Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Hot Daddy
Sepeninggalan Arina dan Astrid, Farid mengajak anak- anak Arin untuk bermain diruang keluarga sekaligus bisa nonton disitu.
"Ayo anak sholeh dan sholeha nya bunda, kita main didalam yuk sambil nonton kartun mau?" tanya Farid
"Ayo dek kita kedalam sama om Farid biar bisa nonton kan tidak pernah lagi nonton dirumah" ajak Gala sekaligus keceplosan bilang tidak pernah lagi nonton dirumah, sehingga membuat Mama dan Farid jadi saling memandang, dan sepertinya memiliki pertanyaan yang sama didalam hati mereka....kenapa bisa????
Ya namanya anak kecil pastilah masih polos dalam segala hal, jadi belum terlalu mengerti apakah yang dia bicarakan itu harus dijaga...namun dalam hal ini sepertinya Gala merasa sudah salah bicara, sehingga dia langsung terdiam saat Farid bertanya kepadanya.
"Kenapa tidak pernah nonton sayang?apa televisi dirumah rusak ya?" tanya Farid ke Gala namun Gala hanya diam sambil menunduk, namun tiba-tiba Rumi anak perempuan Arina yang langsung menjawab.
"Televisinya tidak rusak om, tapi Ayah dirumah kalo kita nonton suka marah banyak-banyak, katanya nanti listriknya habis nah listrik itu katanya ayah yang beli" dengan suara cadelnya Rumi menjelaskan ke Farid, sedangkan mama dan Farid yang mendengarkan sangat terkejut, dan merasa sangat miris sekali kehidupan Arina ternyata, tanpa terasa air mata mama kembali menetes, sedangkan Farid merasa sangat jengkel kelihatan dari wajahnya yang menegang, dan tangannya mengepal.
Lain hal lagi dengan Gala, karena ucapan adiknya dia langsung memegang tangan Rumi, terus memberi kode ke Rumi agar diam dengan menaruh jari telunjuknya dimulutnya.
Ternyata kehidupan Arina selama ini sangatlah miris, dan dampaknya juga ke anak-anak mereka, namun Arina perempuan yang kuat sampai bisa bertahan hingga sekarang, namun Farid tidak mau menambah beban pikiran anak-anak Arina, khususnya Gala yang sedikit banyaknya sudah sangat mengerti dengan keadaan yang terjadi, sehingga dia langsung mengajak ketiga anak Arina masuk kedalam.
"Mama aku kedalam ya bawa anak-anak biar bisa nonton sambil main diruang keluarga" pamit Farid ke mamanya yang masih terdiam ditempatnya karena memikirkan tadi ucapan Rumi.
"Iya nak bawalah mereka kedalam, mama akan masak biar nanti Arina dan anak-anaknya bisa makan siang dulu baru mereka pulang" sahut mamanya
Farid dan anak-anak Arina menuju ruang keluarga, dan Farid langsung menyalahkan televisi dan memutar siaran yang ada film kartun, Farid mengambil juga camilan yang ada dimeja ruang tamu, agar anak-anak bisa nonton sambil ngemil begitu menurut pemikiran Farid, namun ternyata anak-anak hanya asyik nonton sambil bermain lego, hanya Gala yang sepertinya tidak fokus menonton tapi lebih banyak melamunnya.
"Kakak Gala kenapa nak, ndak suka film nya ya?" tanya Farid dan melihat ada kesedihan diajak anak tersebut.
"Suka kok om" jawabnya singkat tapi Farid tahu anak itu tidak fokus karena ada yang dia pikirkan.
"Kasihan sekali kamu nak, masih kecil tapi sudah merasakan beban mental karena sikap orang dewasa, dan itu adalah ayah kamu sendiri, pastinya trauma itu akan dia bawa sampe dewasa" ucap Farid dalam hatinya.
"Siapa tau kakak Gala ngantuk boleh kok baring saja disofa itu sayang, om ambilkan bantal ya?" tanya Farid ke Gala
"Tidak kok om, Gala tidak ngantuk, Gala mau jaga adik- adik nanti mereka kesana kemari kalau tidak dijaga om" jawab Gala.
"Ya sudah om temani ya disini jaga adik-adik" sahut Farid
"Kakak adek Al haus mau minum" tiba-tiba si bungsu anak Arina minta minum ke Gala
"Si ganteng haus ya nak...tunggu ya om ambilkan air minum nya" Farid yang menjawab sambil berlalu kedapur untuk mengambil air putih dan tidak beberapa lama farid sudah kembali dengan membawa tiga gelas air putih sekalian buat gala dan rumi juga.
"Ini sayang diminum...Gala sama Rumi kalo haus ini Om ambilkan juga ya" sahut Farid sambil memberi minum ke Al.
"Iya om nanti Gala minum" jawab Gala
"Om boleh tidak Al makan kue itu" dengan suara cadelnya Al meminta kue yang tadi Farid ambil diruang tamu.
"Adek tidak boleh ya" jawab Gala sambil mengelengkan kepalanya
"Eh boleh kok nak...Gala tidak boleh begitu sama adeknya, ini memang untuk mau dimakan nak dan om sengaja bawa kesini biar kalian biasa makan" jawab Farid sambil tersenyum, dan mengambilkan kue tersebut untuk Al dan memberikannya, namun Al masih ragu untuk mengambilnya, dan melihat kearah kakaknya seolah minta persetujuan boleh atau tidak.
"Ini dimakan sayang tidak usah lihat ke kakak Gala, kakak Gala tidak marah kok, iya kan kakak Gala?' tanya Farid ke Gala sambil mengedipkan matanya ke Gala agar mau mengiyakan perkataan Farid.
"Iya dek boleh tapi jangan banyak-banyak ya...satu saja cukup" akhirnya Gala mengiyakan namun masih pake tapi juga.
"Ya tidak juga begitu dong kaka Gala, di habiskan juga tidak apa-apa nak" ucap Farid gemas dengan Gala yang selalu melarang adeknya.
"Kata Bunda kita tidak boleh berlebihan, dan harus sopan dirumah orang om, begitu juga kalo makan tidak boleh berlebihan itu tidak baik karena yang tidak baik itu temannya setan" jawab Gala
"MasyaAllah....Bunda kalian benar-benar mendidik kalian jadi anak yang pintar, sholeh dan sholeha nak" salut Farid kepada Arina karena sudah menanamkan pendidikan agama sejak dini.
Akhirnya terjadilah perbincangan antara Farid dan Gala, dengan bahan pembicaraan mereka berdua yang ringan-ringan mengenai sekolah, teman-teman dan sedikit bercerita tentang Bundanya, yang menurut Gala Bundanya adalah perempuan yang hebat dan kuat, karena masih bisa tersenyum dan tertawa dikondisi tertekan seperti sekarang.
"Kamu memang perempuan hebat Rin...perempuan yang kuat dan penuh kasih sayang...aku sangat salut padamu" monolog Farid dalam hatinya
Tanpa terasa karena keasyikan bercerita sambil nonton, dan bermain dengan anak-anak Arina, mereka berempat tertidur dengan posisi Al dan Rumi menjadikan paha farid menjadi bantal sedangkan Farid tertidur sambil duduk, sementara Gala tertidur dikarpet dibawah, karena tadi sempat turun dari sofa karena ikut menonton sambil berbaring.
Mama yang sudah selesai memasak di dapur, keluar ke ruang keluarga untuk memastikan anak-anak baik baik saja tidak rewel bersama Farid, namun yang dilihat oleh mama adalah keadaan dimana semua tertidur, dan Farid seperti ayah dari anak-anak itu yang menemani mereka.
"MasyaAllah...moment yang langka" ucap mama lirih sambil mengambil ponselnya disaku gamisnya, dan memotret Farid dan anak-anak kemudian mengirimkan ke Astrid.
Sedangkan yang lagi berbelanja, Astrid dan Srina yang kebetulan yang sudah selesai berbelanja, dan lagi berjalan menuju mobil Astrid diparkiran, tiba-tiba ponsel Astrid berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, kemudian Astrid melihat ponselnya dan membuka pesan yang masuk, ada foto dan video yang dikirim oleh mamanya.
"MasyaAllah benar-benar sudah seperti HOT DADDY sungguhan hahahaha" ucap Astrid sambil tertawa sedangkan Arina dibuat bingung dengan perkataan Astrid.
"Ada apa As?siapa yang chat kamu?"tanya Arina ke Astrid, dan tanpa babibu lagi Sstrid langsung memperliatkan ponselnya ke Arina untuk melihat foto dan video yang dikirim mama.
"MasyaAllah....kak Farid???"
Kisah masa lalu Yudha pilu juga
Sekarang kamu yg harus mantapkan hati Rin, gk usah ngasih pilihan ke Yudha
belum tentu juga Yudha nya mau sama Astrid.
mau nya Yudha cuma kamu Rin, kalo kamu tolak pasti Yudha akan mundur dan gk akan pilih Astrid.