Di Khianati Kekasih Di Cintai Paman CEO

"Berhenti!" Teriak seorang gadis cantik siapa lagi kalau bukan Fitri.

Di saat krisis tiba-tiba datang Fitri di mana Fitri berlari dengan langkah cepat menuju ke arah Kasandra serentak mereka menatap ke arah Fitri.

Fitri berjalan sambil menahan amarah yang teramat sangat terhadap mereka karena sudah melukai Kasandra hingga babak belur.

"Kata Ayahku, Kasandra tidak diijinkan pergi dari rumah Subroto!" Teriak Bela sambil berdiri.

"Bela, apakah kamu ingin melihat Kasandra mati?" Tanya Fitri sambil masih berjalan ke arah Kasandra namun dihalangi oleh para bodyguard Sebastian Subroto.

"Ini adalah urusan keluarga Subroto kami sedangkan kamu adalah orang luar jadi jangan ikut campur urusan keluarga kami." Jawab Bela dengan tatapan menghina.

"Kamu tidak akan membiarkan Aku membawanya pergi hari ini maka Aku akan membunuhmu di sini!" Teriak Fitri sambil berdiri menatap Bela dengan tatapan kebencian.

Bela yang ingin Kasandra terluka parah dan wajahnya cacat langsung menyuruh para bodyguard menyerang Fitri. Fitri yang bisa bela diri membalas serangan mereka.

Gerakan yang sangat lincah membuat Fitri dengan mudah mengalahkan para bodyguard milik Sebastian Subroto.

"Dasar bo x doh!" Teriak Bela dengan nada kesal.

Wushhhh

Wushhhhh

"Akhhhh!" Teriak Bela kesakitan.

Ketika Bela ingin melukai wajah Kasandra bersamaan Fitri melempar dua kartu domino ke arah wajah dan perut Bela. Hal itu membuat pipi Bela tergores dan mengeluarkan darah segar begitu pula dengan perutnya.

"Breng x sek!" Teriak Bela sambil memegangi pipi dan perutnya yang terasa perih.

Fitri tidak peduli dengan teriakan Bela kemudian Fitri membantu Kasandra untuk berdiri bersamaan kedatangan Sebastian Subroto dan membantu Bela yang nyaris ambruk karena pipi dan perutnya terluka.

"Berhenti!" Teriak Sebastian Subroto.

Namun Fitri dan Kasandra tetap berjalan di mana Kasandra dengan dipapah oleh Fitri karena tubuhnya mulai lemah hingga jalannya terseok-seok.

"Kasandra, jika kamu berani keluar dari pintu ini hari ini, Jangan harap bisa kembali ke rumah ini lagi!" Teriak Sebastian Subroto dengan nada mengancam.

Kasandra langsung menghentikan langkahnya membuat Fitri ikut menghentikan langkahnya namun masih menahan tubuh Kasandra.

"Rumah yang seperti ini tidak masalah jika Aku tidak bisa kembali karena bagiku rumah ini seperti rumah neraka." Jawab Kasandra dengan suara tercekat tanpa membalikkan badannya begitu pula dengan Fitri.

Kasandra dan Fitri kembali melanjutkan langkahnya sedangkan Sebastian Subroto hanya menatap kepergian putri kandungnya dan sahabatnya Kasandra yang bernama Fitri.

Setelah keluar dari gerbang dua orang bodyguard mendorong gerbang untuk menutup pintu gerbang membuat Kasandra menghentikan langkahnya begitu pula dengan Fitri.

Kasandra dan Fitri memalingkan wajahnya ke belakang dan melihat gerbang mulai di tutup bersamaan hujan mengguyur membasahi tubuh mereka.

Seakan alam tahu kalau saat ini hati Kasandra sangat hancur dan sangat kecewa atas sikap Ayah kandungnya yang lebih menyayangi adik tirinya dari pada dirinya.

Mereka kemudian berjalan ke arah mobil untuk membawa Kasandra ke rumah sakit. Sedangkan Sebastian Subroto dan Bela Subroto menatap kepergian mereka hingga mereka masuk ke dalam mobil.

Dua bulan Kemudian

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya di mana Kasandra tinggal bersama Fitri di rumah minimalis. Kasandra membantu Fitri di mana saat itu Fitri mempunyai cafe dan pembelinya lumayan ramai.

Kasandra merasa nyaman dan tidak lagi menerima hukuman cambuk dari Ayah kandungnya jika dirinya di fitnah oleh Ibu Tirinya dan Adik Tirinya. Selain itu Kasandra tidak lagi dijadikan pelayan oleh mereka karena itulah Kasandra sembuh dengan cepat.

Namun di bulan ke dua tubuh Kasandra tidak nyaman dan sering mual-mual hingga siang harinya ketika Kasandra selesai melayani pembeli. Kasandra tiba-tiba tidak sadarkan diri membuat Fitri dengan di bantu karyawannya membawa Kasandra ke rumah sakit.

Kini Kasandra berbaring di ranjang dengan ditemani Fitri sambil membawa selembar kertas dan menatap wajah sahabatnya dengan tatapan sendu.

"Kasandra, dua bulan yang lalu Aku menyelamatkanmu dari rumah Subroto yang sangat kejam dan tidak punya perasaan. Tetapi kenapa sekarang kamu hamil?" Tanya Fitri dengan wajah sedih melihat penderitaan Kasandra.

"Fitri, jangan menangis. Mungkin ini yang terbaik di mana Aku meninggalkan rumah Subroto dan tidak ada lagi kerabat tapi Tuhan memberiku seorang anak." Jawab Kasandra sambil tersenyum.

"Kejadian ini terjadi karena Bela ingin Aku menikah dengan Alex agar mereka bisa dengan bebas berselingkuh dan menyakiti perasaanku. Tapi Aku tidak bisa melakukan apa yang Bela inginkan." Sambung Kasandra.

"Kasandra, mengapa hatimu sangat tegar? Bagaimana kamu menjalani hidup sebagai seorang Ibu tunggal dan membesarkan anakmu?" Tanya Fitri dengan mata berkaca-kaca.

"Sudah lama Aku hidup menderita dan hal itu membuatku menjadi tegar. Sebelum Aku hamil besar Aku akan bekerja dengan keras untuk biaya persalinanku. Setelah melahirkan Aku kembali bekerja untuk biaya hidup kami berdua." Jawab Kasandra sambil tersenyum.

Kasandra tersenyum karena tidak ingin sahabatnya sedih akan penderitaan dirinya. Sedangkan Fitri tahu kalau Kasandra tidak ingin Fitri banyak memikirkan Kasandra.

Persahabatan mereka ibarat seperti mata dan tangan di mana jika mata menangis maka tangan akan menghapus air matanya dan jika tangan terluka maka mata menangis.

Persahabatan mereka sangat tulus saling membantu di saat sahabat mengalami kesulitan. Persahabatan selalu ada di saat senang maupun di saat susah.

"Sekarang apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Fitri.

"Aku ingin pergi dari sini di mana Aku ingin pergi ke luar negri untuk membesarkan anakku dan melupakan apa yang sudah terjadi. Suatu saat nanti Aku akan kembali lagi untuk membalas dendam ke mereka." Jawab Kasandra sambil berusaha bangun dengan di bantu Fitri.

Fitri kemudian mengambil ponselnya untuk memesan tiket pesawat terbang setelah selesai Fitri menyimpan kembali ponselnya di dalam tasnya.

"Aku akan selalu mendukungmu dan Aku akan menyusulmu ke luar negri dua hari kemudian. Karena Aku akan meminta orang kepercayaanku untuk mengurus cafe dan rumahku." Ucap Fitri sambil membantu Kasandra turun dari ranjang.

"Terima kasih, kamu memang sahabat sejatiku." Ucap Kasandra terharu sambil memeluk Fitri.

"Kamu juga sahabat sejatiku. Sesama sahabat harus saling menolong di saat susah maupun senang." Ucap Fitri sambil membalas pelukan Kasandra.

Setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya kemudian Kasandra mengganti pakaian pasien dengan pakaian dress yang tadi dikenakan oleh Kasandra dan di bantu oleh Fitri.

Di tempat yang sama namun beda ruangan di mana Richard William berjalan melewati lorong rumah sakit diikuti oleh orang kepercayaannya yang bernama Felix dan beberapa para bodyguardnya.

"Tuan Muda Richard, kami mendapatkan informasi bahwa Nona Kasandra ada di rumah sakit ini." Ucap Felix.