NovelToon NovelToon
Pengasuh Tangguh Violetta

Pengasuh Tangguh Violetta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni mardiana

Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.

Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.

Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bram demam

Bram mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Bram meraba keningnya yang dipasangkan kain diatasnya, dia melihat kearah samping dimana Violetta tidur memeluk tangannya.

"Vio? Kenapa dia tidur disini?" tanya Albert heran.

Bram berusaha bangun dari tidurnya, tetapi saat ia bangun dia melihat kesamping dimana Renata tidur bersadar diranjangnya.

"Apa dia yang mengompres dahiku?" tanya Bram pada dirinya sendiri.

Bram menatap wajah Renata dari jarak yang dekat, wajah yang putih bersih, halis yang lentik dan bibir yang berwarna pink alami menambah kesan kecantikannya.

'Cantik dan manis' batin Bram.

Renata terbangun dari tidurnya, dia menggeliatkan tubuhnya dan terkejut melihat Bram yang sedang bersandar kepala ranjangnya.

"Ehh, tuan sudah bangun ternyata? Maaf aku ketiduran." ucap Renata.

"Tidak apa-apa, kau lanjutkan saja tidurnya." ucap Bram lemah.

"Tidak tuan terimakasih, apakah tuan merasa pusing?" tanya Renata.

Bram menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, untuk bicara rasanya kepalanya berdenyut nyeri. Dia memijat pelipisnya agar mengurangi rasa pusing dikepalanya, Renata bangkit dari duduknya mengambilkan segelas air putih untuk Bram.

"Minumlah dulu tuan." ucap Renata menyodorkan segelas air pada Bram.

Glek..Glek..Glek..

Bram langsung meraih gelas yang diberikan Renata, dia meminumnya sampai tandas karena tenggorokannya yang terasa kering.

"Tuan, aku akan membuatkan bubur untukmu jadi beristirahatlah." ucap Renata.

"Tidak usah, aku tidak lapar Renata." ucap Bram.

"Bik Marni bilang Tuan tidak suka kalau diperiksa oleh dokter, kalau memang benar begitu Tuan harus makan dan minun obat demam supaya panasnya cepat turun, wajahmu terlihat pucat bahkan pas tadi Tuan pingsan Violetta menangis sampai ia tertidur, jika memang Tuan sayang pada anakmu maka Tuan juga harus menyayangi dirimu sendiri agar tetap bisa menjaganya apalagi sekarang Violetta hanya punya dirimu jadi aku sarankan Tuan jaga kesehatanmu, bukankah Tuan ingin Violetta sembuh dari traumanya?" tegas Renata.

Bram terdiam mendengar ucapan Renata, kenapa ia sampai lupa kalau saat ini Violetta juga membutuhkan dirinya jika dia sakit mungkin saja akan membuat Violetta semakin sedih.

"Eh, emm maaf tuan saya sudah lancang berbicara seperti itu padamu." ucap Renata meminta maaf pada Bram.

"Tidak apa-apa, apa yang kau bicarakan memang benar seharusnya aku harus tetap sehat agar aku bisa menguatkan anakku." ucap Bram.

"Kalau begitu saya akan turun ke bawah membuatkan bubur untuk tuan sekalian membawa obat demam, Vio juga harus makan serta meminum obatnya juga biar sekalian." ucap Renata.

"Maaf jadi merepotkanu." ucap Bram.

"Tidak masalah tuan." ucap Renata.

Renata berjalan keluar menuju kearah dapur, saat sampai di dapur bik Marni masih sibuk dengan alat tempurnya membuat kue kesukaan Violetta.

"Bik belum selesai bikin kuenya?" tanya Renata.

"Belum nih, masih ada sedikit lagi. Oh ya, kenapa kamu turun ke bawah bukannya tadi lagi kompresin den Bram dikamar? Apa sekarang dia udah mendingan?" ucap bik Marni sambil memborong pertanyaan pada Renata.

"Tuan sudah sadar bik, aku mau bikinin bubur sekalian nyiapin obatnya dan juga obat Violetta." jawab Renata.

"Syukurlah kalo den Bram udah sadar, sekarang bibik bantuin mbak bikin bubur ya? Kasihan den Bram kalau udah sakit begini suka lama, apalagi dia udah gak punya siapa-siapa." ucap bik Marni.

"Emangnya orangtuanya kemana bik? Aku gak pernah lihat kayaknya?" tanya Renata.

"Orangtuanya udah meninggal mbak, dia diurus sama paman dan bibinya tapi sekarang mereka gak ada di kota ini katanya sih pamannya sakit dan harus berobat di kotanya."jelas bik Marni.

"Oh kasihan sekali tuan, tapi kenapa dia gak mau periksa ke dokter bi? Padahal kan dia bukan orang susah?" tanya Renata lagi.

"Dulu saat dia di periksa oleh dokter pas lagi remaja pernah hampir dilecehkan, jadi dia gak mau di periksa sama dokter lagi kalo nganter orang lain ke dokter sih dia mau-mau aja tapi kalau dia sendiri yang berobat suka gak mau." jawab bik Marni.

"Ya allah, pantesan gak mau. Anak sama bapaknya sama-sama punya rasa trauma sendiri ya bik, tapi lebih kasihan sama Vio diumurnya yang masih kecil harus menerima perlakuan seperti ini." ucap Renata.

Sambil mengobrol Renata tak tinggal diam, tangannya membersihkan beras untuk membuat bubur. Selesai membersihkan beras Renata menyalakan kompornya dan menyimpan berasnya didalam panci yang sudah diletakkan diatas tungku, dia mengambil beberapa sayuran lalu memotongnya untuk membuat sayur sop dicampur daging ayam.

"Bibik juga kasihan sama non Vio, apalagi dulu bibik tahu bagaimana pertumbuhan non Vio dari masih bayi. Sejak kehadirannya ibunya tidak begitu menginginkannya karena dulu ibunya itu pernah mendaftarkan diri sebagai model tapi sejak ia dinyatakan hamil agensinya mengeluarkannya, sampai pada akhirnya non Vio lahir semua keperluannya den Bram yang mengurus beruntungnya non Vio gak pernah rewel sejak bayi. Singkat cerita non Vio udah bisa berjalan yang pastinya dia sangatlah aktif, den Bram juga sering pergi ke luar kota untuk bekerja bibik sering sekali memergoki ibunya Vio berduaan sampai melakukan hal yang tidak sepantasnya mereka lakukan dan membiarkan Vio begitu saja, di umur non Vio menginjak 3 tahun dia sudah pintar membaca dan juga berbicara dia berbeda dari anak pada umumnya. Sejak saat itu non Vio sering di suruh-suruh oleh ibunya mulai dari menyapu, mencuci piring dan juga mengepel semuanya dikerjakannya jika non Vio tidak menurutinya ibunya langsung memukulnya dan mengancam Vio jika mengadukannya pada den Bram maka non Vio akan lebih menderita lagi dan membuangnya ke panti asuhan begitu katanya, puncaknya saat terakhir non Vio gak sengaja pecahin parfum mahal ibunya dia disiksa menggunakan ikat pinggang sampai tubuhnya memerah oleh darah." ucap bik Marni menceritakan kisah Violetta pada Renata secara singkat.

Renata menghentikan sejenak pekerjaannya, ternyata nasib Violetta begitu mirip dengan nasibnya namun hanya beda umurnya saja. Dia tak kuasa menahan sesak di dadanya membayangkan Violetta kecil disiksa oleh ibunya, Renata mengusap air matanya dengan cepat agar tak terlihat oleh bik Marni.

"Ya allah, kasihan sekali Vio bik pantas saja dia sampai mengalami trauma berat seperti itu jika aku yang berada di posisinya pasti aku juga tidak akan kuat." ucap Renata.

"Benar sekali mbak, makanya bibik memberanikan diri melaporkan semuanya pada den Bram dan tepat diwaktu yang bersamaan ibunya Vio sedang mencambuk kami berdua sampai den Bram marah melihatnya dan langsung menceraikannya saat itu juga." ucap bik Marni.

Bubur yang dimasak Renata sudah terdengar meletup-letup, Renata menghentikan pembicaraannya dengan bik Marni kemudian ia fokus dengan masakannya sendiri dibantu oleh bik Marni.

1
Ilham Dwi Putra
Luar biasa
Erlinda
ga keren CEO yg satu ini yg katanya orang nomor 2 terkaya di negara nya tapi bodoh luar biasa lemah ..kecewa aq thor
Erlinda
Thor jujur ya setelah aq membaca cerita gadis bar bar kesayangan CEO lumpuh aq suka apalagi karakter / tokoh dlm cerita mu sangat kuat lucu dan hebat ga menye menye dan lebay. sekarang aq LG membaca cerita pengasuh tangguh Violetta karakter cewek nya disini juga bagus kuat dan berani salut Thor dgn karya mu.
Qilla
hadeh hadehhh Bram Bram apa bremmmm
Qilla
udah banyak sekali yg dilakukan Ama tu wadon ,kenapa belum ada tindakan apa apa sih ,Bram ini banci apa letoi sih
Erna Wati
utahkeun w dina bengeutna😏😏
Indria Agustini
baru bab 1 tp feel nya dah dpt...
Wulan Suci
Buruk
Yuni Martopo
/Rose//Rose//Rose/
Novita Ae
Luar biasa
Novita Ae
Lumayan
Sugina
seru ne crita nya
Nur rai Punia
Luar biasa
Kaseger Oemry
good
rach
Luar biasa
Fadillah Ahmad
Mohon di revisi dong kak,karna masih banyak tayponya di mana-mana kak,tolong ya kak.🙏🙏🙏 ceritanya sudah bagus tapi tulisannya yang kurang bagus. Masih banyak tayponya kak. Mohon di revisi ya kak 🙏🙏🙏
Reni Mardiana: oke siap kak, makasih sarannya 🙏
total 1 replies
Atiah arini
good
Mumun Munawwaroh
tanya author Bram pasti author tau di mana Renata sekarang. sekalian minta no hp nya ya 😁
Syafri Yudinst
ok ok ok madam....lanjuttttt
Syafri Yudinst
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!