NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:842.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran

Sudah dijelaskan panjang lebar tapi tak membuat Marcell percaya begitu saja akan ucapannya. Dia masih terngiang-ngiang oleh perkataan seseorang yang sudah memberinya bukti bahwa mantan istrinya itu benar-benar sudah selingkuh di belakangnya.

"Tidak usah terlalu banyak sumpah Vina, kalau orang banyak bersumpah hidupnya tidak akan pernah tenang. Lebih baik akui saja laki-laki mana yang sudah menidurimu waktu itu. Apa kau pikir aku percaya begitu saja setelah kau memberikan penjelasan palsu padaku? Tidak, aku tidak percaya sama sekali dengan penjelasanmu itu. Nyata-nyata aku sudah memiliki bukti kalau kau benar-benar sudah selingkuh dan tidur dengan laki-laki lain. Nyesel aku sudah menikahimu!"

Berkali-kali Marcell mengutarakan penyesalannya karena sudah mengenali dan menikahinya, dan itu cukup menyakitkan bagi Devina, tapi ia berusaha untuk terlihat tegar dan baik-baik saja di depan Marcell.

"Maafkan aku karena sudah membuatmu menyesal. Tapi kalau boleh tahu, bukti apa yang sudah kau miliki hingga membuatmu begitu yakin kalau aku sudah menghianatimu?"

Awalnya Devina masih bersikap formal dan menghormati mantan suami sebagai bosnya, tapi lama-lama ia jenggah juga memanggil 'anda' pada mantan suaminya.

"Ya tentu saja aku memiliki buktinya! Tunggulah di sini, jangan kemana-mana, aku akan carikan bukti yang mengarah semuanya padamu! Aku yakin setelah ini kau tidak bisa mengelaknya."

"Oke."

Devina yang merasa tidak bersalah, dia bersedia untuk menerima bukti-bukti yang dituduhkan oleh mantan suaminya. Dia sendiri juga dibuat penasaran dengan bukti-bukti yang dilayangkan padanya.

'Aku yakin sekali bahwa bukti itu palsu. Sumpah demi apapun aku tidak pernah berbuat keji dan berniat untuk membohonginya.'

"Ini buktinya." Marcell melemparkan empat lembar foto di atas meja dan meminta Devina untuk melihatnya.

Devina melangkahkan kakinya menuju meja dan mengambil lembaran foto yang bergambarkan dirinya tengah bersama seorang pria dalam keadaan tidak memakai pakaian tidur di atas ranjang tertutupkan selimut setengah badan.

"Astaga!! Ini gambarku? Jadi gambar ini yang membuatmu menceraikanku tanpa meminta penjelasan terlebih dulu dariku?"

Devina bahkan tidak yakin sama sekali jika wanita yang tengah tidur di atas ranjang itu adalah dirinya. Ia sangat yakin seseorang telah mengedit foto itu sedetail mungkin, hingga sulit untuk dibedakan antara editan atau benar-benar foto asli.

"Iya, aku rasa tidak ada yang perlu dijelaskan, karena semuanya udah jelas kan, kalau itu foto kamu? Udahlah, nggak usah mengelak lagi, ini benar-benar udah nyata! Mau alasan apalagi kamu?"

"Bukannya aku mengelak, tapi aku sangatlah tidak yakin kalau wanita ini adalah diriku. Bahkan aku tidak mengenali siapa pria ini. Kenapa kau langsung menuduhku telah berselingkuh dengan pria ini?"

Marcell berdecih. "Cih! Masih juga beralasan tidak mengenal. Jelas-jelas pria ini adalah temanku sejak kecil. Selama ini kami selalu bersama ,dan kamu pernah aku kenalkan padanya. Di sini kamu bilang tidak mengenali pria itu, sangat mustahil sekali kalau aku salah orang. Akui saja kesalahanmu, sudah berapa kali kau tidur bersamanya selama aku tidak ada bersamamu!'

Dengan jengkelnya Devina langsung menjawab. "Mungkin sudah ada lebih dari 50 kali aku tidur bersamanya, dan juga bersama pria lain tanpa sepengetahuanmu."

Masa bodoh Marcell bertambah marah. Pria itu sudah tidak lagi mempercayai ucapannya, lantas untuk apa bicara jujur tapi diabaikan.

Devina menatap salah satu gambar yang terlihat vulgar yang siapapun pasti akan jijik melihatnya. Dia sangat yakin gambar itu benar-benar dibuat seperti nyata hanya untuk mengelabui Marcell agar hubungan rumahnya berantakan.

"Sekarang aku tanya sama kamu, yang memberimu gambar seperti ini, itu siapa?"

"Nggak ada pentingnya kamu tahu siapa yang sudah memberiku gambar itu, tapi yang jelas kamu sudah mengakuinya bahwa kamu benar-benar tidur sama laki-laki ini. Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Mama, kalau kamu itu benar-benar wanita yang tidak tahu diri dan tidak tahu malu."

Refleks Devina melebarkan tatapannya saat mendengar satu kata yang keluar dari mulut mantan suaminya. Mertuanya orang yang sudah membuat hidupnya hancur dan sama-sama menderita sampai saat ini.

"Oh, jadi ini semua ulah orang tuamu? Pantas saja kau begitu membelanya dan tidak mengakui siapa yang sudah memberikan foto palsu ini padamu," ucapnya dengan melemparkan empat kertas yang diduga kuat itu adalah gambarnya.

Selama ini hubungan Devina dengan orang tua Marcell memang kurang baik, bahkan orang tua Marcell tidak pernah setuju saat Marcell hendak melamarnya, tapi karena Marcell  sangat mencintainya, ia menentang orang tuanya dan menikahinya tanpa mendapatkan restu.

"Aku sarankan padamu, lebih baik kau tanyakan lagi pada orang tuamu, tentang kebenaran foto ini, maksudnya palsu atau asli. Kau juga bisa menanyakannya pada fotografer handal. Kau bisa membenciku sebenci-bencinya kalau memang foto ini terbukti nyata, kalau aku sudah membodohimu selama ini."

Dengan mengusap air matanya yang mengalir, Devina berniat untuk resign dari pekerjaannya yang belum genap satu hari.

"Sepertinya aku tidak bisa bekerja sama denganmu. Aku tidak ingin di antara kita saling terluka, karena sudah memendam kebencian yang tidak ada ujungnya. Aku rasa kau sendiri juga tidak ingin kupermalukan di depan karyawanmu kan? Aku sendiri juga demikian. Aku tidak ingin direndahkan seperti ini oleh atasanku. Aku tidak ingin dipermalukan di depan orang banyak karena perbuatan yang tidak pernah aku lakukan. Aku sangat yakin ini semua hanya rekayasa orang tuamu untuk menjatuhkanku."

Dengan helaan napas tertahan yang menyekat di tenggorokan, Devina pun berpamitan.

"Sekarang aku mau pamit. Aku tidak nyaman bekerja denganmu dan aku akan mencari pekerjaan lain yang bisa menghargaiku. Anggap saja kita tidak berjodoh, dan aku harap kau tidak perlu menemuiku lagi. Sekarang kau sudah bebas untuk memilih. Jika dulu kau salah memilih seorang wanita untuk kau jadikan pasanganmu, maka sekarang kau harus lebih berhati-hati lagi. Jangan pilih wanita sepertiku, karena wanita sepertiku tidak layak untuk dijadikan pendamping. Atau lebih baik jika kau menuruti keinginan orang tuamu untuk dijodohkan dengan wanita pilihannya."

Tidak bisa menahan air matanya Devina pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Marcell. Dia menangis dengan berlari keluar lebih kantor tanpa menghiraukan tatapan dari semua orang yang bekerja di situ.

Marcell jadi salah tingkah saat ditinggalkan oleh Devina. Dia langsung berjongkok untuk memunguti kembali foto-foto yang membuat hatinya terluka, tapi ia akan mencari tahu secara detail tentang kebenarannya.

"Apa benarnya yang dikatakan Devina jika foto ini hanya rekayasa? Jika foto ini memang rekayasa, Mama lah yang harus mempertanggungjawabkannya. Tapi kenapa juga Mama tega melakukan ini semua padaku? Apa Aku ini masih kurang baik untuk keluargaku, hingga Mama tega memfitnah istriku dan membuat hidupku hancur?"

1
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
Rossyana Devi
kok jadi salah ibunya sih,padahal dalam mendidik anak bapaknya juga punya peranan penting
lusi edward
kesian punya suami egois gitu
ardiana dili
lanjut
dyah EkaPratiwi
Kog jadi salah mommynya mendidik anak itu tanggung jawab kedua orang tua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!