Alucard, seorang pemuda berusia 21 tahun yang hidupnya berubah total setelah mengalami kejadian misterius. Suatu pagi, ia terbangun dan menyadari bahwa tubuhnya telah berubah drastis—kekuatan nya meningkat, dan ia mendapati dirinya haus akan darah. Tanpa ingatan yang jelas tentang apa yang terjadi, Alucard menemukan dirinya perlahan-lahan berubah menjadi seperti vampir. Kebingungan dan ketakutan menguasai dirinya saat ia mencoba memahami situasi aneh yang menimpanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rivky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Setelah beberapa saat, aku mendengar langkah kaki mendekat. Aku melihat ke arah tangga dan melihat Natalia.
“Nona Luna…” kata pelayan berambut pirang itu, menatapku sejenak sebelum kembali menatap Luna. “Nona Luna, kita kedatangan tamu.”
Luna menatap pelayan itu dengan kesal. Aku menyadari bahwa kemarahannya bukan pada Natalia, melainkan pada tamu yang akan datang.
Aku bangkit dari sofa dan melihat ke arah pintu mansion. Siluet seorang pria dan wanita tampak terlihat dengan leher mereka yang berkilau merah.
“Vampir, ya?” komentarku dengan nada datar.
Luna menatapku dengan mata bersinar penuh rasa ingin tahu. “Kemampuanmu sangat berguna. Seberapa jauh kamu bisa melihat?” Tanyanya penasaran
“Entahlah, aku belum pernah menguji batas kemampuanku,” jawabku jujur.
Luna mengangguk sedikit kecewa dan bangkit dari sofa. Sedangkan Natalia mendekati dinding dan dengan lembut menggeser sebagian darinya, sehingga sebuah lemari pakaian muncul.
“Pilihlah pakaian apa saja yang kau suka dan berpakaian lah, Alucard. Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu sebelumnya. Ah, aku sudah lama ingin mengucapkan kata-kata ini.” Luna berkata dengan senyum antusias.
Pilih pakaian apa saja? Tapi semuanya sama…
Aku menatap Luna dengan ekspresi netral saat dia mendekati lemari pakaian. Dalam hati aku bertanya-tanya, sudah berapa lama dia memperhatikanku?
Tiba-tiba, seorang wanita dengan pakaian pelayan modern muncul di sampingku. "Tuan Alucard, mohon berpakaian yang pantas untuk tamu kita; mereka mungkin makhluk rendah, atau bahkan babi, tetapi sebagai vampir bangsawan, anda harus selalu berpakaian dengan layak.” Pelayan itu berbicara dengan nada netral, tapi aku bisa merasakan ketidaksenangannya terhadap tamu.
Pelayan tersebut memiliki rambut hitam pendek, mata hitam, dan ekspresi wajah yang datar. Dengan penampilan oriental dan tinggi sekitar 160 cm, dia tampak sangat pendek.
“Siapa namamu? Dan mengapa kamu memanggilku Tuan?” tanyaku bingung.
“Nama pelayan ini adalah Kaguya. Dan karena anda adalah suami Nona Luna, tentu kami sebagai pelayan harus memanggilmu dengan hormat.” Kaguya menjelaskan dengan nada seolah itu hal yang jelas.
Mendengar penjelasan Kaguya, aku menoleh dengan terkejut ke Luna, yang sedang didandani oleh Natalia. Melihat tatapan penasaran di mataku, Luna tersenyum lembut dan berkata:
“Tidak seperti film-film yang kamu tonton, vampir memiliki beberapa batasan dalam mengubah makhluk lain menjadi vampir. Syarat pertama adalah manusia yang diubah harus dalam keadaan masih perjaka atau perawan, dan syarat kedua dibuat oleh nenek moyang kami. Saat aku mengubah mu menjadi vampir, aku memilihmu sebagai ‘suamiku’.”
Tanpa sadar, aku mengaktifkan Red world dan melihat Luna. aku bisa merasakan semua emosi yang dia kirimkan padaku, tapi… tanpa sadar, aku menoleh dan melihat ke arah yang berbeda. arah dari Luna dan aku bisa merasakan sesuatu yang sangat samar? Rasanya seperti aku merasakan koneksi di tempat lain, koneksi yang sangat lemah, tetapi aku tidak dapat menentukan lokasi koneksi yang aku rasakan ini.
"Kamu menyadari nya, kan? itu adalah bukti hubungan kita. Sejak aku mengubah mu menjadi vampir, kamu telah menjadi suamiku, sayang~" Saat dia mengucapkan kata-kata itu, senyumnya berubah menjadi senyuman yang gila dan berbahaya. Namun, aku juga menganggap senyum itu indah, sangat indah.
Dia pasti psikopat, dan aku sendiri mungkin juga mengalami hal serupa, mengingat betapa mudahnya aku menerima semua ini. Tapi, jujur saja, aku tidak masalah dengan itu.
Aku tersenyum kecil dan berkata, “Sepertinya aku akan bersamamu untuk waktu yang lama, jadi aku berharap kamu menjaga aku… Sayang?” Kata terakhir hampir tidak terdengar karena aku cukup malu mengucapkan nya, tapi entah kenapa, aku merasa pantas menyebutnya begitu.
Luna tiba-tiba membeku dan berhenti bergerak."Ugh," dia meletakkan tangannya di dadanya, seolah-olah sesuatu telah menghantam hatinya.
“Seperti nya Nona Luna sakit jantung.” Kaguya berkata saat dia mendekati Natalia.
“Ssst,” Natalia memberi isyarat agar Kaguya diam.
Aku menatap diriku sendiri dan menyadari bahwa aku mengenakan setelan hitam. Aku melihat dengan terkejut ke arah penampilanku dan melihat tangan Kaguya yang memegang pakaian lama ku... Tunggu-tunggu, bukankah itu celana dalamku!? Bagaimana mungkin aku tidak merasakan dia membuka bajuku?
Kaguya menjelaskan dengan nada datar, “Aku adalah pelayan profesional keluarga Ravenclaw. Aku sudah terlatih untuk menanggalkan pakaian tanpa diketahui dan aku selalu menjalankan tugasku dengan sangat serius.”
Dia berbicara dengan nada datar, tetapi aku bisa merasakan keyakinan dalam suaranya.
“...Mmm Oke…” Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya memikirkan hal itu dan menoleh ke Luna, yang masih dalam keadaan seperti bermimpi, tertawa pelan saat berbicara dengan cepat, tampak seperti mengigau.
•••
Butuh waktu bagi Luna untuk keluar dari ilusi yang menguasainya...atau mungkin dia belum sepenuhnya terbangun.
Kami berada di ruangan lain, duduk di sofa bersebelahan. Luna menggenggam lenganku dengan lembut, senyuman tipis menghiasi wajahnya. Ia tampak seperti seorang bangsawan yang disegani, membuatku berpikir bahwa sikapnya yang kulihat beberapa menit lalu hanyalah bayangan semu.
Aku melirik sekeliling, dan menyadari kalau ruangan ini tampak mirip dengan kamar yang ku tempati, namun ada sesuatu yang berbeda—suasana yang membuatku merasa tak nyaman, seolah-olah ada banyak mata yang mengintai. Aku menggunakan Red world, dan segera mengerti alasanku merasa seperti itu.
Ruangan ini dikelilingi oleh vampir. Setelah menghitung cepat, ada sekitar dua puluh vampir yang tersebar di seluruh mansion ini. Tatapanku turun ke ruang bawah tanah, di mana beberapa siluet merah terlihat berkumpul. Satu-satunya manusia di sini hanyalah Natalia, dan dia berada di ruang bawah tanah, duduk dengan dua vampir lain, tampak sedang makan sesuatu.
“Nyonya Luna, aku tak tahu kau... Hmm, berkencan—” Vampir yang duduk di seberang kami mulai bicara, namun segera dipotong oleh Luna.
“Dia adalah suamiku,” jawabnya dengan nada netral yang sarat kebahagiaan.
"…Aku tak tahu kalau kau sudah menikah," pria itu melanjutkan, tampak terkejut.
Aku memperhatikan pria itu. Tingginya sekitar 190 cm, dengan rambut hitam pendek yang disisir rapi ke belakang. Ia mengenakan jas putih dan berkacamata, memberikan kesan seorang pengacara sukses.
Di sampingnya ada seorang wanita yang memandangku seolah aku mangsanya. Rambutnya pendek, bergaya ala Karen, dan dia mengenakan setelan kerja biasa. Tingginya mungkin sekitar 170 cm? Ironisnya, namanya juga Karen.
Luna tersenyum kecil sambil menutup matanya, “Lucy, rasanya kau tak perlu tahu detail hidupku. Mengapa kau tidak pulang ke rumah saja dan kembali ke pelukan ibumu yang memberimu nama feminin itu?” katanya dengan nada menghina.
Aku tertegun. Wow, dia berani sekali berkata seperti itu pada seorang tamu. Wanita ini benar-benar liar.
Lucy menyesuaikan kacamatanya dengan tangan yang sedikit gemetar, lalu berpura-pura batuk sebelum menatap Luna.
"Nona Luna kau benar." Ia bersandar di sofa dan berkata, “Aku kemari hanya untuk satu alasan, aku ingin izin untuk membawa banyak vampir ke kota ini.”
Luna membuka matanya, yang bersinar merah, “Lucy, ini wilayahku, dan aku tidak mengizinkan vampir lain masuk ke sini kecuali mereka ada hubungannya dengan keluargaku. Kau tahu itu, tapi kau tetap datang menemui ku? Apa kau ingin memulai perang?”
“Aku tidak akan berani. Aku berniat hidup beberapa ribu tahun lagi, dan aku tak akan menyinggung keluarga Ravenclaw hanya karena hal sepele seperti ini,” jawab Lucy dengan senyum tipis.
Luna tetap diam, menunggu Lucy melanjutkan, lalu Lucy berkata dengan nada bosan, “Inkuisisi.”
yu, gabung! caranya mudah hanya cukup kalian Follow akun saya, maka saya otomatis akan mengundang kalian semua untuk belajar bersama kami. Terima kasih