dan tidak akan pernah menjadi sebuah pilhan.

Kini, melangkah dengan bayangan Melody Senja mengikuti, ia merogoh saku untuk mencari kunci kamar sembari menekan tombol elevator naik.

Keputusan yang telah Kaal ambil sebelumnya membuat ia mengetukkan kaki tidak sabar. Ia ingin segera mendapatkan istirahatnya.

Beruntungnya, pintu elevator terbuka tidak lama kemudian bersamaan dengan kunci yang akhirnya ia temukan di dasar saku.

Kaal berjalan masuk dan tanpa harus melihat, jarinya menghapal dimana tombol nomor lantainya berada. Elevator itu berdenting, menutup hingga separuh ketika seseorang mendadak berteriak...

"Tunggu!"

Mendengarnya, Kaal menahan pintu elevator agar orang berfigur kurus mungil itu dapat masuk. gadis pendek itu terengah, salah satu lengan bersandar pada dinding besi elevator saat pintu akhirnya tertutup sepenuhnya.

"Thanks," gadis itu berucap ramah.

Kaal hanya menanggapi dengan mengedikkan dagu, sebab sungguh ia sedang tidak ingin membangun percakapan.

Akan tetapi, gadis ini sepertinya tidak menangkap hal tersebut, sebab detik berikutnya suaranya kembali menginterupsi

"Kita menuju ke lantai yang sama."

Kaal menoleh—dengan napas terganggu yang tidak ia keluarkan.

"Oh," katanya, ia bisa menjadi bajingan jika ia mau. Tetapi mungkin bukan kali ini.

"Ingin menemui seseorang?"

Pertanyaan itu adalah pertanyaan percuma. Kaal tidak pernah mengenal satupun orang di lantainya—demi Tuhan, ia bahkan jarang mengingat nama orang yang ia tiduri.

"Ya," balas gadis tersebut ceria.

"Melody Senja, kau kenal?"

Oh, atau mungkin Kaal pikir seperti itu, karena ia sama sekali tidak menduga bahwa nama sahabat serta rekan sekamarnya yang akan muncul.

"Melody Senja? Ya aku mengenalnya." Kaal melirik angka lantai yang terus berganti, empat lantai tersisa kemudian mereka sampai.

"Maaf, kalau boleh tahu kau adalah—"

"Mona," gadis itu menyela antusias, kali ini dengan jabat tangan yang lugas.

"Kami rekan satu kantor. Ah bukan hanya rekan, sebenarnya aku adalah satu-satunya sahabatnya"

Kaal membalas jabat tangan tersebut, sedangkan Mona memberikan informasi tambahan bahwa perempuan itu dan Melody merupakan sahabat dekat.

Sesuatu dalam diri Kaal mengetuk, memberikan isyarat yang membuang nilai moralnya hingga terbengkalai jauh. Ia membetulkan posisi berdiri, tumit berputar untuk sepenuhnya menghadap gadis itu.

"Ah, itu aneh." Kaal tersenyum tipis, pesona flamboyannya mengambil alih.

"Kau tahu, Melody selalu menceritakan hal menarik kepadaku."

Mona berkedip, meraba arah pembicaraan.

"Tetapi sepertinya, ia melewatkan seseorang yang paling menarik. Bagaimana bisa ia menyembunyikan gadis cantik sepertimu padaku..."

Elevator berhenti pada lantai yang diinginkan, lorong kosong menyambut mereka, dan seketika itu pula Kaal menangkap sipu yang menyala—rona di dua pipi Mona yang kini menunduk menghindari pandangan predatornya.

Oh, persetan dengan istirahat, sepertinya bercinta dengan sahabat Melody Senja sungguh membuat Kaal melupakan minatnya untuk mengistirahatkan tubuhnya....

...TBC...

1
Mimin Mimin
update lagi
Withlove9897_1: hari ini update kok🙂‍↔️🙂‍↔️🫠🫠🫠
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!