Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Ciuman sayang.
"Terima kasih, Na!" ucap Naren sambil mengelus rambut halus Ervina.
"Sama-sama, Mas!" jawab Ervina
Deg!
Mendengar suara lembut dengan panggilan yang terasa lebih intim itu membuat jantung Naren bergejolak, debaran dada tak bisa Naren tahan lagi.
Naren merasa terharu dengan Ervina, istrinya itu mengerti caranya menenangkan hati Naren, disaat semua orang memintanya untuk berdamai dan kembali membuka lembaran baru, justru Ervina membenarkan kebencian, sakit hati, dan kemarahannya.
Bahkan teman dekat yang dulu mengenal Naren dan Rania sejak SMA salah satunya adalah Dokter Damar yang merupakan dokter yang Naren minta memeriksa keluarganya, juga meminta memulai hidup lagi dan melupakan pengkhianatan itu.
Mereka semua tidak tau rasanya harus membenci seseorang yang sangat dicintainya, mencintai dan membenci satu orang sekaligus bukan hal yang mudah.
Sakit, marah, benci tapi masih tetap bertahta di hati, namun disaat yang sama berhubungan kembali bukan hal yang dia mau, dia juga tak sudi.
Dan Ervina tau itu semua, tanpa Naren jelaskan secara detail perasaannya, dan itu membuat hati Naren tenang.
"Mas?" tanya Naren mencoba mencairkan kembali suasana mereka.
Ervina menarik kepala dan melepaskan pelukan itu, "Tidak buruk, bukan? Mas Naren!" goda Ervina.
Sontak membuat Naren terkekeh, ekspresi lucu Ervina benar-benar membuat Naren tak bisa menahan kekehan nya, "Lalu aku harus memanggil apa? Adek Na?" goda Naren tak mau kalah.
"Ih, jelek banget, Mas! Panggil [Na], aja!" ucap Ervina dengan bibir yang sudah dia lipat.
"Tidak buruk juga! Tapi—"
"Tapi apa?" jawab Ervina cepat.
"Jangan panggil Bagas dengan sebutan [Mas], aku tidak suka, Mas hanya untukku, bagaimana?" tawar Naren.
"Ih, Lalu Na harus panggil gimana?"
"Bagas saja!"
"Ih, mana boleh? Mas Bagas jauh lebih tua daripada Na, jadi tidak sopan!" keluh Ervina.
"Tidak peduli! Aku bukan orang yang suka berbagi milikku!" tegas Naren seolah tak ingin di ganggu gugat, Ervina telah memutuskan untuk memperjuangkan rumah tangga demi anak mereka.
Naren juga demikian!
Walaupun tidak mencintai, atau belum mencintai istrinya, namun Naren tetaplah laki-laki dominan dengan harga diri selangit yang tak suka berbagi miliknya.
'Milikku?' batin Ervina bersemu, "Dia sudah melabeli aku sebagai miliknya? Ahhhh, gemasnya!' lanjutnya membatin.
"Hanya panggilan!" protes Ervina.
"Tetap saja, Na! Aku tidak suka!" tegas Naren penuh aura dominan.
"Baiklah!" ucap Ervina mengalah, "Panggil Om Bagas aja, Om Bagas kan seumuran denganmu, kan?" tanyanya.
Namun mendengar itu, Naren menatap intens istrinya itu, "Maksudmu aku tua, begitu? Aku om-om?"
"Upss!" canda Ervina sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya pura-pura terkejut, "Keceplosan!" lanjutnya.
Sontak Naren sangat gemas dengan bibir istrinya itu yang pandai sekali menggoda dirinya, dan dengan cepat menyambar bibir yang sudah sejak tadi menggodanya.
Cup!
Memberikan kecupan ringan pada bibir lembut dan kenyal itu!
Membuat Ervina terbelalak dengan apa yang suaminya lakukan, namun sekaligus membuat hatinya berbunga dengan tindakan tiba-tiba itu.
Melihat istrinya hanya diam dan tidak bereaksi marah, Naren kemudian menyesap manisnya madu di depannya itu.
Pelan!
Lembut!
Menggairahkan!
Membuat Ervina hanyut dalam ciuman lembut penuh perasaan dari Naren.
Bisa dibilang ini kali pertama Ervina merasakan ciuman yang memabukkan dari suaminya, tidak menuntut, tidak kasar, dan tidak penuh nafsu seperti sebelum-sebelumnya.
Hingga Ervina tanpa terasa membalas seperti apa yang suaminya lakukan dengan suara liar yang tak bisa Ervina tahan.
Deg!
Mendengar suara mendayu itu membuat jantung Naren berdetak tak karuan bersamaan dengan gelenyar aneh menuju pangkal paha.
Sekaligus membuat Naren tersadar!
Naren kemudian melepas ciuman itu dengan pelan, membiarkan bibirnya berjarak beberapa milimeter didepan bibir Ervina, "Aku harus menahannya, kau belum bisa melakukan hal lebih!" bisiknya.
Sontak membuat Ervina tersenyum tipis, "Oh ya? Kenapa memangnya, Mas?" goda Ervina sambil mengaitkan tangan Ervina di belakang leher suaminya..
"Nakal!" gumam Naren kemudian menjauh dari Ervina, mengusap bibir basah istrinya itu dengan jarinya, "Mau makan siang apa, Baby?"
Deg!
Mendengar itu membuat Ervina menelan savilanya dengan berat, "Baby?"
"Iya, Baby utun!" goda Naren menyeringai sambil mengusap perut membalas istrinya yang sudah jail sejak tadi.
Sontak membuat Ervina berdecak, "Ck, menyebalkan!"
Naren tersenyum tipis melihat ekspresi dan tingkah menggemaskan istrinya itu, tanpa Naren sadari dia sudah merasa nyaman dan senang menggoda istrinya, istri yang tak dia inginkan sebelumnya.
"Memangnya, Na, pengen di panggil, [Baby]?" goda Naren.
"Tidak!" kesalnya, "Makan martabak penongan nutella!" ucap Ervina membayangkan martabak yang sangat terkenal dengan topping melimpah itu hingga savilanya mencair.
"Malam ya, kan bukanya malam, Na!" jawab Naren.
Sontak membuat Ervina melirik Naren, "Gak mau! Gak jadi, Na gak mau makan apa-apa!" ketusnya.
Entah kenapa mendengar penolakan Naren membuat Ervina kesal dan sedih!
"Gak boleh gitu, kasihan, adek utun!" jawab Naren.
Ervina kemudian melepas jari Naren yang bertengger di bibirnya, kemudian berbaring dengan kesal, hingga membuat mata Ervina berair.
"Loh, kenapa nangis?" ucap Naren, "Baiklah, saya akan buka paksa martabak penongan siang ini untukmu, jangan nangis!" jawab Naren.
Namun Ervina tetap enggan menatap suaminya lagi!
"Masih marah? nih aku telfon Bagas dulu!" rayu Naren sambil menelpon Bagas yang langsung tersambung, "Bagas beli martabak penongan nutella, sekarang juga!" titahnya.
"Tapi masih tutup, Tuan!" jawab Bagas di ujung panggilan.
"Gak mau tau, buka paksa!" titah Naren.
"Tapi saya kan harus mewakili Anda di pertemuan siang ini, Tuan!" jawab Bagas sekali lagi.
"Ya sudah tidak jadi!"
Kemudian Naren mematikan panggilannya secara sepihak tanpa mendengar jawaban Bagas.
"Baiklah, saya yang akan berangkat sendiri, tapi jangan marah!" ucap Naren.
Ervina kemudian mengangguk, "Janji, Na gak akan marah, Mas!"
Bersambung....
Adududu, Pagi-pagi udah bikin deg-deg an author nulisnya 🤣
Melting bgt🤣 kabur🏃♀️🏃♀️🏃♀️
jangan lupa Follow author, Like, komen, dan vote biar author semakin semangat nulisnya😍😍😍
NICU (neonatal ICU) itu buat bayi baru lahir berusia 0-28 hari
kalo naren O, istrinya A: anak anaknya mungkin O dan A
kalo naren O, istrinya B: anak anaknya mungkin O atau B
lanjut Thor aku br comeback ke noveltoon LG setelah lama ku abaikan.heee