Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18.
Victor dengan langkah cepat, kaki panjang nya menuju tempat Debora bersantai.
Dan berdiri menjulang di depan mereka, yang terlihat begitu senang mengobrol.
Victor menatap Debora dengan tajam, tidak sedikitpun dia melirik pria yang ada bersama Debora tersebut.
Matanya terlihat begitu marah, melihat betapa Debora menyukai perbincangannya, dengan lelaki tersebut.
"Tuan!" Nita yang terlebih dahulu menyadari kehadiran Victor, yang berdiri terpaku memandang Debora.
Debora dan Mark juga serentak menghentikan obrolan mereka, dan menoleh memandang ke arah Victor, begitu Nita memanggil Victor.
Wanita yang tadi mengobrol dengan Victor, berhasil menyusul Victor.
"Victor, dengarkan aku..semua yang ku katakan tadi benar apa adanya!" kata wanita, lalu berdiri di samping Victor.
Mata Debora yang tadinya menatap Victor, beralih memandang wanita yang tiba-tiba datang, dan berdiri di samping Victor, dengan wajah yang sangat memelas sedih.
Melihat wanita yang tadi duduk bersama Victor berdiri di samping Victor, sontak membuat Nita bangkit dari duduk santainya.
"Siapa dia?" tanya Mark pada Debora, yang terlihat begitu tenang, memandang sepasang pria dan wanita, yang berdiri berdampingan di depan mereka bergantian.
Tidak ada rasa kaget di mata Debora, dia terlihat begitu tenang, bahkan sangat tenang, dan kesannya terlihat dingin dan datar.
"Apa yang kamu lakukan di sini!" sahut Victor dengan nada marah kepada Debora.
Yang di tanya terlihat santai saja, merasa tidak bersalah, Debora tidak menjawab pertanyaan Victor.
"Debora!!" teriak Victor, membuat orang lain yang di sekitar mereka menoleh, dan memandang ke arah mereka dengan heran.
Pria itu jadi emosi memandang Debora, karena tidak merasa terkejut sedikit pun, melihat dirinya yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Victor siapa gadis itu?" tanya wanita yang berdiri di sampingnya, dengan nada tidak suka.
Victor baru tersadar dengan wanita masa lalunya, yang berdiri di sampingnya.
Tentu akan membuat Debora penuh dengan tanda tanya, yang membuat perasaan Victor tiba-tiba tidak enak.
"Sudah ku katakan padamu, pergi! kenapa masih mengikuti ku!" bentak Victor kesal, kepalanya jadi semakin sakit menghadapi situasi ini.
"Aku belum selesai bicara, aku ingin menjelaskan permasalahan yang ada pada kita, aku datang hanya khusus untuk bertemu denganmu!" sahut wanita itu, dengan nada tinggi.
Mata Nita terbelalak di barengi mulut menganga, saking terkejutnya mendengar apa yang di katakan wanita itu.
Ternyata Tuannya memiliki seorang wanita lain di luar, sungguh tidak terduga.
Sementara Debora terlihat tenang saja, duduk santai di tempatnya, karena dia sudah menduga, kalau kaka iparnya itu memiliki suatu rahasia.
Victor tidak menjawab wanita itu, kakinya melangkah dengan kesal menghampiri Debora, lalu menarik tangan Debora agar bangkit berdiri.
"Pakai sepatumu!" bentak Victor pada Debora, yang tidak menunjukkan respon apa pun.
"Nita, bereskan semua, cepat!" bentak Victor kepada Nita.
"Baik, Tuan!" sahut Nita terperanjat, lalu dengan tergesa-gesa, membereskan semua peralatan piknik mereka.
Setelah Debora memakai sepatunya, Victor menarik kereta dorong Arthur, dan tangan satunya lagi menarik tangan Debora dengan paksa, lalu membawanya pergi dari sana.
"Sakit!" sahut Debora, akhirnya bersuara, karena pergelangan tangannya di pegang Victor begitu eratnya.
Victor tidak perduli dengan suara ringisan Debora, pria itu dengan penuh emosi, terus saja menarik tangan Debora dengan kasar.
Sementara Nita di belakang mereka dengan terburu-buru, menyusul Victor yang berjalan dengan cepat menarik Debora dan mendorong kereta Arthur.
"Di mana mobil kamu parkir!" sahut Victor dengan nada tinggi, begitu sampai di area parkir.
"Di sana!" jawab Debora dengan polosnya, menunjuk mobil yang tadi di parkirnya.
Dengan tidak sabaran, Victor kembali menarik tangan Debora, dan dengan kasar, mendorong Debora masuk ke kursi penumpang, di samping kursi supir.
"Pakai seat belt mu!" bentak Victor, pria itu masih tersulut emosi.
Dan setelah itu, menutup pintu mobil dengan kencang, sampai Debora tersentak kaget.
Victor lalu membuka pintu belakang, dan menaikkan Arthur duduk ke car seat.
Setelah memakaikan seat belt Arthur dengan benar, Victor menutup pintu mobil dengan pelan.
Setelah Nita naik ke dalam mobil, Victor pun membawa mobil, keluar dari area taman kota tersebut.
Bersambung....