Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Sambutan Jack
Damian, Celine dan Mateo akhirnya berangkat menuju ke San Fransisco, temat dimana kakak Celine menetap bersama istrinya. Celine tidak mengatakan apapun lagi, dia menatap ke langit mendung yang bergelayut seakan ikut merasai apa yang sedang Celine rasakan saat ini.
Celine menunduk menatap kedua tangannya. Darah seorang psik*pat begitu kental mengalir dalam dirinya. Awalnya Celine tumbuh seperti gadis pada umumnya, tapi saat pertama kali melihat kakaknya menghabisi musuh, ada perasaan puas dan rasa penasaran dalam dirinya.
Celine merasa seperti ada moster mengerikan yang bersemayam di dalam dirinya. Hal itulah yang membuat Celine pada akhirnya membatasi dirinya untuk dekat dengan seorang pria. Celine takut mereka akan mengetahui sisi gelap dirinya yang tanpa sadar sering muncul jika diprovokasi.
Damian mengamati Celine dari kursinya. Dia duduk di samping Mateo, karena Celine mengatakan ingin duduk sendirian dan Damian pun hanya bisa mengiyakan. Meski sebenarnya dia sangat penasaran ada apa dengan Celine sebenarnya.
"Kekasihmu itu tampak mengerikan dan aneh," ujar Mateo setengah berbisik di dekat Damian. Dia khawatir gadis cantik yang sedang termenung itu mendengar ucapannya.
Damian menoleh dan menatap tajam sepupu, sekaligus orang kepercayaannya itu.
"Apa maksud ucapanmu?" tanya Damian.
"Kau lihat pria tawanan kita tadi, saat aku berpapasan ketika dia di seret, aku melihat wajahnya seperti menahan rasa sakit yang teramat parah. Sebenarnya apa yang Celine lakukan pada pria itu?"
Damian sesaat menoleh menatap Celine, "Aku juga tidak tahu. Dia memberi pria itu seperti sebutir permen atau entah apa namanya dan setelah itu, pria itu terus mengerang kesakitan."
"Aku jadi takut untuk memprovokasinya."
"Aku tidak bisa bayangkan jika dia tadi melihat Zenya di ruangan lain." Damian diam dan tak menyahuti ucapan Mateo lagi.
Dia jadi berpikir mengenai Celine. Sebenarnya siapa gadis itu dan dari mana asalnya?
Setibanya di San Fransisco, Angin besar menyambut kedatangan mereka bertiga. Celine tampak menghubungi seseorang sambil berjalan mendahului Damian dan Mateo. Celine berdiri tepat di samping mobil Bentley continental GT. Seorang pria paruh baya keluar dari mobil itu dan menunduk hormat pada Celine. Pria itu membukakan pintu. Celine masuk. Namun, Damian dan Mateo masih mematung. Sebenarnya siapa Celine? Itulah yang saat ini ada di pikiran kedua pria dewasa itu.
Celine mengernyit, dia melonggokkan kepalanya dan menatap Damian.
"Kalian jadi ikut atau hanya mengantarku sampai di sini?" tanya Celine.
Damian langsung tersadar dari lamunannya dan menyusul Celine. Sementara Mateo, dia ikut membuka pintu depan dan duduk dengan wajah yang masih setengah terpukau."
"Apa kabar, paman Steven?"
"Sangat baik, Nona muda, Sudah lama sekali anda tidak datang berkunjung," jawab supir pribadi jack. Mobil mulai melaju meninggalkan area bandara.
"Kau tahu bagaimana mommyku, kan?"
"Saya yakin itu karena Nyonya sangat menyayangi anda."
"Paman benar." Celine lalu terdiam dan menatap ke luar kaca jendela. Damian dan Mateo hanya mendengarkan Celine dan supir itu tanpa berniat mengganggu.
Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke rumah kakaknya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Damian dan Mateo menatap bangunan luas dan megah itu dengan tatapan takjub dan terpana.
Paman Steven membukakan pintu untuk tamu-tamunya. Pria paruh baya itu menunduk hormat pada Damian dan juga Mateo.
Celine langsung menggenggam tangan Damian dan menariknya. Celine memasang senyuman di wajahnya. Mateo bergidik ngeri melihat senyuman Celine itu. Bagaimana bisa dia tersenyum seperti itu, padahal tadi sepanjang perjalanan dalam pesawat Celine selalu murung.
Celine mendorong pintu besar kediaman Jackson kakak keduanya. jack yang sudah mendapat informasi akan kedatangan Celine dan Damian sudah berdiri di balik pintu untuk menyambut adik perempuan satu-satunya itu.
"Hai, Kak." Celine langsung berlari memeluk kakaknya, Damian dan Mateo saling melempar tatapan. Saat pelukan Celine terlepas. Jack menatap Damian dan Mateo dengan tajam.
"Jadi, siapa diantara kalian yang menyekap adik kesayanganku?" tanya Jack. Mateo menelan salivanya kasar saat tiba-tiba kakak Celine menodongkan sebuah pedang ke wajah mereka.
...****************...