Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Malam itu Sandra ingin mengabari bibinya di kampung. Ada dua kabar bahagia yang ingin dia sampaikan .
Tangannya lincah mencari nomor kontak diponselnya.Tak lama terdengar dering memanggil,sudah beberpa kali tapi tak ada yang mengangkat. Gadis itu tak berputus asa,dering kelima baru terdengar suara menjawab disebrang.
"Assalamualaikum bi,apa kabar?"
"Waalaikumsalam nak,alhamdulillah kabar bibi baik. Kamu gimana kabarnya? Udah lama ga ngabari bibi." Tanya bibi Diana adik dari mendiang ibu Sandra.
"Alhamdulillah baik bi. Bik seminggu lagi aku mau wisuda,bibi bisa datangkan?" Tanya Sandra penuh harap. Karna bibik Diana adalah satu - satunya keluarganya sekarang.
"Wah,ga berasa udah wisuda aja. Kaya baru kemaren kamu mulai kuliah. Insya Allah bibi usahakan." Air mata mengembun dari sudut matanya saking terharu. Andai Sandra bisa melihatnya saat ini pasti gadis itu akan memeluk dirinya.
"Bener ya bi,bibi adalah satu-satunya keluarga yang aku punya. Bibik adalah penganti ibu bagiku." tak terasa air mata menetes perlahan membasahi pipi mulus gadis itu.
Hanya isak tangis yang terdengar,mereka larut dalam pikiran akan kenangan orang yang mereka sayang yang telah pergi untuk selamanya meninggalkan mereka.
"San...Sandra Kamu bisa dengar bibi kan?" Ujar Diana cemas takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada keponakannya.
"Ya ,bi.gak apa apa. Jadi kapan bibi kesini?" Sandra mengalihkan perasaan sedihnya dengan mengubah topik obrolan. Ia ga boleh larut dalam kesedihan.
"Kemungkinan empat hari lagi bibi dan paman kesana. Kamu mau dibawain apaan?" Tanya bibi mulai mencoba ceria kembali.
"Ga ada bi,yang penting bibi dan paman sampai disini dengan selamat sudah membuat aku bahagia."Kekeh Sandra.
"Ya udah kamu baik-baik disana. Jangan banyak pikiran,jangan telat makan. Bibi ga mau nantinya kamu sakit,tunggu bibi." Ujar Diana menasehati ponakan satu-satunya.
"Ok! Bos." ujar Sandra.
"Bibi matiin dulu ya,bibi mau ngomong dulu sama paman." Diana mengakhiri obrolan.
Diana lantas menemui suaminya yang duduk sambil ngopi diruang tengah.
"Mas,aku mau ngomong." Ujar Diana duduk disebelah suaminya.
"Mau ngomong apa,bu?" Ucap suaminya menoleh menatap sang istri lembut yang sudah bertahun-tahun menemaninya. Walau belum di kasih kepercayan oleh sang pencipta mereka berdua tetap hidup rukun. Tidak ada diantara mereka saling menyalahkan dan mencari hal baru di luar sana.
"Barusan Sandra telpon. Katanya seminggu lagi mau wisuda,kita diminta untuk menemani dihari spesialnya,pak." ujar Diana.
"Kalau bapak Ok,aja bu.Nanti biar bapak minta ijin libur beberapa hari ke pabrik."Tutur suaminya.
"Ibu janji ma Sandra empat hari lagi kita kesana. Bapak bisa kan?" Tanya Diana.
"Bapak usahakan,bu. Tergantung bos memberikan ijin atau tidak." jawab suaminya.
"Moga aja bisa ya,pak. Udah malam kita tidur yuk,biar ga kesiangan." Diana mengajak suaminya istirahat untuk menyongsong hari esok.
Malam semakin gelap. Semilir angin malam menusuk ketulang. Sepasang suami istri terlelap memasuki dunia mimpi yang indah.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
coba bikin rido berpaling biar tau rasa
kl kayak gini kasian ridho dah tulus nerima dia yg jendes ternyata imbal balik nya kayak gini. nyesel dulu nyatuin Sandra dng ridho. ridho berhak dpt yg lbih baik yg gk tamak oleh harta. demi dpt harta bnyak tp mlh mengabaikan kluarga.
pdhl ada satu kalimat kejarlah akhirat mk dunia akan mengikuti.
pantas Sandra gk sukses sukses msih sibuk kerja krn dia yg di uber cm dunia nya. ambisi sukses tnp mengkikut kan akhiratnya.