tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibentak
Akhirnya waktu yang di nanti-nanti oleh Alena pun tiba di mana sekarang waktu menunjukan pukul 11 malam, Alena sudah siap menunggu di sofa, dia juga sudah menyetel fim horror, Wanita itu tinggal menunggu ayah angkatnya untuk keluar dari kamar.
15 menit berlalu, akhirnya pintu kamar Darius terbuka, lelaki itu keluar dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek saja, dan tentu saja tangan Alena meronta-ronta ingin memegang otot perut ayah angkatnya yang terlihat sangat menggoda.
‘’Maaf, papa ketiduran,’’ ucap Darius Ketika menghampiri Alena di sofa, lelaki itu mendudukan diri di sofa, hingga Alena langsung beringsut maju ke samping Darius, tentu saja Alena memepet pada tubuh ayang angkatnya.
‘’Jika kau takut, kenapa kau mengajak papa menonton film horror?” tanya Darius, Ketika Alena memepet tubuhnya, bahkan dengan entengnya Darius langsung merangkul bahu putri angkatnya tentu saja dia melakukannya karena naluri seorang ayah.
‘’Papa, apa papa akan ….” Tiba Alena menghentikan niatnya Ketika mendengar suara ponsel Darius yang berbunyi, hingga Darius langusng mengambil ponsel dari atas meja.
“Hallo, Capt,’’ ucap Darius Ketika sudah mengangkat panggilan dari kaptennya.
‘’Apa, pengamanan.’’ Darius berbicara dengan terkejut, dia langsung melihat Alena, yang tampak cemberut.
Alena begitu dongkol ketika tau bahwa dia akan di tinggalkan. Tentu saja dia kesal karena rencana yang sudah dia susun rapih tidak bisa dia lakukan, karena dia yakin setelah ini sang ayah akan pergi meninggalkannya untuk Dinas.
"Alena papa ....." Rasanya Darius tidak tega, apalagi melihat raut wajah Alena yang kesal.
"Ingat Alena, kau tidak boleh menyebalkan di depan papa Darius." Alena membatin. Gadis remaja itu dengan cepat menormalkan ekspresinya.
"Baiklah jika papa ingin bertugas," jawab Alena sambil memaksakan senyumnya. Hingga Darius menghela nafas lega, karena ternyata putrinya tidak merajuk.
"Ya sudah, papa pergi sekarang, kabari papa jika ada apa pun." Darius pun bangkit dari duduknya, kemudian mengelus rambut Alena, lalu setelah itu Darius pun berjalan ke arah kamar untuk mengganti pakaiannya dengan seragam.
Dan karena kesal, Alena langsung mematikan saluran TV yang sudah dia nyalakan, kemudian gadis remaja itu memutuskan untuk pergi ke kamarnya, karena rasanya dia begitu sesak jika harus melihat Darius pergi dari apartemen.
1 bulan kemudian
Alena yang baru saja akan mencuci kotak bekal yang dipakai oleh Darius mengerutkan keningnya ketika melihat noda lipstik di sendok yang di pakai bekal Darius. wanita itu terdiam cukup lama dan berpikir kenapa sendok yang dia bawa untuk bekal sang ayah ada noda lipstik, pertanda yang memakan bekal buatannya bukan Darius melainkan orang lain, dan pasti itu seorang wanita.
Ketika menyadari itu, rasa nyeri langsung menghantam diri Alena. Selain nyeri karena berpikir bahwa Darius dekat dengan wanita lain, dia juga tidak terima bekalnya dimakan oleh wanita lain.
Seketika Alena melemparkan sendok ke wastafel kemudian dia berjalan dengan emosi ke arah kamar ayahnya.
"Papa ... Papa!" Alena mengetuk pintu kamar Darius dengan sangat kencang, hingga beberapa saat berlalu pintu kamar Darius terbuka. Muncul sosok Darius yang sepertinya baru saja memejamkan matanya tapi terbangun lagi oleh Alena, bahkan wajah lelaki itu terlihat sangat kelelahan karena sedari tadi pagi, Darius melakukan tugas yang berat.
"Kenapa Alena?" Tanya Darius yang masih berusaha bersikap lemah lembut pada Putri.
"Papa apa bekal buatanku di makan oleh orang lain?" Tanya Alena dengan berapi-api.
"Em itu ....." Darius bingung harus menjawab apa, tadi arleta membuatkan bekal untuknya dan karena tidak tega, akhirnya Darius memakan makanan buatan arleta dan bekal buatan Alena dimakan oleh arleta.
"Jawab papa ....."
"Papa minta maaf, tadi papa tugas di luar dan tidak membawa bekalmu, jadi karena bekal itu sudah dingin, papa berikan untuk teman papa."
"Apa, bagaimana mungkin papa memberikan bekal itu pada teman papa, apa papa tahu aku membuatkannya dengan susah payah, aku bangun pagi hari untuk membuatkan itu lalu ....."
"Alena!"
Tiba-tiba Alena menghentikan ucapannya, tubuhnya tersentak kaget kala Darius membentaknya. Darius benar-benar dalam keadaan lelah, dia hanya ingin beristirahat dan ketika Alena terus berbicara sambil berapi-api tentu saja Darius terpancing emosi.
Sedangkan Alena, langsung merasakan dunianya menggelap, untuk pertama kalinya dalam hidup Darius membentaknya.
"Papa ....." Alena menatap tak percaya pada lelaki di depannya ini, tentu saja kehancurannya semakin menjadi-jadi. Darius mengusap wajah kasar, sungguh dia tidak ada tenaga untuk meladeni ucapan Alena.
"Papa sedang lelah Alena, kita bahas ini nanti." Karena sudah tidak bisa menahan rasa lelah, akhirnya Darius pun langsung menutup pintu meninggalkan Alena dengan hati yang hancur.
"Di-dia membentakku," Alena bergumam dengan pelan, dan sedetik kemudian tangis wanita itu langsung turun. Dia hancur karena yang memakan bekal buatannya bukan ayahnya melainkan seorang wanita, dan kehancurannya semakin bertambah ketika Darius membentaknya.
Dengan langkah yang perlahan Alena pun berbalik kemudian dia langsung menundukkan diri jadi sofa lalu menangis sesegukan.
Komennnya mana sih gayssss
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/