Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap dalam pengawasannya
Setelah bergulat oleh waktu dan keadaan akhirnya kini Allessia dan juga putranya sampai ke sebuah desa yang sangat asri kehidupan, udaranya dan juga pemandangannya.
"Mommy, ini rumah nenek dulu?" tanya Alga merasa sangat senang. Akhirnya dia dapat melihat rumah peninggalan neneknya. Dulu usianya masih 3 tahun saat bertemu dengan neneknya, itu pun neneknya datang menemui mereka ke luar negeri. Neneknya selalu mengatakan jika hidup di kota bagus, namun tidak senyaman hidup di desa.
"Iya sayang, maaf ya rumah ini sudah lama tidak di tempati, jadinya banyak debu dan sebagian harus di renovasi." Ale merasa bersalah karena hanya masa lalunya tiba-tiba muncul kembali hingga ia membawa anaknya pulang kampung. Alle tidak tahu harus lari kemana sehingga dia memutuskan untuk pulang ke kampung.
alle hanya mengira jika Zigga tidak mungkin datang ke kampung. Pekerjaan apapun tidak ada sangkut pautnya sama kampung, karena kampung jauh dari kata bisnis besar seperti yang di lakoni Zigga.
"Mommy, Alga seneng banget ada di sini, dimana kamar Alga, Alga akan membersihkan kamar Alga sendiri!?" seru Alga terlihat sangat antusias, dia sama sekali tidak menunjukan rasa kekecewaannya, semua karena Alga sudah tahu jika kini ia sedang berada di ambang perselisihan kedua orang tuanya yang baru saja ketemu kembali.
Sedangkan Alle benar-benar senang melihat anaknya sama sekali tidak mudah mengeluh.
"Hai, Raja Rimba, lihatlah, ini adalah kamar untuk RAJA RIMBA!" Ale menunjukan kamarnya dahulu, yang mana kamar ini akan menjadi kamar putranya.
"Mommy, kamar cukup luas!" seru Alga bersemangat.
Setelah melakukan perjalanan jauh bukannya beristirahat justru mereka ini bergulat dengan debu dan juga sawang yang cukup tebal dan banyak.
Namun Alga sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah ketika mommy-nya bekerja, jadi ia merasa santai mengerjakan semua pekerjaan ini.
Allessia sendiri terpaksa membereskan rumah sendiri sebab ia tidak bisa menyewa hotel. Allessia ingat bagaimana namanya sudah di blacklist hampir di seluruh hotel pada kala itu. Allessia sangat trauma ketika mengingat kejadian kala itu.
Setelah beberapa hari di kampung Alga sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ia sendiri sudah mendaftar sekolah baru untuknya belajar.
Allessia sendiri dia berusaha untuk mengolah ladang peninggalan ibunya. Ia berfikir jika ia akan menanam beberapa pohon buah-buahan. Biasanya ibunya dahulu menanam padi darat, dan beberapa sayuran yang bisa panen 3 bulan sekali, namun kemampuan Allessia tidak seperti ibunya. Ia memilih tanaman yang jangka panjang agar tidak selalu merepotkan karena harus tanam panen setiap kala.
Di sisi lain,
Beberapa hari itu juga kegiatan Alle dan Alga tidak luput dari pengawasan Zigga. Zigga sedang mengamati kegiatan positif apa yang sedang di lakukan anaknya dan juga wanitanya.
Zigga melihat kegiatan Alle diteras rumahnya yang sedang berkebun bunga. Zigga telah memasang begitu banyak cctv tanpa kabel di setiap sudut rumah Alle. Kesempatan pasang cctv ketika Alle meminta seorang tukang untuk membenahi beberapa bagian rumah yang perlu di poles kembali karena rapuh dan juga membenahi beberapa bagian kelistrikan.
Zigga terus menatap ponselnya dan mengamati Alle yang sedang menyiram bunga di halaman. Zigga merasa tidak sabar ingin segera menemui mereka dan memeluk mereka, namun hatinya masih ragu dan belum menemukan momen yang pas.
Zigga tidak ingin menakuti Alle dan juga anaknya jika datang tiba-tiba.
Pagi itu angin menghembus kencang membuat beberapa pohon bergoyang-goyang dengan gemuruh. Alle yang sudah menyiram bunga pun bergegas untuk masuk ke dalam rumah, namun hal tidak diduga ia malah kejatuhan kelapa yang jatuh tepat diatas kepalanya.
BUGH!
Zigga pun langsung terjingkat dari kursinya ketika melihat Alle pingsan karena kejatuhan Kelapa.
"XENIA, BERGEGAS!" seru Zigga langsung tancap gas menuju ke rumah Alle.
Alga sedang bersekolah jadi di rumah tidak ada siapa-siapa.
Zigga sangat khawatir jika sesuatu terjadi kepada Alle.
Zigga tidak bisa berdiam diri, ia pun langsung menelpon seseorang.
"Cepat ikuti aku!" seru Zigga memberi perintah.
Seorang dokter yang ada di balik telpon pun langsung berlari sampai tersungkur-sungkur menuju parkiran mobil karena cara nada Zigga memerintah seperti dunia akan berakhir.
"ZIGA SIALAN!" umpat dokter muda nan tampan.
Dokter itu pun menerima sherlock dari Zigga dengan gesit mengikutinya dari belakang.
Dokter itu pun sedikit kewalahan mengikuti gaya mengemudi sekertaris Xenia. Dia beberapa kali hampir saja menabrak mobil di depannya. Dokter tampan tidak henti-hentinya mengumpat atas perbuatan sekertaris dan juga tuannya.
"Matilah kau sekertaris Xenia, mati kau Zigga! Kalian semua, MATILAH!" umpatnya sangat kesal.
Butuh waktu 20 menit bagi mereka sampai untuk sampai ke rumah Alle, padahal biasanya waktu 1 jam jika berjalan santai . Terlihat Alle masih tergeletak di rerumputan halaman.
Ketika mereka akan menolong Alle, tiba-tiba saja seekor ular muncul dari semak-semak membuat mereka langsung berhenti.
"Zigga stop!" Seru dokter tampan yang menyusul dari belakang.
"Tuan, anda harap tenang, biarkan ular itu melewati nona Alle," ucap Sekertaris Xenia.
"Tapi ular itu mengarah ke Alle!" Zigga terlihat panik sekali.
"Jika nona Ale diam saja, maka ular itu pun tidak akan menyerang," ucap sekertaris Xenia meyakinkan.
Mereka bertiga pun menahan nafas ketika ular itu hampir mendekati Alle. Ketika dalam kewaspadaan penuh, tiba-tiba saja Alle sadar dari pingsan dan membuat pergerakan sehingga tindakannya mengagetkan ular.
Zigga yang sedari sudah siap siaga pun langsung menghalau ular tersebut." ALE AWAAAS!" teriak Zigga sembari menarik buntut ular tersebut, yang mana ular tersebut pun langsung mematuk kaki Zigga.
"AAAAAA!" teriak Alle kaget.
"Tuan!?" Sekertaris Xenia pun langsung menangkap kepada ular dan langsung menembak kepala ular itu.
DOR!
"AAAA!" teriak Ale kembali kaget mendengar suara tembakan.
Kepala Alle masih terasa sangat pusing, kejadian begitu cepat sekali, dia masih belum menyadari jika di sebelahnya ada seseorang yang sedang sekarat akibat gigitan ular.
"A-apa yang terjadi?" Alle memegangi kepalanya yang masih terasa sangat berat.
Namun pernyataan Alle tidak ada yang menjawab, sekertaris Xenia dan juga dokter tampan sibuk membuang racun dari tubuh Zigga.
Dokter tampan dengan cepat memberi pertolongan pertama dengan mengikat bagian paha bawah supaya racun tidak menyebar. Sedangkan sekertaris Xenia dengan sigap mengambil penawar racun di dalam mobilnya. Penawar racun selalu siap mereka bawa mengingat banyaknya musuh di luar sana yang mengincar nyawa mereka. Beberapa penawar khusus sangat lengkap sehingga kejadian seperti ini maka tuan mereka dengan cepat mendapatkan penanganan khusus.
Alle terus mencoba untuk menyadarkan dirinya karena kepalanya yang terus berputar-putar.
Ketika kepalanya membaik betapa Allessia sangat terkejut ketika melihat sosok yang tidak asing sedang dalam penanganan untuk menyelamatkan nyawa.
"Zigga!?" teriak Alle langsung memeluk Zigga dan memegang tangannya dengan erat. "Zigga! Ka-kamu nolongin aku tapi kamu tidak memikirkan dirimu sendiri!?" Alle tidak percaya, dan kini ia terlihat sangat gugup sekali.
Setelah dokter tampan dan sekertaris Xenia memberi pertolongan pertama mereka langsung membawa Zigga ke rumah sakit.
"Boleh aku ikut!?" tanya Alle mengekor di belakang sekertaris Xenia dan dokter tampan yang sedang menggotong Zigga bersamaan.
"Nona, sebaiknya anda tunggu di sini dan jangan kemana-mana," sahut sekertaris Xenia memperingati.
Allessia terdiam dan hanya bisa melihat kepergian mobil yang membawa Zigga pergi ke rumah sakit.
Allessia merasa tidak tenang di dalam rumahnya. Ia terus bolak-balik dalam ruangan berfikir keras apakah Zigga baik-baik saja, bagaimana keadaannya saat ini.
Ketika sedang memikirkan keadaan Zigga, tiba-tiba saja Allessia teringat sesuatu.
"Tunggu!? Zigga datang ke rumahku, jadi dia tahu aku ada di sini, apakah dia datang menemui ku itu karena dia ingin menghukum ku dan mengambil putraku? Zigga, kenapa kamu datang? Apa sebenarnya yang kamu inginkan?" Allessia merasa sangat pusing dan bingung. Dia sama sekali tidak dapat menebak apa sebenarnya yang Zigga inginkan sampai dia rela masuk ke desa hanya mencarinya.
suaminya Jenifer di bakar, trus markasnya Zigga di gangguin gara-gara ziga punya kekasih miskin kaya Alle, terus skrg tahu klo xennea anaknya bukannya di sambut malah mau di bunuh juga, terus ibunya Xeniaaa jangan jangan tuan Dutro juga yg bunuh?