Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Clara difitnah
Beberapa minggu berlalu dengan damai. Clara merasa hidupnya mulai stabil, dan dia semakin dekat dengan Arman dan Rendy. Namun, di balik ketenangan itu, Rina masih merasa dendam. Meskipun sudah mendapatkan skorsing, dia tidak bisa menerima kekalahan begitu saja. Dia mulai merencanakan sesuatu yang lebih jahat untuk menjatuhkan Clara.
Suatu pagi, ketika Clara tiba di sekolah, suasana tampak lebih tenang dari biasanya. Namun, ada sesuatu yang aneh. Teman-teman sekelasnya menatapnya dengan tatapan curiga dan bisikan-bisikan terdengar di mana-mana. Clara merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Saat dia sampai di loker, dia melihat sebuah surat tergantung di pintunya. Clara membuka surat itu dan membaca dengan cemas. Isi surat itu membuatnya terkejut:
“Clara, kami tahu kamu mencuri uang di ruang guru. Kami memiliki bukti. Kamu akan segera mendapat hukuman yang setimpal.”
Clara merasa jantungnya berdegup kencang. Dia tidak pernah mencuri apa pun dalam hidupnya. Dengan tangan gemetar, dia menyimpan surat itu dan berjalan menuju kelas. Di sana, suasana semakin tegang. Semua orang menatapnya dengan tatapan menuduh.
Arman dan Rendy segera menghampirinya. “Clara, ada apa? Kenapa semua orang menatapmu seperti itu?” tanya Arman dengan cemas.
Clara menunjukkan surat itu kepada mereka. “Aku tidak tahu, Arman. Seseorang menuduhku mencuri uang di ruang guru. Ini pasti ulah Rina dan gengnya.”
Rendy mengerutkan kening. “Kita harus segera melaporkan ini kepada kepala sekolah. Kamu tidak bisa dibiarkan difitnah seperti ini.”
Mereka bertiga segera pergi ke ruang kepala sekolah. Di sana, mereka bertemu dengan Bu Anita yang terlihat serius. Clara dengan cemas menjelaskan situasinya dan menunjukkan surat yang dia temukan.
Bu Anita menghela napas panjang. “Clara, ini tuduhan yang sangat serius. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, saya minta kamu untuk tetap tenang dan tidak membuat keributan.”
Setelah pertemuan itu, Clara merasa sangat cemas. Dia tahu bahwa Rina pasti berada di balik semua ini. Tetapi bagaimana dia bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah?
Hari-hari berikutnya berlalu dengan lambat. Clara merasa sangat tertekan. Dia mencoba fokus pada pelajaran, tetapi pikiran tentang tuduhan itu terus menghantui pikirannya. Rina dan gengnya tampak menikmati situasi ini, sering kali melemparkan senyum sinis kepada Clara setiap kali mereka bertemu.
Suatu hari, saat Clara sedang duduk di perpustakaan, Arman dan Rendy datang dengan wajah serius. “Clara, kami menemukan sesuatu,” kata Arman.
“Apa itu?” tanya Clara dengan cemas.
“Kami menemukan saksi yang melihat Rina dan teman-temannya masuk ke ruang guru beberapa hari yang lalu,” kata Rendy. “Kami bisa menggunakan kesaksian ini untuk membuktikan bahwa kamu tidak bersalah.”
Clara merasa sedikit lega. “Siapa saksinya?”
“Namanya Nina, dia siswa di kelas lain. Dia melihat Rina dan teman-temannya keluar dari ruang guru dengan tergesa-gesa,” kata Arman.
“Kita harus segera melaporkan ini kepada Bu Anita,” kata Clara dengan semangat.
Mereka bertiga segera pergi ke ruang kepala sekolah dan menjelaskan temuan mereka kepada Bu Anita. Setelah mendengar kesaksian dari Nina, Bu Anita tampak berpikir keras.
“Ini adalah informasi yang sangat penting. Kami akan memanggil Rina dan teman-temannya untuk dimintai keterangan,” kata Bu Anita.
Beberapa saat kemudian, Rina dan teman-temannya dipanggil ke ruang kepala sekolah. Mereka terlihat kaget dan sedikit cemas. Bu Anita menatap mereka dengan tajam.
“Rina, ada saksi yang melihat kamu dan teman-temanmu masuk ke ruang guru beberapa hari yang lalu. Apa yang kalian lakukan di sana?” tanya Bu Anita dengan suara tegas.
Rina mencoba tetap tenang. “Kami hanya lewat, Bu. Tidak ada yang mencurigakan.”
Namun, kesaksian dari Nina dan bukti-bukti lain yang dikumpulkan oleh Bu Anita mulai menunjukkan kebenaran. Setelah beberapa saat interogasi, Rina akhirnya tidak bisa lagi mengelak.
“Baiklah, Bu. Kami yang melakukannya. Tapi itu hanya lelucon, kami tidak bermaksud mencuri apa pun,” kata Rina dengan nada meremehkan.
“Lelucon atau tidak, ini adalah tindakan yang sangat serius,” kata Bu Anita dengan tegas. “Kalian semua akan mendapat hukuman yang setimpal. Clara, kamu bisa kembali ke kelas. Nama baikmu sudah dipulihkan.”
Clara merasa lega tetapi juga marah atas apa yang telah terjadi. Dia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari masalahnya dengan Rina, tetapi setidaknya untuk saat ini, keadilan telah ditegakkan.
Hari-hari berikutnya, Clara berusaha untuk kembali ke rutinitasnya. Meskipun dia merasa lega karena tuduhan itu telah dibersihkan, dia masih merasakan bayang-bayang dari perundungan yang dia alami. Namun, dengan dukungan Arman dan Rendy, Clara mulai merasa lebih kuat dan percaya diri.
Suatu hari, saat mereka sedang duduk di taman sekolah, Clara berkata kepada Arman dan Rendy, “Terima kasih telah berada di sisiku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian tidak ada.”
“Kami adalah teman, Clara. Kami akan selalu ada untukmu,” jawab Arman dengan senyum.
“Benar, kita sudah melewati banyak hal bersama. Apapun yang terjadi, kita akan menghadapi bersama,” tambah Rendy.
Clara merasa hatinya hangat. Meskipun masih ada banyak rintangan di depan, dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Dia memiliki teman-teman yang setia dan siap membantunya menghadapi apapun.
Malam itu, Clara kembali menulis di buku hariannya. Dia menuliskan rasa syukur dan harapannya untuk masa depan. Meskipun perjalanan ini tidak mudah, dia merasa bahwa dia telah belajar banyak tentang kekuatan, keberanian, dan arti persahabatan sejati.
Dengan dukungan dari Arman dan Rendy, Clara tahu bahwa dia bisa menghadapi apapun yang datang. Dia menutup buku hariannya dan memandang ke luar jendela. Bintang-bintang bersinar terang di langit malam, memberikan harapan dan inspirasi.
Dan dengan itu, Clara berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan terus maju, tidak peduli apa yang terjadi. Dengan teman-temannya di sisinya, dia siap menghadapi apapun yang datang. Masa depan mungkin penuh dengan tantangan, tetapi dia tahu bahwa dia memiliki kekuatan untuk menghadapinya dengan kepala tegak dan hati yang kuat.
Bersambung
Author tidak akan pernah bosan untuk mengingatkan untuk tetap stay ya teman teman