Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Lydia menangis terisak di dalam pelukan Arsyad , menumpahkan semua air mata nya , sampai membasahi hijab , bahkan baju Arsyad , karena perasaan dan pikiran nya saat sekarang ini tengah tidak baik-baik saja , entah bagaimana keadaan sang putri saat ini . Lydia sungguh sangat cemas dan sangat khawatir ...
"Sayang tenang lah , kita serahkan semua nya kepada Allah ya " ucap Arsyad lembut , mengelus punggung Lydia .. sungguh Arsyad tidak tega sama sekali melihat istri nya kacau seperti saat sekarang ini . Terlebih Lydia saat ini tengah hamil , Arsyad takut terjadi sesuatu kepada kandungan Lydia yang masih lemah dan rentan ...
"Bang , tadi kondisi Zahra hiks hiks hiks" Lydia tidak mampu meneruskan perkataan nya , sungguh melihat keadaan sang putri tadi membuat nya tidak mampu berkata-kata .
"Ssst, sudah sayang , Abang sudah menyuruh dokter terbaik di rumah sakit ini , selebih nya kita doakan saja , semoga kondisi Zahra baik-baik saja ya ." Ucap Arsyad jujur . Rumah sakit ini milik salah satu sahabat nya , tadi Arsyad langsung menghubungi sahabat nya itu , dan meminta untuk memberikan penanganan dan dokter yang terbaik di rumah sakit ini .
"Tapi bang , tadi kan kita sama-sama lihat , Zahra kondisi nya hiks hiks "
Arsyad memeluk erat tubuh Lydia dengan erat . Mengusap punggung sang istri dengan lembut , berusaha memberikan ketenangan di sana . Arsyad juga tidak tau , karena Arsyad hanya lah manusia biasa. Yang bisa Arsyad lakukan hanya berusaha dan selebih nya Arsyad menyerah kan nya kepada Allah SWT.
Umi Aisyah juga tidak kalah histeris nya melihat kondisi Zahra tadi , karena pada saat kejadian itu umi Aisyah lah yang bersama dengan Zahra..
"Abi , umi takut " lirih umi Aisyah .
Abi Husein menggenggam telapak tangan sang istri , . "Umi berdoa saja ya , semoga Zahra baik-baik saja " ucap Abi Husein lembut .
"Tapi ini salah umi , Abi . Kalau tadi umi melarang Zahra memakan makanan itu ,Zahra tidak akan seperti ini " umi Aisyah bisa menarik kesimpulan jika Zahra pasti seperti itu karena habis makan mie ayam .
"Tenanglah umi . Di sini tidak ada yang salah . Ini semua sudah takdir dari Allah . Umi harus banyak beristighfar ya . Kita berdoa saja semoga Zahra baik-baik saja . Soal makanan itu , Abi sudah menugaskan Jaka untuk memeriksa nya dan melaporkan ini ke polisi " ucap Abi Husein .
Umi Aisyah mengangguk kan kepala nya , tapi masih merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi kepada Zahra .
"Pokok nya di usut sampai tuntas ya Abi " ucap umi Aisyah lagi . Dan Abi Husein mengangguk kan kepala nya.
_____
Semua yang ada di pasantren pondok Al - Husein sangat heboh , ketika berita tentang Zahra yang tiba-tiba kejang-kejang akibat sehabis makan mie ayam , membuat semua orang yang di sana sangat takut .
"Apa bener dik Zahra habis makan mie ayam langsung kejang - kejang ?"
"Iya , tadi aku denger sendiri kata ustadzah Dinda . Aku juga kaget , aku padahal tadi baru aja makan mie ayam di depan "
"Kamu bolos ya ?"
"Huuust jangan kencang-kencang , nanti ada yang denger , tadi aku enggak sendiri kok , aku barengan sama Ning Dila "
"Kok bisa ya makan mie ayam kejang-kejang ?" Tanya salah satu santri perempuan yang baru datang , dan mendengar obrolan teman-teman nya.
"Iya , ya Allah semoga dik Zahra baik-baik saja ya . Dia anak nya baik banget loh , baru tadi siang nolongin aku bawain buku ke ruangan guru . Padahal masih kecil " ucap salah seorang santri perempuan .
"Iya , aku juga lihat orang yang sopan banget . "
"Yuk sama-sama kita doakan semoga dik Zahra baik-baik saja "
"Amiiiinnn" sahut mereka semua serempak .
___
Berita Zahra itu juga sampai di telinga Dila . Dila yang saat ini sedang mondar-mandir , menggigit bibir nya kuat - kuat , sungguh Dila takut terjadi sesuatu kepada Zahra .
"Ya Allah , kenapa kamu berbuat senekat ini sih Dila . Kamu tau kan kalau sampai terjadi sesuatu kepada anak itu . Kamu pasti di penjara " monolog Dila sendiri . Lalu memukul kepala nya .
"Kamu bodoh Dila . Bukan nya dapet Arsyad , tapi nanti kamu malah membusuk di balik jeruji besi " sambung nya lagi .
"Tapi kok anak nya yang makan , bukan si Lydia ya ?"
"Umi , Umi !!" Teriakan Rayyan membuat Dila menoleh , wanita itu langsung menghilang kan ekspresi gugup nya dan mengulas senyumam nya menatap ke arah Rayyan .
"Iya ada apa sayang ?" Tanya Dila lembut , tangan nya terangkat membelai lembut kepada Rayyan dengan sayang .
"Umi tadi Rayyan lihat polisi banyak banget di rumah Zahra "
Deg ..
Tubuh Dila menegang mendengar perkataan Rayyan , jantung Dila berdetak sangat kencang . Tangan Dila bergetar sangat hebat .
"Umi , tau kan kalau Rayyan suka banget lihat bapak polisi . Eh tapi tadi waktu Rayyan mau masuk dan salim, enggak boleh , kata nya Rayyan di suruh pergi" adu bocah kecil itu sambil mengerucutkan ujung bibir nya .
Dila tidak merespon sama sekali , bahkan keringat dingin sudah membanjiri tubuh nya .
"Umi , umi kok diam aja sih ?" Tanya Rayyan, yang melihat sang umi hanya diam saja , dan tidak merespon sama sekali perkataan nya .
Dila gelagapan . "Oiya. Tadi Rayyan bilang kan mau main sama om Farel , ya udah sana nunggu di depan aja . " Ucap Dila .
"Sambil nungguin om Farel , Rayyan mau main sama umi , udah lama banget kan , belum Maghrib juga umi---"
"Rayyan , umi mau keluar sebentar , Rayyan masuk saja ke dalam kamar , nanti om Farel datang baru keluar " tegas Dila .
Dan ucapan Dila membuat Rayyan menundukkan kepala nya dan diam .
Dengan sedih Rayyan melangkah kan kaki nya menuju ke dalam kamar milik nya .
Sedangkan Dila di buat kelimpungan saat sekarang ini . "Aku harus bagaimana saat ini . " Monolog Dila . Lalu Dila menggeleng - geleng kan kepala nya ."Enggak , enggak , aku enggak mau di penjara, aku harus berbuat sesuatu " sambung Dila lagi .
_____
Cklek ,
Pintu ruangan yang di buat untuk menangani Zahra terbuka ,Lydia langsung berlari menghampiri sang dokter . Dengan Arsyad yang menyusul Lydia di belakang nya.
"Sayang jangan lari-lari , kamu lagi hamil" peringat Arsyad , namun jelas di hiraukan oleh Lydia , yang ada di dalam pikiran Lydia saat ini hanya lah Zahra sepenuh nya .
"Dok bagaimana keadaan anak saya ?" Tanya Lydia .
Dokter tersebut menghembuskan nafas nya panjang . "Kondisi pasien masih kritis bu, kami mendapat kan banyak sekali zat berbahaya di dalam lambung nya , terlebih zat tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh nya " ucap sang dokter ,
Dan penjelasan dari dokter membuat Lydia langsung lemas , dan terisak hebat di pelukan Arsyad .
Bukan hanya Lydia , umi Aisyah juga langsung menangis dalam pelukan Abi Husein .
"Dokter lakukan yang terbaik untuk cucu saya " ucap Abi Husein .
"Kami sudah melakukan yang terbaik pak , selebihnya kita hanya bisa berdoa " ucap sang dokter , dan setelah nya pamit pergi .
"Ya Allah Zahra . Kenapa enggak aku aja , kenapa mesti Zahra" ucap Lydia terisak ...
ayo tunjuk jari
so sweet bayangin Arsyad sama Lidya
Farel menitipkan mu dan Rayyan sudah saatnya kembali ke ayah