Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Enam Belas
Di sudut yang sunyi dari salah satu kafe, suara mesin espresso berdecit lembut, bercampur dengan aroma kopi yang menggoda hidung. Cecil menatap secangkir cappuccino yang sudah dingin di depannya. Hatinya berdebar, tak tahu bagaimana kelanjutan hidupnya setelah semua yang terjadi. Dalam balutan pakaian kasual, dia terlihat seperti wanita normal, tetapi di dalam hatinya, rasa cemas dan ketakutan menggulung menjadi satu.
Tetapi sekarang, semua harapannya bergantung pada satu orang: Kevin. Mereka sudah tidak ada komunikasi sejak kata putus itu terucap. Cecil tidak ingin memunculkan masa lalu yang pahit, tetapi ancaman kejam itu terus menghantuinya. Kevin memiliki video itu, video yang dapat menghancurkan reputasinya—dan dia tahu itu.
Tiba-tiba, pintu kafe berderit terbuka. Seorang pria dengan jaket kulit hitam memasuki ruangan, dan pandangan Cecil langsung terpaku pada sosok tersebut. Kevin. Dengan rambutnya yang berantakan dan tatapan tajam, Kevin terlihat lebih dewasa dan lebih tidak terduga dibandingkan terakhir kali mereka bertemu.
“Cecil,” ucapnya, mendekat sambil tersenyum sinis. “Aku tahu kamu pasti akan menghubungiku.”
Cecil berusaha tersenyum, tetapi suaranya bergetar. “Kevin, terima kasih sudah datang.”
“Mungkin ini bukan tempat terbaik untuk bertemu, tapi cukup aman, kan?” Kevin menyilangkan tangan, memberi sinyal bahwa dia tidak sepenuhnya setuju tapi mau mencoba.
Cecil mendesah perlahan, “Aku … aku ingin mendiskusikan video itu. Tolong, Kevin. Aku mohon hapus itu dari ponselmu!"
Kevin menyandarkan punggungnya ke dinding. “Kau tahu tidak semudah itu, Cecil. Apa kau ingin menghapus bagian dari hidupmu yang tidak kau sukai?”
“Bukan seperti itu.” Cecil mulai tertegun. “Itu bukan hanya tentang aku. Ini tentang masa depan dan reputasiku.”
“Reputasi?” Kevin melemparkan tatapan tajam. “Bagaimana dengan semua yang kau lakukan untuk menjauh dariku? Kau pikir aku bisa melupakan semua itu hanya karena kau merasa terancam?”
Cecil menggigit bibirnya, menelan rasa sakit yang menyengat. “Kevin, tolong. Aku tidak ingin berdebat. Aku hanya ingin melanjutkan hidupku.”
Kevin tersenyum dengan miris. “Kau takkan bisa melanjutkan hidupmu tanpa menyentuh masa lalu, Cecil. Dan aku adalah bagian dari masa lalu itu.”
Cecil tahu bahwa Kevin benar, tetapi dia tidak dapat membiarkan dirinya terjebak dalam perasaan nostalgia yang menyakitkan itu.
“Kevin, aku ingin kita menyudahi hubungan ini dengan baik-baik tanpa ada permusuhan."
“Lalu apa yang kau mau? Agar aku menghapus video itu dan melupakan semuanya?” Kevin melangkah mendekat, “Apa kau mau kembali bersamaku? Apakah itu yang kau inginkan?”
Cecil tersentak, hati dan pikirannya berkelahi dengan sengit. “Kevin, itu bukan alasan. Aku hanya ingin … aku ingin kita saling melupakan dan melepaskan. Kita bisa mencari kebahagiaan masing-masing."
“Jadi begitu? Hidupmu tak bahagia denganku?” Kevin berdiri tegak, seolah menarik jarak emosional di antara mereka. “Apa kau lupa dengan ucapanmu, jika kau bahagia sejak berhubungan denganku, dan aku adalah satu-satunya orang yang mengerti kamu."
“Ini bukan mengenai kebahagiaan yang pernah aku katakan. Kita sepertinya bukan pasangan yang sesuai.” Cecil merintih, merasa mulai putus asa. “Aku hanya minta tolong. Mari kita singkirkan semua ini, dan hidup masing-masing.”
Kevin menggelengkan kepalanya. “Maaf, Cecil. Kau tidak ingin kembali padaku, tetapi masih ingin semuanya berfungsi seperti biasa. Kau hanya ingin kebahagiaanmu sendiri. Apa semua ini karena desakan dari mamamu. Dia yang minta kita pisah'kan?"
Dia menundukkan kepalanya, tidak bisa menangkal air mata yang mulai menetes. “Kevin, aku mohon. Hubungan kita tak bisa diteruskan. Dan ini tak ada sangkut pautnya dengan mama."
Kevin melihatnya dengan tatapan penuh keprihatinan, tetapi tidak ada tanda-tanda kelemahan dalam nada suaranya. “Apa yang akan aku dapatkan jika aku menghapus video itu?”
Cecil menatapnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. “Kita akan tetap bisa berhubungan sebagai sahabat. Tidak dendam dan saling memaafkan. Kita bisa melanjutkan hidup masing-masing, mencari kebahagiaan masing-masing."
Kevin tertawa sumbang. Dia menatap Cecil dengan tatapan tajam. Dalam hatinya berkata jika dia harus bisa membuat Cecil kembali lagi.
"Katakan saja jika kau sudah ada pengganti. Kau sengaja menuduhku yang berselingkuh padahal dirimu lah yang mendua!"
"Aku tak pernah menduakan kamu. Aku ingin putus hanya karena merasa hubungan yang kita jalani selama ini tak sehat."
Kevin berpikir sejenak, lalu berkata. “Jadi kamu merasa selama ini aku telah melakukan kekejaman padamu? Apa yang aku lakukan sehingga kamu merasa begitu? Apakah aku ini memang tak ada artinya bagimu?" tanya Kevin. Dia tak bisa menerima ucapan Cecil.
Cecil merasakan sakit yang dalam dalam hatinya. Mereka memang memiliki banyak kenangan bersama—kenangan manis dan pahit. Kenangan di mana Kevin adalah orang pertama yang bisa mengerti dirinya. Kevin tempatnya berbagi cerita.
Kevin melanjutkan, “Jika aku menghapus video itu, apa kau ingin kembali padaku?”
“Kevin,” suara Cecil hampir bisik, “aku tidak bisa begitu saja kembali seperti semula.”
“Jadi, kau ingin aku menghapusnya tanpa ada imbalan? Dan sebaliknya, aku hanya akan menjadi orang yang kau kenali ketika kau membutuhkan sesuatu?” Kevin logis, tetapi dalam matanya, terlihat ada harapan yang mungkin tersisa.
“Mungkin kita bisa …” Cecil mencoba berpikir dengan jernih. “Mungkin kita bisa berunding. Katakan saja apa yang kamu inginkan dariku?"
Cecil terpaksa mengatakan itu. Mungkin Kevin akan mempertimbangkan ucapannya. Jika memang pria itu mengharapkan balasan berupa uang, untuk menghapus video itu, dia akan memberinya, berapa pun yang diminta.
Tanpa Kevin tahu, seseorang mengamati mereka berdua dari jarak yang tak begitu jauh. Athalla yang baru datang karena ada kepentingan lain, terkejut melihat pria yang bersama Cecil.
"Jadi kekasih Cecil adalah Bang Kevin?" tanya Athalla pada dirinya sendiri.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...