Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Kini Mila sudah siap dengan pakaian yang begitu tapih untuk pergi interview, "Kakak yakin nggak mau aku anterin sekalian?" Tanya Mia yang sedikit khawatir dengan kondisi kesehatan kakaknya.
"Yakinlah dek, kamu nggak usah khawatir kakak baik-baik aja kok kamu sekolah yang bener biar bisa jadi orang" Ucap Mila sambil terkekeh"
"Emang nya dari dulu aku bukan orang gitu" Mia langsung melempar kakaknya dengan bantal kecil yang ada di tangannya.
Mila menangkap bantal yang di lemparkan adiknya dengan sempurna, "Kakak serius tahu dek" Kekeh Mila.
"Iyalah terserah kakak sajalah cepat berangkat sana nanti keburu telat" Usir Mia pada kakak perempuan nya.
"Yaudah kakak berangkat sekarang ya dek. Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Mila pun pergi meninggalkan rumah nya dengan ojeg online yang sudah ia pesan beberapa menit yang lalu, Mila tak membawa mobilnya karena Mila tak membawa barang-barang apapun dari rumah Hendra, Mila hanya membawa benda berharga miliknya yang ia beli dengan uangnya sendiri saja dari rumah itu.
Karena dalam surat perceraian itu Hendra tidak memberikan apapun dari harta yang Hendra miliki saat ini. Dan Mila bersyukur dengan hal itu karena Mila merasa bebas dari jeratan hutang bayar cicilan mobil setiap bulannya.
Setelah Lima belas menit akhirnya Mila sampai di perusahaan Adyaksa group. Ia langsung menemui resepsionis setelah membayar ongkos ojeknya.
"Iya kak ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis itu dengan ramah.
"Permisi saya Mila Aghata mau bertemu dengan Pak Juna untuk interview"
"Owh untuk interview mari saya antar" Sang resepsionis itu pun membawa Mila ke ruangan juna, sedangkan Mila mengikuti resepsionis itu dari belakang.
"Ini ruangan Pak Juna silahkan masuk." Ucap sang resepsionis membukakan pintu untuk Mila masuk setelah meminta ijin pada orang yang berada di dalam ruangan itu.
"Kamu terlambat lima menit, apa saya harus menerima mu sedangkan kami membutuhkan orang yang disiplin dan tepat waktu?" Tanya Juna dengan nada dingin nya, sambil mengotak-atik laptop nya tampa melihat ke arah Mila.
mioa melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Apa dia sedang tertidur, aku datang tepat waktu bahkan masih ada beberapa menit lagi waktu yang tersisa tapi mengapa dia bilang terlambat." Ucap Mila dalam hatinya.
"Maaf pak saya sudah datang sesuai dengan yang bapak janjikan melalui email"
Juna terseyum samar saat mendengar jawaban yang di lontarkan oleh wanita yang ada di hadapannya, lalu Juna pun menatap wanita yang berada di hadapannya.
"Kenapa aku seperti tidak asing lagi dengan wanita ini tapi dimana aku pernah bertemu dengannya."
"Kau cukup pintar berbicara juga, ini adalah surat tanda tangan kontrak pekerjaan baca terlebih dahulu baru putuskan untuk menandatangani nya atau tidak" Ucap juna sambil menyodorkan kertas kepada Mila.
Ini dia lakukan karena ia tidak ingin para pekerja itu langsung pergi meninggalkan pekerjaannya, seperti yang sudah-sudah dan membuat big bos nya murka padanya lagi karena di anggap tidak becus mengurus hal sepele saja.
Mila memcaca isi kontrak pekerjaan itu dengan seksama dan tidak ada hal ganjil banginya, "Jadi saya hanya menjadi asisten tuan kecil" Tanya Mila pada Juna.
"Ya. Anda akan menjadi asisten pribadi tuan kecil kami dia adalah bocah berusia lima tahun anak kecil yang manis dan pendiam, apa kau sanggup menerima pekerjaan ini" Tanya Juna dengan sedikit was-was.
Karena Mila adalah wanita yang ke dua puluh tujuh yang melamar pekerjaan di minggu ini dan juna berharap bahwa Mila mampu untuk melakukan pekerjaan nya dengan baik.
"Saya akan berusaha semampu saya pak" Jawab Mila dengan mantap. Lalu menandatangani kontrak tersebut karena Mila tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, karena kesempatan sebagus ini tidak akan datang untuk kedua kalinya pikiran Mila.
Saat Mila sedang memandangi kontrak pekerjaan bersamaan dengan itu Juna pun mendapatkan email yang dikirim oleh anak buahnya.
Dengan cepat juna pun membaca email itu dan melihat foto data diri wanita yang sedang berada di hadapannya, Juna pun kembali memeriksa nya bahwa ia tidak salah orang.
"Jadi dia adalah wanita yang sama yang di panggil mommy oleh tuan kecil, ini adalah kesempatan bagus untukku mendapatkan pujian dan bonus dari tuan Ravin"
"Apa kau sudah menandatangani nya" Tanya Juna dengan penuh semangat.
"Sudah pak" Mila pun langsung memberikan kembali kertas yang berada di tangannya pada Juna.
"Selamat bergabung bersama kami" Ucap juna menyodorkan tangannya.
Mila pun membalas jabatan tangan Juna dengan senyuman manisnya. "Mulai sekarang kau bisa langsung bekerja"
"Sekarang!" Mila sedikit terkejut ia tidak menyangka bahwa akan langsung bekerja hari ini juga.
"Iya ayo ikut dengan ku" Ajak Juna langsung keluar dari ruangan nya, sedangkan Mila hanya menurut saja ia mengikuti Juna di belakangnya, dan menaiki mobilnya melesat pergi meninggalkan perusahaan itu.
Di dalam perjalanan mereka hanya diam dan tak membicarakan hal apapun termasuk Mila. Sebenarnya Mila ingin bertanya kemana pria yang ada di sampingnya itu akan membawanya pergi.
Namun ia urungkan niatnya saat melihat Juna yang sedang pokus menyetir, setelah menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit kini mereka pun sampai di tempat tujuan.
Juna keluar dari dalam mobilnya begitu juga Mila ia merasa sangat asing dengan tempat itu, "Ayo kita masuk ke dalam" Ajak juna.
Mila pun hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Juna, Mila menatap semua yang ia lihat di sana dengan tatapan mata yang berbinar.
Mila merasa sangat terperona melihat kemegahan mansion itu, begitu megah bak kerajaan di negeri dongeng.
"Ini seperti mimpi. Andaikan aku menjadi ratu di istana ini, ahh itu adalah hal pertama konyol yang pertama kalinya aku katakan dalam hidup ini'' Kekeh Mila.
"Sadar Mila kau hanya menjadi sekretaris putra dari raja dan ratu di istana ini, bukan sekertaris lebih tepatnya untuk menjadi babysitter untuk sang pangeran karena tidak cocok sebutan sekertaris untuk anak berusia lima tahun" Gumam Mila dalam hatinya sambil terus mengetukkan jari di keningnya. Untuk menyadarkannya dari hayalan yang kini muncul di dalam benak dan pikirannya.
Juna mengerutkan keningnya saat melihat tingkah aneh wanita yang kini berjalan beriringan dengannya. Namun Juna tak mengatakan apapun karena itu tidak begitu penting bagi nya.
"Juna siapa yang kau bawa?" Tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah matang.
"Nyonya besar saya membawa seseorang untuk menjadi asisten pribadi tuan kecil" ucap juna yang sediki membungkukkan tubuhnya.
Nyonya Renata memindai Mila dari atas sampai ke bawah, "Apa kau yakin cucu kesayanganku akan setuju Juna?"
"Kita coba tanyakan langsung saja pada tuan kecil sendiri biarkan dia yang menilainya nyonya besar" Tawar Juna dengan senyuman yang mengembang di hatinya.
"Baiklah ayo ajak dia ke kamar Kenzo" Ucap nyonya Renata sambil berjalan terlebih dahulu di ikuti Juna dan Mila di belakangnya.
Bersambung
aduhh/Facepalm//Grimace/