Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Farel dan Rayyan kini kedua nya sudah tampak semakin akrab , bahkan Rayyan sangat manja dengan Farel .
"Rayyan seneng banget deh di perhatiin terus sama om Farel" ucap bocah itu sambil menatap ke arah Farel yang tengah menyusun mainan robot-robot tan nya .
Farel tersenyum , "om sayang banget sama Rayyan "
"Bahkan om lebih sayang sama aku , ketimbang Abi . Abi selama Umi pindah di rumah ini enggak sama sekali jenguk Rayyan , jumpa juga enggak pernah negur , malah sayang sama Zahra nya. " Rayyan menundukkan kepala nya . Ada rasa sedih di dalam hati nya , ketika menyadari sikap Arsyad beberapa Minggu ini .
Farel menghentikan kegiatan nya , lalu mendekati Rayyan , memeluk tubuh putra nya itu dengan erat . Ingin sekali Farel mengatakan jika diri nya lah Abi dari Rayyan , bukan Arsyad . Namun diri nya belum siap . Farel belum siap , takut Rayyan membenci nya .
"Udah dong , jagoan om masa nangis , yuk kita main lagi , mumpung belum Maghrib " Ucap Farel .
Rayyan mengangguk kan kepala nya , wajah suram nya telah berganti dengan bahagia...
Tidak lama Farel teringat sesuatu , dan pamit kepada Rayyan . Rayyan awal nya tidak ingin Farel pergi , namun karena Farel berjanji akan menemani nya nanti malam bermain lagi , Rayyan akhirnya membiarkan Farel pergi , menyelesaikan urusan nya terlebih dulu .
"Janji ya om , nanti main lagi " ucap Rayyan .
Farel mengangguk kan kepala nya. "Janji sayang , om pergi dulu sebentar ya" pamit Farel lalu melangkah kan kaki nya pergi ,
Rayyan mengangguk kan kepala nya , sambil menatap punggung Farel ..
"Andai saja Abi aku om Farel . Pasti aku seneng banget "
______
Arsyad yang tengah berada di jalan tidak henti-henti nya menyunggingkan senyuman nya . Arsyad tidak sabar melihat wajah bahagia sang istri ketika diri nya memberikan surprise nanti ...
"Pasti ngambek ini , sampe di telpon enggak di angkat " monolog nya seorang diri .
Tidak lama mobil yang di kemudikan oleh Arsyad telah sampai di pondok pasantren Al - Husein .
Arsyad turun setelah itu langsung melangkah kan kaki nya menuju ke rumah nya .
Namun di pertengahan perjalanan , tepat di tempat yang agak sepi , Arsyad tidak sengaja bertemu dengan Dila .
Arsyad sama sekali menghiraukan Dila , Arsyad tetap berjalan seolah tidak melihat siapa pun .
"Mas " panggil Dila . Namun tetap di abaikan oleh Arsyad .
"Mas , aku mau bicara " ucap nya lagi , namun masih di abaikan oleh Arsyad , Arsyad masih terus melangkah kan kakinya . Dila dengan setia terus mengikuti Arsyad .
"Mas , apa enggak ada kesempatan lagi buat aku ? Apa aku udah buat kesalahan besar , sampai kamu bersikap seperti ini ke aku ? Tolong jawab mas . Tolong jawab pertanyaan aku "
Arsyad menghembuskan nafas nya kasar , lalu membalikkan tubuh nya , tapi tidak menatap Dila sama sekali .
"Kamu bahkan sudah tau apa kesalahan yang kamu perbuat " sahut Arsyad dingin .
"Tapi , aku sudah berulang kali minta maaf mas "
"Aku sudah memaafkan mu"
"Lantas kenapa kamu tidak memberikan aku kesempatan ?"
"Dila , walaupun kamu sedikit pun tidak melakukan kesalahan , kita tetap tidak bisa bersama . Karena aku sudah berjanji kepada Farel akan mengembalikan mu jika dia sudah kembali . Tugas ku sudah selesai . Farel sudah kembali , dan dia lah yang akan melindungi mu"
Dila menggeleng kan kepala nya kuat .
"Aku enggak mau mas . Aku enggak cinta sama Farel ."
Arsyad tersenyum miring . "Dan kamu tau itu , sulit bukan hidup bersama dengan orang yang tidak kamu cintai , aku juga merasakan itu Dila , aku merasakan itu 2 tahun yang lalu . Tapi karena ketidakberdayaan ku , aku harus tatap menahan nya . Dan sekarang . Aku tidak akan mengulangi nya" setelah mengatakan hal tersebut , Arsyad langsung pergi meninggalkan Dila yang terisak menangis .
Farel yang ingin menemui Arsyad , urung , dan lebih memilih diam tidak jauh dari kedua nya , dan sedari tadi mendengar obrolan mereka , hanya bisa menghela nafas nya kasar . Tidak tau cara nya bagaimana lagi untuk meyakinkan hati Dila .
_____
"Lydia !!" Pekik umi Aisyah ketika melihat sang menantu sudah tidak sadarkan diri di depan ruangan keluarga.
Umi Aisyah sampai tergopoh-gopoh berlari , lalu meletakkan sembarangan rantang yang berisi makanan untuk Lydia ..
"Ya Allah nak , kenapa kamu sayang ?" Umi Aisyah menggoyang-goyangkan tubuh Lydia , namun Lydia tidak bangun .
"Lydia sayang , bangun nak "
"Assalamualaikum sayang --" Arsyad yang baru saja tiba , langsung berlari menuju umi Aisyah yang tengah menangis sambil menggoyang-goyangkan tubuh istri nya .
"Umi , Lydia kenapa ?" Tanya Arsyad .
Umi Aisyah menggeleng kan kepala nya . "Umi enggak tau Syad . Tadi umi baru tiba , eh Lydia nya malah udah kayak gini. Udah umi bangun kan juga tapi enggak bangun-bangun " isak umi Aisyah .
Arsyad lalu menarik tubuh sang istri lalu merengkuh nya dengan erat . "Sayang hei .." panggil nya .
"Lydia "
"Bunda , "
Zahra berlari ketika mendengar suara ribut dari ruang depan , Zahra baru saja siap mandi , ingin mencari bunda nya.
"Nenek, bunda kenapa ?" Tanya Zahra yang melihat Lydia diam saja di peluk Arsyad .
Umi Aisyah memeluk tubuh Zahra . "nenek juga enggak tau sayang , kita doakan saja ya , bunda kamu baik-baik saja " ucap umi Aisyah .
"Sayang hei "
"Syad, telpon dokter " ucap umi Aisyah .
Arsyad mengangguk kan kepala nya , lalu tangan nya hendak meraih ponsel yang ada di saku nya , namun suara lenguhan Lydia menghentikan pergerakan nya . Lydia nya perlahan membuka kedua kelopak mata nya .
"Sayang , kamu kenapa ?" Tanya Arsyad .
Lydia menguap , lalu menatap Umi Aisyah dan Zahra yang menangis , "umi sama Zahra kenapa ?" Tanya Lydia mengabaikan pertanyaan Arsyad .
Arsyad menghembuskan nafas nya kasar . "Umi sama Zahra nangis , karena lihat kamu enggak sadarkan diri sayang" sahut Arsyad .
"Lah , kok nangis . Umi , Zahra , Lydia cuman ketiduran maaf ya . Tadi entah kenapa , tiba-tiba Lydia ngantuk banget , jadi nya tidur di sini . Maaf banget "
Ucapan Lydia membuat semua nya melongo , karena selama sebulan lebih ini , baru kali ini mereka melihat tingkah aneh Lydia . Apa lagi Arsyad .
"Kamu biasa nya kalau tidur juga di bangunin bangun . Ini tadi udah aku bangunin tapi enggak bangun-bangun"
Lydia menggeleng kan kepala nya . "Aku juga enggak tau bang . Tadi tiba-tiba ngantuk berat banget , . Aku enggak denger tuh suara kamu manggilin aku" ucap Lydia .
Umi Aisyah mendekat ke arah Lydia . Mengelus kepala sang menantu dengan sayang . "Enggak apa-apa , yang penting kamu baik-baik saja . Oiya , ini umi bawakin makanan kamu makan ya " Umi Aisyah mengambil rantang nya tadi .
"Makasih umi"
"Iya sayang. , Kamu cuci muka dulu , umi siapkan makanan nya "
Lydia mengangguk kan kepala nya , lalu berjalan dengan Arsyad masuk ke dalam kamar ..
Sedangkan umi Aisyah dan Zahra masuk ke dapur menyusun makanan yang di bawa umi Aisyah tadi .
___
"Loh , ini kok ada mie ayam nek , " ucap Zahra yang melihat mie ayam di atas meja, tapi sama sekali belum di sentuh ,
Ya Lydia tadi belum sempat makan mie ayam itu , karena rasa kantuk yang menyerang nya tiba-tiba tadi . Entah lah , mungkin itu faktor dari kehamilan nya .
"Mungkin bunda kamu yang beli " sahut umi Aisyah yang masih sibuk menyusun makanan .
"Zahra makan ya nek . Zahra pengen banget makan mie ayam , udah lama banget" ucap Zahra .
Umi Aisyah mengangguk kan kepala nya . "Makan lah Zahra . Nanti kalau bunda mu pengen lagi , biar Abi Arsyad yang belikan lagi"
Zahra tersenyum , lalu meraih sendok yang ada di samping mangkuk dan menyantap mie ayam tersebut dengan lahap ....
ayo tunjuk jari
so sweet bayangin Arsyad sama Lidya
Farel menitipkan mu dan Rayyan sudah saatnya kembali ke ayah